Mohon tunggu...
bu anni
bu anni Mohon Tunggu... profesional -

Semua artikel saya di Kompasiana dan tulisan saya lainnya, saya simpan di http://dengarlahnuranimu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapankah Terakhir Kali Engkau Menerima Surat Cinta?

9 Mei 2013   06:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:52 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alangkah indahnya persahabatan di masa itu. Begitu tulus dan murni, penuh kesantunan.  Bahkan kesantunan inipun tetap terjaga dalam bahasa tulisan.

Lalu buat kekasih ? nah ini dia yang paling spesial. Pilihan warna kertasnya tentu berbeda dengan surat biasa. Harus berwarna lembut dan berkesan romantis. Bisa berwarna merah muda, biru muda, oranye muda, hijau muda, merah hati, apa saja yang penting berwarna lembut. Abu-abu lembutpun boleh, asal motifnya berwarna terang, misalnya bunga mawar dan hati berwarna pink cerah., boleh saja. Asal jangan berwarna hitam dan merah, karena itu tanda putus dan marah, he he ... Motifnya pun harus spesial. Kan suratnyapun ditujukan bagi orang yang spesial di hati kita. Motifnya bisa hati, bisa rangkaian bunga cantik, lukisan Putri dan Pangeran yang sedang memadu kasih, dan ada juga kertas surat yang bermotifkan kata-kata romatis seperti, " I Love You forever " , " I miss you " , " Be My Valentine ", dsb

Untuk kekasih, tentu pembukaan suratnyapun bernada romantis. " Kepada kekasihku yang selalu kurindukan ". Atau, " Kepada Yang Tersayang Kekasih Hatiku ". Kemudian berjuta kerinduan, selaksa rasa kangen mengalir dan terus mengalir dari hati melalui goresan tinta bolpoin ke atas secarik kertas yang indah. Kalimat-kalimat yang menggambarkan berbunga-bunganya hati, melukiskan dalamnya rasa cinta kepadanya, menggambarkan kerinduan yang sangat untuk segera bertemu.  Ditutup dengan kalimat indah, " Rinduku selalu bersamamu ", atau, "Semoga kita dipersatukan dalam mahligai rumah tangga yang bahagia" , dst , yang serba indah , romantis, namun tetap santun.

Begitulah pada lalu, orang-orang mengekpresikan rasa cintanya kepada yang terkasih dengan penuh kelembutan, keindahan, dan romantisme yang lugu. Dulu rasanya tidak ada orang yang mengekspesikan kerinduan kepada kekasihnya dengan ekspresi, " muaacch, muaacch, muaachh 1000x ". Kayaknya nggak ada deh. Beda dengan zaman sekarang. Waduh, nggak muda nggak tua,  ekspresi ciuman diumbar dimana-mana, dilengkapi dengan emoticon yang mendukung. Ciuman gratis bertebaran tanpa memandang status, apakah sudah berpasangan secara resmi ataukah belum. Seandainya anak-anak muda zaman sekarang dapat menjalin kasih sayang dengan tetap menjaga akhlak yang baik, tidak melibatkan nafsu birahi, tentu tak perlu terdengar kabar, sekian puluh persen remaja putri Indonesia sudah dalam kondisi tak perawan lagi. Sungguh memprihatinkan.

Sertakan parfum, dan kecupan manis untuk sang Kekasih Menulis surat kepada Kekasih memang mengasyikkan.  Kadang sampai lupa waktu, karena kita terhanyut dalam genangan kerinduan dan keindahannya. Kala itu, sepucuk surat cinta dapat berarti segalanya. Sebagai pengganti ketidakhadirannya di sisi kita, sebagai bukti dalamnya rasa cinta, dan sebagai curahan kasih sayang.Oleh karenanya sudah lazim pada masa itu, para pecinta memilih tinta dengan warna -warna yang dianggap dapat mewakili perasaan kita. Kalau tidak salah, tinta berwarna merah berarti marah atau cemburu. Tinta hijau menunjukkan kita menerima cintanya, tinta hitam dan biru tanda cinta yang tulus, dsb. Entah benar atau tidak jika warna-warna itu memang memiliki makna tersendiri, dan entah siapa juga yang memulai ide itu, tak ada yang tahu. Yang jelas, remaja di saat itu banyak yang mengikuti trend tersebut.  Lucu juga kalau diingat-ingat.

Lalu ini yang paling fantastis : saking cintanya kepada si dia, para kekasih sering menyemprotkan parfum ke atas kertas surat cintanya. Sehingga ketika surat itu dibuka dan dibaca oleh kekasih, yang pertama tercium adalah aroma harum yang menghambur, aroma parfum yang biasa dipakai si dia, yang membuat hati semakin dicekam kerinduan yang mendalam.


Oh iya, ada juga yang tak lupa disertakan, yaitu kecupan manis di atas kertas surat cinta, sebagai pengganti ciuman kita untuk si dia. Cukup satu kecupan ringan, nggak usah pakai  napsu, toh si dia juga nggak akan tahu dan nggak mungkin merasakan ^___^

Nah, selesai sudah surat cinta kita. Lipat dengan manis. Eh tunggu, cara melipat suratpun ada maknanya lho, tapi tak akan saya tulisakan sekarang, bisa kepanjangan soalnya. Lalu masukkan ke dalam amplop yang serasi. Direkat, tempelkan perangko,dan cepat kirimkan. Jangan lupa berdoa agar surat tersebut tidak salah alamat. Jangan sampai alamat yang tertera justru alamat kekasih yang kedua, ha ha ...

Menulis surat adalah menyertakan sentuhan pribadi

Ada yang tak tergantikan oleh SMS, BBM, chatting atau Email, yakni sentuhan pribadi, sentuhan kehangatan hubungan antar manusia. Selalu saja ada yang hilang manakala sesuatu yang bersifat instant menggantikan hal-hal yang bersifat manual yang melibatkan kedalaman emosi.

Ketika kita merima surat cinta yang rasanya begitu lama kita nantikan, maka perasaan hangat yang indah akan mengaliri hati kita, merayapi relung jiwa kita, dan menjalari segenap indera kita dengan sentuhan keindahan yang tak trgambarkan. Dari awal hingga salam akhir, membuat dunia ini dan segalanya menjadi begitu indah dan penuh warna. Sayang sekali, romantika menulis surat sudah harus ditinggalkan. Keasyikan merangkai kata yang sangat bermanfaat bagi kehalusan budi pekerti harus dilupakan. Kini semuanya telah tergantikan dengan SMS : pesan yang sangat pendek saja. Sayang sekali. Nah teman-teman, masihkan engkau ingat kapankah terakhir kali engkau menulis dan menerima surat cinta ? dan masihkan teman-teman menyimpan surat cinta itu ? ayo baca sekali lagi, dan rasakan keindahannya yang tak lekang oleh waktu ...

Salam sayang,

Anni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun