Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenai Instan Famous, Alasan Mengapa Cepat Terkenal Tapi Mudah Dilupakan

23 November 2020   23:48 Diperbarui: 24 November 2020   00:07 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa makanan yang tidak sehat selalu enak?"

Aku yakin, kamu semua pasti pernah mempertanyakan ini. Lagi makan camilan, gorengan atau jajan pinggir jalan, dan langsung aja gitu kepikiran.
"Duh, makanan ini enak banget sih, bisa banget gak sih aku makan makanan ini aja tiap hari,"
Tapi aku sendiri tahu kalau makanan serta minuman yang aku makan itu ngga sehat untuk dikonsumsi secara terus menerus secara rutin. Terus, ya balik lagi aku berpikir bahwa tidak sedikit makanan atau minuman yang seperti itu. 

Rasanya enak, bisa dibeli dimana aja, tapi kalau dibeli terus-menerus bisa membuat pencernaan engga engga lancar, terkadang juga sampai membuat berat badan naik tidak karuan. Mulai dari mie instan, chiki-chikian, minuman bersoda, boba, es kepal milo, sampai bakwan goreng abang-abang benar-benar terasa enak hanya saja engga sehat. Pernah engga sih kamu kepikiran seperti tadi?


Kenapa makanan-makanan yang tidak sehat itu selalu enak?
Nah, sebelumnya aku ingin mengajak kamu untuk mengelompokkan terlebih dahulu tipe-tipe makanan tadi, dari mulai yang gak enak tapi sehat, enak tapi gak sehat, enak dan sehat serta gak enak dan gak sehat. Sekarang coba kita berikan contoh masing-masing ini,


Pertama, makanan yang gak enak tapi sehat. Sebut saja seperti jamur-jamuran yang belum diolah atau lainnya. Kedua, yang enak tapi gak sehat, sebut aja mie instan, chiki-chikian, atau jajanan pinggir jalan. Ketiga, yang enak tapi sehat, sebut aja gado-gado, salad buah, atau sop ayam. Dan yang terakhir, adalah makanan yang gak enak juga gak sehat. Ini sebenarnya jarang ditemui sih, sebut aja kamu lagi bikin bakwan goreng tapi gagal, atau makanan buatan pasangan yang meskipun rasanya keasinan atau terlalu hambar tetap aja dipaksain makan dari pada kena marah ya kan? Hehe. 

Sebenarnya, memang jarang banget sih ada makanan yang gak enak juga gak sehat yang kamu akan paksain makan. Nah tapi sebenarnya, munculnya standar enak dan gak enak itu dari mana sih?
Pertama, dari eksistensi.

 Nah, pernah gak sih ketika pertama kali mengunjungi sebuah kota dan kita ingin menikmati makanan yang terkenal di kota itu, pasti banyak dari kita akan mengunjungi toko yang sudah menjual makanan tersebut sejak lama. Kedua, dari rasa atau harga. Oke, berbicara mengenai makanan, dua kriteria ini adalah kriteria paling mendasar serta paling menentukan potensial menentukan sebuah makanan itu bertahan lama. Sejalan dengan itu, pernah tidak kamu mengetahui mengenai adanya standar, ketika seseorang masuk ke restoran, akan ada dua tipe pengunjung. Yang pertama, yang melihat dari segi harga adalah orang-orang yang sensitif dengan uang. Sedangkan, untuk orang yang melihat dari segi rasa adalah memang sensitif dengan rasa. 

Well, lantas apa hubungannya hal ini dengan apa yang aku tulis di awal, mengenai makanan sehat dan tidak sehat, keinginan untuk selalu mengonsumsi makanan yang tidak sehat, serta sensitivitas atas hal tersebut dengan judul yang aku tulis mengenai instant famous, cepat terkenal mudah dilupakan? 

Baik aku akan mencoba mengajak kamu yang membaca tulisan ini untuk berpikir atas kejadian yang memang terjadi dekat dengan kita dan mengundang pertanyaan yang seringkali muncul serta kita sulit untuk menemukan jawabannya bila tidak benar-benar dipikirkan secara ilmiah.
Mengenai instant famous, aku ingin bertanya sih, kita yang dulu pertama kali mengalami betapa es kepal milo terkenal dan merebak menjadi salah satu minuman yang begitu dicari, dan bandingannya saat sekarang semakin sulit atau bahkan sudah tidak ada sama sekali kita temui di lingkungan kita. Mengenai hal ini, tentu kita penasaran, kok bisa? Padahal rasanya enak. 

Nah, kembali lagi memang dalam satu atau dua kali memang orang-orang akan membeli es kepal milo karena enak, tapi dalam jangka panjang, semakin sedikit orang yang akan membelinya karena tahu kalau itu adalah salah satu minuman dengan kalori yang tinggi serta tergolong kurang sehat. 

Sebenarnya, bukan hanya pada makanan atau minuman sih, tapi juga pada kejadian yang ada di keseharian dimana ada orang yang terkenal dengan konten yang bisa dibilang tidak positif, atau malah cenderung negatif. So, memang pada kejadiannya ia akan langsung terkenal dengan cara yang instan dan kemudian mudah sekali dilupakan, itu karena baik antara makanan atau si orang yang terkenal karena konten negatif itu memiliki sedikit 'nilai' dari apa yang mereka suguhkan atau tawarkan pada penikmatnya. Menjadi tidak tahan lama, karena memang secara alamiah, manusia belajar dengan adanya pembiasaan apa yang ia rasa dan terima.

Lantas, mengapa kemudian terkait sensitivitas seorang menjadi salah satu tolok ukur sebuah hal yang mengalami proses instan viral cenderung lebih mudah dilupakan? Hal ini kembali lagi, ada sisi pola pikir kretif yang tidak dimiliki oleh sesuatu atau sebuah hal yang mengalami terkenal dengan cara yang instan tersebut. Pola pikir kreatif ini, adalah buah tuntutan dari adanya sensitivitas oleh penikmat atau masyarakat dimana dalam memandang, membeli atau menghargai sesuatu dengan sudut pandang berbeda. Ketika tidak adanya kreativitas pula, sesuatu yang famous atau terkenal secara instan, ketika telah 'hilang' atau sampai pada masa habis efek dari keterkenalannya, maka ia tidak mampu lagi bertahan, kita tidak sadar, dan memang baru menyadarinya saat hal itu sudah benar-benar hilang.


Kalau misalkan diambil pemahaman, ada seleksi alam yang terjadi pada setiap apa yang terjadi pada setiap sesuatu yang ada atau terjadi di bumi. Dimana, sebut saja tumbuhan yang tumbuh sehat akan lebih mudah mati daripada tumbuhan yang akarnya bermasalah. Meskipun, memang keduanya akan sama-sama menghilang pada akhirnya, namun ada perbedaan masa untuk mencapai pada titik itu semua.


Well, tidak udah heran sih dengan adanya kejadian atau sebuah siklus dimana orang-orang yang terkenal banget padahal kontennya sangat tidak pantas ditonton, ada makanan yang laris banget, padahal tahu makanan itu tidak sehat. Tanpa diminta, hal-hal seperti itu akan terseleksi oleh alam dengan sendirinya. Lantas, apa yang seharusnya kita ambil dan sadari dengan adanya hal ini? secara singkatnya, hal ini akan menghindarkan kita pada pemikiran bahwa ketika pencapaian yang kita lakukan di dapat dengan cara yang instan itu baik. 

Memang bukan lantas salah, hanya saja kurang tepat dan mencederai seharusnya. Dimana, pada kenyataannya lebih baik untuk kita belajar bukan justru membenarkan dengan selalu menggunakan cara instan untuk memperoleh sesuatu. Karena, dengan adanya proses, seseorang akan belajar dan bisa eksis dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan apabila mendapatkan sesuatu secara instan tadi.


Sekarang, aku tanya, pilih mana cepat terkenal mudah dilupakan, atau lama terkenal susah dilupakan? Then, jawabannya kembali ke kamu sendiri ya.

 Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun