Mohon tunggu...
Puji Kamilah
Puji Kamilah Mohon Tunggu... -

Puji Siti Milatul Kamilah seorang mahasiswi Semeter V di Universitas Galuh Ciamis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan Sunda Menginjakkan Kaki di Pulau Sulawesi Selatan Seorang Diri (Part 1)

26 Desember 2014   19:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengisi kaleideskop tahun 2014 saya akan berbagi pengalaman perjalanan saya yang tidak akan saya lupakan selama hidup saya dan akan selalu saya simpan rapat-rapat di memori otak saya. Pada saat itu tepat tanggal 21 juni 2014 saya diharuskan berangkat ke Kota Makassar mewakili Universitas saya tepatnya Universitas Galuh Ciamis untuk menghadiri Dialog dan Kongres Fokkermapi (Forum Komunikasi dan Kerja sama Mahasiswa Ilmu Pemerintah se-Indonesia) pada tanggal 22 – 24 Juni 2014. Dua hari sebelum pemberangkatan saya pun baru mendapatkan email undangan kongres tersebut dan Alhamdulillah respon positif dari pihak Universitas dan Fakultas saya dapatkan dan langsung mendapatkan acc dari Pembantu Rektor III. Tak pernah terpikir memang kota Makassar yang entah dimana letak geografisnya dan sejauh mana kota itu dari tempat saya tinggal, tetapi dengan tekad dan niat ingin berpartisipasi sebagai mahasiswi Ilmu Pemerintahan dan menjaga nama baik Universitas saya maka saya pun memberanikan diri seorang diri untuk berangkat meskipun pada awalnya saya masih ragu karena saya belum pernah melakukan perjalanan jauh sampai keluar pulau jawa seorang diri pula. Tapi dengan tekad tersebut dan percaya Alloh Swt selalu ada untuk saya dan ditambah doa kedua orang tua yang membolehkan tentu itu menjadi modal saya untuk melaksanakan tugas kampus tersebut. Setelah izin sudah didapatkan, maka saya pun memikirkan bagaimana caranya booking tiket pesawat tujuan Makassar, dan pada saat itu saya dibantu teman baik saya Mia Tresna Handayani dan Nurhasanah untuk mencari tiket pesawat mereka pun berusaha mencari jasa penjualan tiket di sekitar Kota Ciamis dengan perjuangannya mereka mencari biaya pesawat yang terhitung murah tapi dengan kualitas maskapai yang baik, tetapi karena kami bertiga belum pernah punya pengalaman yang berhubungan dengan yang namanya alat transfortasi pesawat terbang, jadi kami bingung langkah awal kami harus seperti apa, maka mereka mencoba mencari booking tiket di Minimarket tepat di depan kampus, karena mereka tahu ada pamplet minimarket tersebut menyediakan jasa pembayaran tiket pesawat. Setelah mereka bertanya-tanya kepada pegawai minimarket ternyata hanya menyediakan pelayanan satu maskapai saja dan itu jadwalnya sudah memasuki tanggal kongres. Mereka berdua pun keliling-keliling mendatangai beberapa minimarket dengan hasil yang Nihil. Hujan pun turun tapi tiket pesawat belum ditangan, entahlah perasaan pada saat itu tidak bisa digambarkan. Disisi lain saya agak putus asa dan disisi lain saya tidak mau mengecewakan amanat Universitas. Dengan berbagai usaha sahabat saya yang rela sampai tidak menghiraukan hujan mencari tempat jasa penjualan tiket pesawat dan akhirnya mendapatkan tempat jasa booking tiket pesawat tanpa pikir panjang rekan saya langsung membookingkan tiket untuk saya berangkat. Disamping itu saya sendiri mengurus administrasi persyaratan yang harus dibawa ke kongres tersebut. Entah harus bagaimana saya membalas budi teman saya itu tanpa mereka mungkin saya pun tidak bisa berangkat.

Setelah tiket pesawat sudah ada ditangan, tiba dirumah saya berkali-kali membaca isi tiket itu dalam benak saya terpikir “Apa bisa saya seorang perempuan berangkat ke Makassar seorang diri? Apa benar tiket pesawat ini diperuntukan untuk saya?” saya pun mulai mematangkan rencana yang sudah disusun, karena yang saya tahu berdasarkan berita media massa kota Makassar itu karakter orangnya keras dan kasar, dan itu yang menjadi pertimbangan saya. Entahlah karena tekad saya sudah kuat saya pun tidak menghiraukan hal-hal buruk tentang kota Makassar. Tanggal 21 Juni 2014 pun datang tepat jadwal pemberangkatan saya dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Hasanuddin dan saya mendapat jadwal cek in pukul 22.30 WIB dan take off pukul 23.30 WIB. Pada hari dimana saya harus berangkat ke Bandara itupun persyaratan administrasi saya belum selesai dan masih ada yang harus ditanda tangani oleh Dekan Fakultas, dan ada beberapa hal yang harus saya selesaikan pada waktu itu keterlambatan persyaratan administrasi menghambat saya untuk melakukan perjalanan dari kota Ciamis ke Bandara (Tangerang). Karena jarak antara kota saya ke bandara cukup jauh kira-kira bisa ditempuh 10 jam perjalanan, pada saat itu akhirnya saya berangkat dari Kota Ciamis pukul 14.00 WIB diantarkan Ayah dan kakak saya. Di perjalanan saya tak henti-hentinya mendapatkan pesan singkat dari Mamah, Adit dan A gema dan teman lainnya yang selalu memberikan pesan dan doa untuk saya untuk selalu berhati-hati dan berdoa, karena mereka tahu bagaimana resikonya seorang perempuan berpergian jauh dan menuju Kota yang jauh pula.

Diperjalanan pun saya sudah khawatir karena waktu menujukan pukul 21.45 tapi belum sampai ke Bandara, ayah saya yang pada saat itu mengendarai kendaraan pun mempercepat laju kendaraan. Tepat pukul 22.15 WIB saya sampai di Bandara Soetta, saya menikmati sekali suasana sibuk di Bandara dari berbagai suku hilir mudik kesana kemari dengan berbagai urusan mereka ada di Bandara, lain halnya di pintu penjemputan senyuman penumpang yang baru mendarat dandi sambut sanak keluarganya seketika kebahagiaan mereka bisa saya rasakan. Setelah waktu menunjukan pukul 22.30 WIB saya melakukan cek in diantarkan ayah. Sambil menunggu waktu take off saya mengobrol hangat dengan ayah dan kakak saya rasa senang dan haru pada saat itu sangat terasa, ayah saya sangat mengkhawatirkan keberangkatan saya sampai hampir mau mengeluarkan air mata tapi saya berusaha untuk tidak menujukan rasa sedih saya dan menunjukan rasa optimis saya kepada beliau. Waktu boarding pass pun datang, saya hanya bisa diantarkan ayah dan kakak sampai pintu pemberangkatan. Terpikir dalam benak saya ‘inilah saatnya saya mempertanggung jawabkan tugas kampus dan diri saya seorang diri’. Saya pun mengikuti prosedur seperti melakukan pengecekan tiket dan identitas diri, saya pun duduk di ruang tunggu pesawat dengan kebetulan ada 3 orang mahasiswa memakai pakaian PDH PMII( Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) tanpa ragu saya menyapa mereka menanyakan tujuannya kemana, ternyata setelah berbincang tujuan mereka pun sama ke Kota Makassar. Dan karena saya pun bagian dari organisasi PMII Cab. Ciamis dengan senang hati saya merasa mendapatkan pertolongan dari Alloh SWT dengan keberadaan mereka saya tidak merasa sendiri. Semua penumpang pun memasuki pesawat pada saat itu pukul 23.30 WIB saya mencari sendiri tempat duduk saya dan kebetulan mendapat tempat tepat dekat jendela. Setelah waktu take off, terdengar pengumuman dari seorang petugas pesawat bahwa seluruh penumpang diharuskan keluar pesawat dikarenakan ada kesalahan teknis dan diharuskan diganti pesawat. Dalam benak saya terpikir kembali ‘Apakah ini tanda awal buruk dari perjalanan seorang diri saya?’.

Bersambuung……………………………… ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun