Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jordan, Ganjar, dan Merapi

20 Januari 2021   08:31 Diperbarui: 20 Januari 2021   08:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Jagong Bayen saat mengunjungi pengungsi gunung Merapi di Balerante Klaten. Dok jpnn.com

'Jagong Bayen' yang dilakukan Ganjar menjawab semua itu. Ia adalah simbol, yang bisa digunakan untuk membaca siapa sosok Ganjar sebenarnya. Simbol-simbol itu saling berkaitan, tentang kerja ikhlas untuk melayani.

Sayang, akhir-akhir ini simbol-simbol itu telah bias makna. Kebencian-kebencian politik membuat nilai-nilai luhur itu bermakna ganda. Masih ingat tentang bagaimana sosok Mensos Risma yang blusukan di Jakarta untuk membantu para gelandangan? Masyarakat menilainya pencitraan. Padahal, niat tulus untuk bekerja membantu masyarakat adalah tujuan Risma.

Atau yang terbaru, bagaimana saat Presiden Jokowi menerjang banjir di Kalimantan Selatan untuk melihat secara langsung kondisi di sana, lagi-lagi banyak orang menafsirkan itu hanya pencitraan. Padahal sejarahnya, sejak menjadi Wali Kota, baik Risma atau Jokowi sudah terbiasa melakukan hal itu.

Penulis kemudian membayangkan, bagaimana nanti kalau Ganjar jadi presiden? Ia yang terbiasa blusukan, turun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan masalah masyarakatnya, tentu akan mendapat cap yang sama seperti yang dialami Jokowi dan Risma.

Terkadang, kasihan juga dengan masyarakat Indonesia yang selalu nyinyir dengan kebaikan-kebaikan para pemimpinnya. Ibarat pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga. Seperti kata Jack Ma, orang hanya fokus mencari satu saja kesalahan, daripada memikirkan 1000 kebaikan.

Jordan, Ganjar dan Merapi hanya sebuah kisah kecil untuk menggambarkan kondisi bangsa ini. Bahwa kebahagiaan itu sederhana, tapi selalu dibuat sulit adanya. Semoga para pemimpin kita tetap melayani dengan sepenuh hati, tanpa memikirkan nyinyiran barisan orang-orang sakit hati. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun