Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lockdown Akhir Pekan Jakarta vs Gerakan Jateng di Rumah Saja

4 Februari 2021   08:35 Diperbarui: 7 Februari 2021   01:27 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Bekasi berkerumun di jalanan saat akhir pekan. Dok detik.com

Pemprov DKI Jakarta tengah mengkaji usulan penutupan total atau lockdown di sejumlah daerah zona merah setiap weekend. Usulan itu dilontarkan Politisi PAN DPR Saleh Partanonan Daulay untuk menekan angka penyebaran kasus positif Covid-19.

Wagub DKI, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya akan mengkaji kemungkinan penerapan lockdown akhir pekan tersebut. Menurutnya, gagasan itu sangat baik dan telah dilakukan di negara lain termasuk Turki.

Saat DKI Jakarta tengah mengkaji usulan lockdown akhir pekan, Pemprov Jawa Tengah sudah mengambil start lebih dulu. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sudah membuat program sejenis, bernama Gerakan Jateng di Rumah Saja.

Gerakan Jateng di Rumah Saja itu akan digelar akhir pekan ini, tepatnya pada 6-7 Februari mendatang. Melalui Surat Edaran (SE) nomor 443.5/0001933 tentang peningkatan kedisiplinan dan pengetatan protokol kesehatan pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap II di Jawa Tengah itu, Ganjar meminta seluruh masyarakat tetap di rumah dan tidak bepergian.

Kecuali, mereka yang bergerak di sektor esensial dikecualikan dalam kebijakan itu. Diantaranya sektor kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik dan kebutuhan pokok masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional.


Sejumlah daerah diminta melakukan penutupan sejumlah tempat publik, dengan kearifan lokal dan mengedepankan kondisi masing-masing. Diantaranya jalan, toko, mall, pasar, destinasi wisata dan pusat rekreasi, pembatasan hajatan dan pernikahan serta kegiatan lain yang memunculkan potensi kerumunan seperti pendidikan, event dan lain-lain. 

Selain itu, pada hari yang sama akan digelar operasi Yustisi secara serentak di seluruh Kabupaten/Kota di Jateng oleh Satpol PP, TNI/Polri dan instansi terkait.

Melalui gerakan itu, Ganjar mengajak seluruh masyarakat Jateng untuk tetap di rumah selama dua hari. Dengan begitu, ia berharap kerumunan dapat dikurangi dan angka positif Covid-19 di Jateng bisa ditekan.

Dukungan Nakes mengalir

Rencana pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada 6-7 Februari mendatang mendapat dukungan dari tenaga kesehatan. Mereka menilai, langkah ini merupakan terobosan bagus untuk penanganan di sektor hulu.

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Edi Wuryanto menegaskan pihaknya sangat setuju dan mendukung gerakan Jateng di Rumah Saja yang dicanangkan Ganjar. Menurutnya, langkah itu penting sebagai upaya merubah perilaku masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan khususnya di sektor hulu.

Edi menjelaskan, penanganan pandemi di Indonesia selama ini fokus pada sektor hilir, yakni penanganan kesehatan. Padahal, hilir tidak akan selesai kalau hulu tidak diperbaiki.

Menurut Edi yang juga Anggota Komisi IX DPR RI ini, perilaku masyarakat saat ini masih abai terhadap protokol kesehatan. Masih banyak masyarakat yang keluar rumah untuk kegiatan yang tidak perlu atau prioritas, seperti nongkrong, ngopi di cafe, rekreasi dan sebagainya.

Gerakan Jateng di Rumah Saja lanjut Edi merupakan terobosan Ganjar untuk merespon hal tersebut. Dengan mengajak masyarakat tetap di rumah saja selama dua hari, dan sejumlah sektor yang biasanya menimbulkan kerumunan ditutup, maka physical distancing dapat benar-benar dilakukan.

Menurutnya, apa yang dilakukan Ganjar adalah upaya untuk mengurangi kerumunan sehingga penyebaran Covid-19 bisa menurun. Dan itu menurutnya Iangkah positif. Ketika tidak banyak kerumunan, maka pasti akan efektif untuk menurunkan angka kasus positif Covid-19.

Hal senada disampaikan Ketua IDI Cabang Kota Semarang, Dr Elang Sumambar. Dirinya mengatakan sangat setuju dengan Gerakan Jateng di Rumah Saja selama dua hari, karena menilai langkah itu penting diambil sebagai upaya untuk menekan angka kesakitan yang terus meninggi.

Elang berharap masyarakat Jateng mendukung program tersebut dan dengan sadar melaksanakannya. Selain untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, gerakan itu penting sebagai bentuk membantu tenaga kesehatan melawan pandemi. 

Dirinya mencontohkan, sampai saat ini sudah banyak teman-teman sejawatnya yang gugur selama menghadapi pandemi ini, masyarakat juga sudah banyak yang meninggal. Artinya, gerakan ini layak dicoba sebagai dukungan pada nakes sekaligus memberikan penghormatan pada mereka yang telah gugur.

Meski hanya dua hari, namun Elang menilai gerakan itu dipastikan dapat memberikan dampak positif. Ia menjelaskan, kebiasaan masyarakat berlibur saat akhir pekan, membuat mobilitas di luar rumah sangat tinggi. Sabtu-Minggu menurutnya waktu dimana banyak orang keluar rumah. Seperti terkompensasi, sehingga kadang kontrolnya lepas. 

Banyak yang pergi wisata, nongkrong dan lainnya karena itu sudah budaya. Meskipun ini hanya dua hari, tapi kalau bisa dilakukan pasti bisa berdampak bagus untuk mengurangi mobilitas masyarakat yang tinggi.

Plus Minus Lockdown Jakarta dan Gerakan Jateng di Rumah Saja

Tindakan Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Tengah patut diapresiasi. Mengingat, sejumlah kebijakan yang diambil dalam rangka menekan angka penyebaran kasus positif Covid-19 masih belum nendang. 

Apalagi, Presiden Joko Widodo dengan tegas menyebut bahwa pelaksanaan PPKM Jawa-Bali yang diharapkan dapat berdampak positif, namun memble dan tidak efektif.

Namun jika Pemprov DKI Jakarta benar-benar menerapkan lockdown akhir pekan, tentu itu bukan persoalan gampang. Sesuai istilahnya, lockdown berarti mengunci daerah dan melarang masyarakat untuk beraktifitas di luar rumah. Seluruh sektor diberhentikan, baik sektor industri, pendidikan, perkantoran, transportasi, jasa dan lainnya.

Akan banyak persoalan yang muncul dengan kebijakan itu, apabila lockdown diterapkan. Pemprov DKI Jakarta harus menyiapkan banyak hal termasuk dukungan logistik dan bantuan lain apabila ingin menerapkan kebijakan itu.

Berbeda dengan Gerakan Jateng di Rumah Saja yang lebih fleksibel dalam penerapannya. Sejumlah fasilitas publik seperti pasar, mall, sekolah, destinasi wisata dan lainnya memang ditutup, namun masih memberikan izin operasi pada fasilitas-fasilitas penting seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik dan kebutuhan pokok masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional tetap diperbolehkan beroperasi dengan pengetatan protokol kesehatan.

Sehingga, Gerakan Jateng di Rumah Saja tidak seperti lockdown yang rencananya diterapkan di Jakarta. Namun tujuannya sama, yakni membatasi bahkan mengurangi kerumunan masyarakat yang selalu terjadi di akhir pekan.

Meski memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, entah itu lockdown akhir pekan di Jakarta atau gerakan Jateng di Rumah Saja patut diapresiasi. Keduanya merupakan langkah bagus untuk menekan tingkat kesakitan akibat Covid-19 yang terus meninggi.

Sudah satu tahun negeri ini dilanda pandemi. Bukannya membaik, namun kondisinya terus memburuk. Dibutuhkan strategi dan terobosan baru agar pandemi cepat berlalu. 

Dan yang paling penting, dukungan dari masyarakat. Sebab sebagus apapun kebijakan yang diambil, kalau tak mendapat dukungan masyarakat pasti akan sia-sia.

Akan banyak masyarakat yang menjadi korban dari kebijakan-kebijakan itu. Namun jika kita mau berkorban sebentar demi masa depan yang lebih baik, kenapa tidak?. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun