Mohon tunggu...
Wibhyanto D
Wibhyanto D Mohon Tunggu... profesional -

Secara SADAR Aku tidak memilih menjadi bagian dari PASIEN kebudayaan. Sebab Aku Bukanlah Follower. Berkawanlah denganku. Akan Aku titipkan PUISI untuk Mu. Tentang kerisik angin Daun Gugur, satu satu..!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan 700 Hektar Sawah Organik Berbasis Hayati di Aceh Selatan

21 September 2015   02:32 Diperbarui: 30 September 2015   12:48 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Bupati Aceh Selatan H.T. Sama Indra SH, mencanangkan gerakan menanam padi Organik Hayati di lahan sedikitnya seluas 700 hektar, di Aceh Selatan, Minggu (20/9).

Gerakan ini melibatkan para petani, pemuka masyarakat, unsur muspida, dan ditandai dengan peresmian aliran irigasi di Gampong Jambo Manyang, kecamatan Kluet Utara. Kelak irigasi ini berfungsi sebagai sarana pengairan sawah terutama yang berada di kawasan Tapaktuan utara. Tujuan gerakan agar petani mampu mengolah lahan tanpa kesulitan masalah air untuk bercocok tanam, sehingga pensejahteraan petani meningkat. Budidaya padi Organik Hayati dipilih sebab unsur hara di tanah sawah Aceh Selatan masih bagus, dan diharapkan hal ini semakin memudahkan petani dalam mengolah sawah, sekaligus mampu menghasilkan padi Orgaik yang melimpah, sehat untuk dikonsumsi masyarakat. “Kita akan bangun terus saluran irigasi di desa-desa lain, di seluruh Aceh Selatan, sehingga petani tidak lagi kesulitan memperoleh air untuk pertanian”, ujar Bupati di tengah peresmian.

Peresmian jembatan Irigasi Gampong Jambo Manyang, Kluet Utara (20/9)

   

Lahan Tidur 5 Tahun
“Lahan ini seluas 400 hektar dan 300 hektar lainnya di sebelah sana, sudah lima tahun petani di sini tidak menggarap sawah, dan lahan tertidur lima tahun. Sebabnya antara lain saluran irigasi yang tidak memadai. Kalau musim kemarau tempat ini kering kurang air. Sekarang kita buat saluran irigasi dan kita kerjakan”, kata Bupati kepada penulis dihadapan pemuka desa dan petani saat meninjau lokasi pertanian di Desa Kluet Timur, Tapaktuan Utara (Minggu,20/9).

Melayani Petani
“Untuk bagaimana bertani secara Organik, ini ada team kecil yang akan membantu kita mendampingi dan mengajarkan caranya, sehingga lahan bisa menghasilkan padi yang diharapkan. Mereka adalah para ahli di bidangnya”, ujar Bupati sambil memperkenalkan ke petani. Team kecil yang dimaksud adalah Didik Hari Saputra (pakar mikroorganisme), Nanang Waluyo (geologist), wibhyanto (praktisi budidaya). Team kecil ini bertugas mendampingi petani, dan terlibat praktek lapangan terutama menjalankan tehnik Budidaya Organik Hayati, antara lain: pengolahan tanah berbasis hayati, pemilihan benih yang benar, tehnik penyemaian benih secara efektif, pola tanam, pest control, pemupukan organik dan tehnik pasca panen.
Bupati menambahkan, “Jajaran pemerintah dan pemuka masyarakat, kita dalam hal ini melayani petani. Bukan menguasai masyarakat petani. Jadi hasil dari kegiatan ini semua adalah bukan untuk pemerintah, tetapi semua hasil untuk keluarga kita petani semuanya”.

["Di lokasi pasca Banjir dan Tanah Longsor, Minggu (20/9)"]

   

Bencana Banjir-Tanah Longsor
Dalam rangkaian kegiatan Bupati dan rombongan juga meninjau langsung daerah yang saluran irigasinya rusak, sekaligus diambil tindakan solusinya. Rombongan juga menuju kawasan terkena banjir di kaki gunung Leuser. Bencana banjir dan tanah longsor terjadi pertengahan Agustus lalu (16/8), melanda daerah antara lain: kecamatan Kota Bahagia, kecamatan Kluet tengah, kecamatan Pasie Raja, kecamatan Sawang, kecamatan Labuhan Haji Barat, dimana kesemuanya termasuk wilayah Kabupaten Aceh Selatan.

["Gerakan 700 Hektar Sawah Organik Berbasis Hayati di Kabupaten Aceh Selatan, Minggu (20/9)"]

 

Program Integrasi
Gerakan menanam padi Organik Hayati menjadi perhatian Pemerintah Aceh Selatan sebagai bagian dari program integrasi pelesatarian lingkungan Aceh Selatan yang memang kaya Sumber Daya Alam (SDA) dan kaya keragaman hayati. SDA potensial Kabupaten Aceh Selatan adalah rempah-rempah: Pala, Nilam, Kopi, Coklat,Kelapa Sawit. Nilam Aceh Selatan adalah bahan minyak Atsiri yang terbaik di dunia. SDA yang lainnya : emas, batu granit, marmer, tembaga dan biji besi. Sedangkan alam pantai Tapaktuan selain bersih, juga eksotis untuk dipandang. Cobalah ke sana…!

["Panorama Pantai di Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan (Minggu,20/9)"]

  
SELESAI

Note: Foto dan teks - oleh: Wibhyanto D, Minggu (20/9)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun