Pengalaman ketika sakit dan harus berlama-lama menunggu obat sungguh bikin hati tak nyaman, body tak enak dan khawatir tertular virus yang lagi trend saat ini. Berjubel di depan apotik rawat jalan, walau sudah diminta untuk tetap jaga jarak, tetap saja tidak senyaman dulu, masa sebelum pandemi.
Dulu kita bisa dengan leluasa ngobrol dengan pengantri obat yang lain. Dulu kita bisa leluasa duduk berjam-jam dengan situasi yang nyaman-nyaman saja walau resiko penularan penyakit juga tetap ada.
Namun dengan adanya pandemi cobid-19 kita semua diminta jaga jarak, selalu cuci tangan, pakai masker, hindari kerumunan dan kurangi mobilitas. Di rumah saja adalah solusi yang jitu untuk memasrikan tidak kontak dengan orang lain, apalagi penderita Covid-19.Â
Banyaknya penderita, tingginya angka  kematian, mudahnya  penularan, membuat kita harus selalu waspada dan tetap jaga protokol kesehatan dimanapun berada.
Keadaan yang demikian memaksa pelayanan kesehatan harus berinovasi bagaimana mereka memberikan pelayanan kesehatan dengan tetap jaga protokol kesehatan. Salah satu layanan kesehatan yang muncul di masa pandemi Covid-19 adalah layanan antar obat.
Pasien apotik rawat jalan biasanya akan menunggu pelayanan kesehatan hingga tuntas sampai obat dibawa pulang. Namun dengan resiko terpapar karena harus antri di sana-sini membuat rumah sakit berinovasi dalam peran sertanya memotong rangkaian penularan Covid-19. Rumah sakit menawarkan layanan antar obat sampai ke rumah.
Pasien tidak peelu lagi antri di depan apotik rawat jalan. Dia hanya perlu mengisi data kemana obat harus diantarkan. Bekerja sama dengan jasa layanan antar jemput, kegiatan pelayanan obat ini bisa direalisasikan.
Penulis merasakan sendiri betapa layanan ini sangat menguntungkan, memudahkan bagi pasien dan tidak membuat stress karena harus berjam-jam menunggu antrian obat disiapkan.Â
Ketika suami sakit dan harus kontrol di poli ., tidak perlu lagi mengantri depan loket. Begitu nyampai apotik, suami ditawari apakah obatnya akan ditunggu atau menggunakan jasa layanan antar dan obat akan dikirim ke rumah. Karena sudah cukup lelah mengantri layanan di sana-sini untuk pemeriksaan radiologi, menunggu antrian pelayanan pemeriksaan suami memutuskan obat untuk diantar saja.
Setelah mengisi form yang berisi nama dan almat kemana obat harus diantar. Suami pun pulangvdan menunggu obat di rumah. Benar saja sore itu  kedatangan jasa layanan antar. Ternyata obat yang tadi diresepkan dalambpelayanan apotik rawat jalan trlah sampai ke rumah dan gratis, tidak harus bayar jasa layanan antar tersebut.
Sempat bertanya-tanya juga kenapa tidak membayar jasa layanan antar tersebut?. Apakah memang sudah termasuk biaya yang dibayarkan dalam pengobatan di rumah sakit tadi? Karena pasien bpjs mungkin saja biaya sudah dibebankan pada biaya pelayanan yang diberikan.