Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Mempelajari Bias Kognitif Sebelum Memutuskan Berlibur?

29 Oktober 2020   07:09 Diperbarui: 29 Oktober 2020   10:42 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.shuutterstock.com)

Itulah tadi sebenarnya yang menjadi landasan awal mengapa dosenku bertanya dan mengajak untuk tetap kuliah padahal seharusnya liburan. Beliau ingin mengetahui, bagaimana proses pengambilan keputusan yang diambil oleh mahasiswanya.

Dan sebenarnya, waktu libur panjang juga tidak seharusnya selalu diisi dengan liburan. Liburan di sini, pemaknaan dariku adalah pergi jalan-jalan ke luar rumah atau melancong ke suatu tempat. Tapi, justru lebih banyak hal yang bisa dilakukan di rumah saat libur panjang. Sebut saja, bersih-bersih rumah bersama, menonton film bersama, atau bahkan kuliah bagi mahasiswa yang memang tidak ada rencana ke mana-mana.

Sebab, yang paling penting adalah waktu libur panjang tidak sampai berlalu dengan sia-sia. Bagi mereka yang berangkat liburan, otomatis harus benar-benar memahami akan esensi liburan itu sendiri. Sebelum berangkat sudah harus memiliki pertimbangan mengapa berangkat liburan. 

Dan untuk yang memilih di rumah aja dan tidak liburan, bukan berarti harus beberapa hari berleha-leha saja tanpa kegiatan, kuliah di waktu libur bisa menjadi pilihan yang justru baik daripada hanya melewatkan libur panjang tanpa ilmu atau kegiatan positif lainnya.

Lantas, kenapa kita harus belajar mengenai bias kognitif atau pengambilan keputusan berdasarkan hal yang tidak rasional ini? Nah, ada 3 hal yang kemudian bisa kita pelajari yaitu:

Pertama, untuk lebih memahami sebenarnya bagaimana proses pengambilan keputusan, apakah rasional atau sebaliknya. Tentu saja, setiap hari, kita dihadapkan dengan begitu banyak keadaan atau momen pengambilan keputusan. Agar keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang terbaik, maka dengan belajar mengenai bias kognitif ini, kita jadi bisa membedakan apakah keputusan yang kita ambil sudah rasional atau tidak.

Rasional atau tidaknya sebuah keputusan yang sudah terlanjur diambil, akan berpengaruh pada dampak setelahnya. Sebut saja begini, ketika ditanya, "Menurut kamu lebih keren iphone atau Android?"

Ada yang berpikir terlebih dahulu, kemudian menjawab, "Ya Android lah, soalnya begini-begini", lalu dia memberikan rasionalisasi atas pendapatnya. Kemudian ada juga yang langsung menjawab,"Ya jelas iphone-lah, semua orang juga sudah tahu kalau iphone itu lebih keren dari pada android."

Mendengar dua jawaban ini, si orang yang memberikan pertanyaan bisa melihat, orang mana yang mengambil keputusan secara tepat dan yang mana mengambil keputusan hanya mengandalkan kecepatan saja. Dalam interview pekerjaan, tentu saja pola-pola menjawab seperti ini akan memiliki dampak.

Kedua, untuk lebih bisa memahami cara pikir orang lain terutama juga lebih bijak dalam mencerna ketidakrasionalan yang ada di sekitar kita. Dengan menggunakan contoh yang sama, tentu saja orang yang memberikan pertanyaan mengenai lebih keren mana iphone atau Android, dapat mengetahui karakter orang yang menjawab dengan melihat pola jawaban yang orang itu berikan.

Ketiga, tentunya dalam mempelajari bias kognitif ini bisa membantu kita dalam mengkondisikan pengambilan keputusan terbaik. Dengan mengetahui mengenai bias kognitif ini, tentu saja kita tidak mau terjebak dalam pengambilan keputusan yang tidak rasional tadi, pada akhirnya, kita akan terbiasa untuk berpikir dengan matang terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah keputusan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun