Mohon tunggu...
Puja Rahmatika Lingga Putri
Puja Rahmatika Lingga Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bercerita tentang pengalaman hidup, dari hati ke hati. Selamat datang di ruang santai dan personal milikku.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Membatik dan Merawat Warisan: Sebuah Pengalaman Pribadi

17 Juni 2025   10:08 Diperbarui: 17 Juni 2025   10:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kain batik dengan warna salem yang telah selesai melalui proses pewarnaan dan dijemur." 

Puspa Pesona: Sepotong Cerita di Balik Batik Mega Mendung Salem

Batik bukan hanya soal kain bercorak. Ia adalah napas budaya, simbol kearifan, dan juga ruang untuk merayakan identitas. Saya menyadari hal itu justru bukan saat mengenakan batik di acara formal, melainkan ketika tangan saya sendiri mencap malam panas ke atas selembar kain putih panjang.

Beberapa waktu lalu, saya membuat karya batik, dan saya menamainya Puspa Pesona. Dalam karya ini, saya tidak menggunakan teknik batik tulis. Semua motif  menggunakan batik cap, lalu saya lanjutkan ke proses pewarnaan. Salah satu hal yang membuat saya tertarik adalah bagaimana motif dan warna bisa mencerminkan karakter pembuatnya. Karena itulah, saya memilih motif Mega Mendung, simbol mendung yang meneduhkan dan memadukannya dengan warna salem, warna yang lembut namun punya kekuatan emosional tersendiri.

Proses membatik cap
Proses membatik cap

Proses Membatik Cap
Proses Membatik Cap

Dari Cap ke Warna: Proses yang Penuh Rasa

Saya mulai dengan selembar kain putih sepanjang dua meter. Motif Mega Mendung saya cap secara hati-hati menggunakan alat cap tembaga. Bagi saya, ini bukan sekadar aktivitas teknis. Ada ketelitian yang harus dijaga: posisi cap, tekanan tangan, dan suhu malam (lilin batik) harus pas agar motif tidak rusak. 

Motif Mega Mendung sendiri punya filosofi yang dalam. Ia berasal dari Cirebon, menggambarkan awan yang bergulung-gulung bukan awan gelap yang menakutkan, melainkan awan yang membawa keteduhan. Saya merasa motif ini cocok dengan pesan yang ingin saya bawa: bahwa keindahan bisa lahir dari ketenangan, bukan dari kilau yang mencolok.

Setelah semua motif selesai dicap, saya masuk ke proses pewarnaan menggunakan teknik bak goyang. Teknik ini membuat warna meresap perlahan dan lembut ke seluruh kain.  Warna salem yang saya pilih menyebar dengan anggun, membalut motif Mega Mendung dengan kesan tenang dan feminin. Setelah diwarnai, kain dijemur di bawah sinar matahari. Proses ini penting, bukan hanya untuk mengeringkan, tapi juga untuk "mengunci" warna agar tahan lama.

"Kain batik dengan warna salem yang telah selesai melalui proses pewarnaan dan dijemur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun