Mohon tunggu...
Intan Puri Hapsari
Intan Puri Hapsari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat alam semesta. Pengamat fenomena dunia. Pecinta seni manusia berevolusi dan berinteraksi Penulis jadi jadian yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamala Harris Penyelamat Vote Joe Biden?

10 November 2020   20:28 Diperbarui: 11 November 2020   15:48 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelombang imigrasi di Amerika mulai menurun sejak tragedi WTC 11 September 2001. Pemerintah memprioritaskan budget pertahanan dan militer serta memperketat kontrol wilayah perbatasan mereka dengan Mexico. Konsekuensi dari kebijakan ini; imigrasi ilegal naik secara signifikan! Faktor ekonomi serta euforia The American Dream menjadi bumbu penyemangat para imigran Hispanic mengadu peruntungan sejak tahun 1970.  

Dapat diakui bahwasanya benua Amerika memang tidak bisa luput dari gelombang imigran. Persoalan inilah yang pada akhirnya membawa Donald Trump ke tahta pemerintahan. Selama masa kerjanya, ia memprioritaskan regulasi kuota arus imigran sebagai salah satu agenda utamanya. 

Build the wall , tembok simbol perbatasan dengan Mexico termasuk dalam politik imigrasi pemerintah. Donald Trump memang menciptakan banyak sensasi ! Uniknya, baru kali ini saya melihat seorang pemimpin yang bisa membuat pendukungnya tergila-gila. Sedangkan sisi yang berseberangan, kontestasi akan pemerintahan Trump seakan-akan mendapatkan dukungan dari dunia luar. Kode etik berdiplomasi para pemimpin negara seringkali dipatahkan lewat cuitan twitter Trump yang tergolong provokatif. Dunia apa yang ingin dibangun oleh pemimpin dunia yang penuh dengan provokasi dan kontraversi ? 

Apakah dengan mengelompokkan manusia sesuai ras atau agama bisa membuat dunia menjadi lebih baik? Politik identitas seperti ini membuat saya khawatir akan dampak buruk dunia dimasa yang akan datang. Mengusung kebencian terhadap manusia yang berbeda dengan diri sendiri hanya akan memupuk rasa curiga dan prasangka buruk.  

Hal ini bisa menimbulkan penyakit baru didalam masyarakat seperti krisis identitas. Krisis identitas bisa terjadi karena adanya ketidaknyamanan suatu individu dengan identitas dirinya sendiri.  Saya melihat fenomena ini terjadi dalam masyarakat modern dimana identitas menjadi suatu wacana penting. 

Pada masa ini, seakan-akan identitas harus ditonjolkan demi menunjukkan perbedaaan. Pembuktian seperti ini menunjukkan adanya krisis identitas di masyarakat. Parahnya, politik identitas yang diadopsi para pemimpin negara bisa semakin memupuk krisis identitas. Seorang anak imigran bisa merasa tidak nyaman di negara adopsinya sendiri kalau perihal identitas terus saja dipermasalahkan.

Lalu,  alasan apa yang mendukung kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris? Pastinya beragam, namun sudah terlihat jelas bahwa pendukung mereka mayoritas berasal dari kalangan multietnis. Apakah terdapat alasan ketidaknyaman para kalangan tersebut ketika berada ditanah airnya sendiri? 

Atau mungkin juga pendukung Joe-Harris ini sudah merasa jenuh akan persoalan perbedaan ras yang terlalu dibesar besarkan selama beberapa tahun belakangan. Kegelisahan-kegelisahan seperti ini kalau dibiarkan mengakar bisa membuat jarak sosial antar sesama manusia. Kalau jarak sosial sudah terbentuk, pada akhirnya manusia hanya akan berkelompok dengan golongannya saja. 

Konsekuensi yang paling ekstrim, mungkin saja fenomena ini akan mendorong gerakan nasionalis, pemberontakan separatis atau bahkan gerakan radikalis? Lalu, mana yang lebih baik, memprioritaskan etnis tertentu atau memberikan kesempatan yang sama kepada semua manusia tanpa terkecuali? Sehingga mungkin saja suatu hari nanti akan ada Kamala Harris versi berikutnya menjadi kebanggaan kaum marginal.

Akhir kata, saya rasa pidato kemenangan Joe Biden bisa mewakili gambaran keberagaman etnis di Amerika. Dan tentu saja, sosok Kamala Harris menjadi simbol keberhasilan anak imigran meraih mimpi dan ambisinya di negara adopsinya. Kisah ini memang klise! Namun disetiap cerita superhero, memang harus ada jagoan yang berakhir bahagia. Joe Biden mengatakan "It's time to heal"! Bagi saya, bukan hanya semesta raya yang perlu disembuhkan. Tampaknya manusia juga perlu menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu dari semua provokasi. Supaya bisa berseru dengan lantang "Make humanity united again!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun