Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Setelah Anies Diejek Mega, Kini Ganjar Disebut Tak Pernah Salat dan Berkurban

9 Februari 2021   08:47 Diperbarui: 9 Februari 2021   08:52 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jagad dunia pendidikan sempat digegerkan dengan temuan soal ujian kontroversial 'Anies diejek Mega' di SMPN 250 Cipete Utara Jakarta, periode Desember 2020 lalu. Belum lama berselang, kini giliran Ganjar yang mendapat serangan yang sama.

Parahnya lagi, kontroversi soal yang menyebut nama Ganjar terdapat dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kurikulum 2013 untuk kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. Buku yang ditulis oleh Ali Sodiqin itu merupakan buku pendamping teks pelajaran kurikulum 2013 revisi terbaru dan diterbitkan pada tahun 2020 oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. Anehnya, buku itu hanya diedarkan di Bekasi, tidak di Jawa Tengah.

Dalam buku tersebut, setidaknya ditemukan ada dua soal cukup kontroversial yang menggunakan nama Ganjar sebagai perumpamaannya. Di halaman 102 nomor soal 9 dituliskan, 'Walaupun mendapat rejeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur dengan menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha. Pak Ganjar ini termasuk orang yang?....a. Beruntung b. Beriman c. Rugi dan d. Sukses'.

Tak kalah ngeri lagi, ada pula soal yang menuliskan 'Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang?...a. Beruntung b. Beriman, c. Bangkrut dan d. Rugi.

Wow! Apakah ini disengaja sebagai upaya memperburuk citra seorang Ganjar Pranowo?

Penerbit bisa saja mengatakan bahwa Ganjar dalam buku itu bukanlah Ganjar Pranowo, melainkan Ganjar-Ganjar yang lain. Tapi ditelaah lebih dalam, sulit dibantah bahwa Ganjar yang dimaksud dalam dua soal itu adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Pertama, nama Ganjar tak lazim digunakan dalam penulisan soal-soal di buku pendidikan Indonesia. Sejak penulis sekolah hingga saat ini, penulis belum pernah menemukan nama Ganjar digunakan dalam soal atau digunakan untuk perumpamaan dalam buku ajar, kecuali di dua buku tersebut.

Biasanya, nama yang familiar dan sering muncul adalah Rohman, Budi, Doni, Ani dan sebagainya. Tak pernah penulis menemukan soal dengan perumpamaan nama Ganjar. Sebab, nama Ganjar memang tidak familiar di Indonesia, mengingat sedikit sekali orang yang memiliki nama itu.

Kedua, dari banyak soal yang menggunakan nama di buku tersebut, hanya nama Ganjar yang diawali dengan sebutan 'Pak'. Sementara nama lainnya, hanya disebutkan namanya saja, seperti Rohman, Budi dan lainnya, tanpa embel-embel tertentu.

Secara tidak langsung, penambahan sebutan 'Pak' lebih mengerucutkan bahwa Ganjar yang dimaksud adalah orang laki-laki dewasa, memiliki jabatan dan orang terhormat. Lalu, siapa Ganjar yang sudah dewasa, memiliki jabatan dan dihormati di negeri ini? Tak lain dan tak bukan orang pasti paham, ialah Ganjar Pranowo.

Jika benar analogi itu, maka ini merupakan hal yang sangat berbahaya. Secara sengaja, buku itu telah menanamkan stigma buruk seorang Ganjar Pranowo kepada anak-anak generasi muda di Indonesia. Dengan berkali-kali digunakan sebagai perumpamaan dan semuanya ditulis untuk menjatuhkan sosok Ganjar, bukan tidak mungkin anak-anak jadi membenci Ganjar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun