Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sawalan

30 Mei 2020   22:45 Diperbarui: 30 Mei 2020   22:55 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat/goodnewsfromindonesia.id

Di daerah aku tinggal tidak mengenal bakda kupat atau sering juga disebut syawalan. Kalaupun banyak yang melaksanakan sunnah puasa 6 hari di bulan syawal, namun tidak ada perayaan khusus. Puasa selesai 6 hari ya sudah, tidak ada momen khusus sebagaimana tradisi di daerah pantai utara pulau Jawa.

Dari cerita teman yang orang Jepara, setelah puasa 6 hari, mereka masak-masak lagi dengan menu khas yaitu ketupat sehingga disebut bakda kupat. Dulu waktu masih bertetangga, biasanya dianterin hasil masakannya.

Walaupun tidak timggal di Jepara, tapi karena sudah kebiasaan di hari ke 7 Syawal ikut juga masak ketupat meramaikan bakda kupat. Sekarang tetangga tersebut sudah pindah ke Semarang.

Bakda kupat di banyak daerah dirayakan dengan besar-besaran misalnya dengan pawai membawa gunungan yang akan dibagikan ke masyarakat umum. Berjubel masyarakat menonton kegiatan tersebut.

Di saat pandemi Covid-19 ini dimana kita dilarang untuk berkumpul-kumpul, harus jaga jarak dan di rumah saja, alangkah bijak kiranya tidak dilaksanakan kegiatan tersebut. Jangan sampai muncul klaster baru penularan Covid-19 dari perayaan bakda kupat.

Puasa 6 hari di bulan Syawal memang disunnahkan. Mengiringi puasa Ramadhan pahalanya bagaikan kita berpuasa selama satu tahun penuh. 

Perhitungan itu dari setiap kebaikan yang dilipatgandakan 10 kali lipat. Puasa satu bulan ramadan menjadi 10 bulan dan 6 hari di bulan Syawal jadi 60 hari atau 2 bulan sehingga puasa ramadan yang diiringi dengan puasa 6 hari di  bulan Syawal maka seolah-olah kita puasa satu tahun penuh.

Untuk pelaksanaan puasa  Syawal itu sendiri  bisa langsung  satu hari setelah idul fitri selama 6 hari berturut-turut atau bisa diselang seling selama 6 hari di bulan Syawal. Untuk di tahun ini karena di rumah saja dan tidak banyak undangan silaturahmi ataupun reunian bisa dilaksanakan secara langsung selama 6 hari berurutan.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah sholat hari raya idul fitri, langsung dilanjutkan keliling ke rumah-rumah untuk silaturahmi. Besok harinya undangan reunian sudah menunggu, ada reuni dengan teman sekolah, sahabat terdekat, ataupun kantor.

Dalam kesempatan silaturahmi atau halal bilhalal tersebut, biasanya ada suguhan makan-makan, shingga kadang ada rasa tidak enak kalau berpuasa. Akhirnya melaksanakan puasanya menunggu acara-acara tersebut agak sela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun