Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Stages of Grief yang Perlu Kamu Ketahui Ketika Merasakan Kehilangan

29 Mei 2021   05:34 Diperbarui: 29 Mei 2021   05:49 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, denial atau penyangkalan

Tahap ini adalah reaksi yang begitu normal. Kalau melihat dari pengertiannya sendiri, denial atau penyangkalan ini bisa membantu seseorang yang tengah bersedih untuk mengurangi rasa sakit yang tengah ia alami. Kalau apa yang terjadi padaku, aku selalu terpikir "Ini pasti gak nyata" atau "Kok bisa ini terjadi padaku?" dan lain-lain. Ketika aku perlahan keluar dari fase ini, aku merasakan emosi-emosi yang semula terkubur dalam diriku perlahan muncur. Memang sulit, tetapi ini adalah bentuk perjalanan kedukaan yang memang akan dialami oleh siapapun termasuk salah satunya aku. 

Kedua, anger atau marah.

Aku masih ingat sekali ketika aku berada di tahap ini, aku sendiri marah pada diriku sendiri. Kok bisa begitu ceroboh mengirimkan uang dengan nominal yang cukup banyak dengan begitu ringan tanpa melakukan double crosscheck terlebih dahulu. Dan memang, saat itu aku hanya terpikirkan bahwa meluapkan amarah yang aku rasakan adalah yang paling benar. Aku mengurung diri di kamar dengan terus kepikiran. Terkadang ada pergolakan perasaan yang aku alami.

 Di sisi lain aku mengetahui bahwa temanku tidak patut untuk disalahkan namun terkadang karena perasaan yang begitu intens aku sempat dihadapkan dengan keadaan yang susah sekali untuk dapat berpikir rasional. Dan ketika kemarahan yang aku rasakan ini perlahan memudar, aku kembali dapat berpikir rasional terkait dengan apa yang sebenarnya telah terjadi serta sadar bahwa emosi-emosi yang sebelumnya harusnya muncul menjadi tersingkir sebab rasa marah yang aku rasakan.

Ketiga, bargaining atau penawaran. 

Ketika berada di tahap kesedihan ini, yang akan muncul dalam pikiran adalah pengandaian. Seperti halnya, "Ah, seandainya aku kemaren nanya dulu sebelum ngirim uang," seandainya begini dan seandainya begitu. Aku larut dalam pemikiran seperti itu. Kehilangan dan putus asa memang dua perasaan yang kerap berdampingan dalam tahap kesedihan. 

Ketika tengah berduka, yang biasanya akan dilakukan oleh seseorang untuk meringankan kedukaannya memang salah satunya adalah melakukan penawaran. Bahkan dalam beberapa kasus, banyak juga orang yang melakukan tawar-menawar dengan Tuhan pada tahap ini agar mendapatkan kekuatan dari kedukaan dan rasa sakit. 

Empat, depression atau depresi. 

Jujur saja ini juga aku alami. Sebab, uang yang aku kirimkan dan hilang itu seharusnya merupakan uang untuk membayar kos serta biaya hidupku selama di Malang. Aku seolah dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya dimana perlu bekerja dua kali lebih keras pada akhirnya untuk mengembalikan apa yang tengah aku hilangkan. Aku masih tetap saja tak kuasa untuk meminta kepada orang tua walaupun aku sudah bercerita mengenai apa yang aku alami tadi. 

Yang aku ketahui mengenai dua jenis depresi yang berhubungan dengan kedukaan ini adalah reaksi praktis dan jenis yang bersifat lebih pribadi. Kalau reaksi pribadi, ia muncul terhadap kehilangan yang terjadi. Seperti halnya perasaan khawatir dengan kondisi finansial yang harus kamu hadapi atau kecemasan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun