Mohon tunggu...
Pudji Lestari
Pudji Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Program Studi Akuntansi Syariah FEBI UIN Sutha Jambi

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menjadi Akuntan, Berisiko tapi Juga Menjanjikan

30 Agustus 2020   16:05 Diperbarui: 30 Agustus 2020   17:03 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Setiap profesi pasti memiliki resiko den tantangan masing-masing. pada masayarakat, profesi akuntan cukup terpandang. bayangan akan bekerja di perusahaan besar milik swasta dan perusahaan BUMN dengan gaji di atas rata-rata  adalah alasan beberapa pelajar memilih jurusan akuntansi saat akan mendaftar kuliah. namun, dibalik besarnya upah atau gaji yang diterima pastinya ada tanggung jawab besar yang harus di emban. sebelum berlanjut, akuntan itu apa sih?

akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di jurusan akuntansi pada suatu universitas. Akuntan bertugas mengawasi segala jenis transaksi dan kemudian mencatat aliran keuangan perusahaan atau organisasi. Jika seorang akuntan membuat kesalahan maka akan berakibat pada perusahaan atau organisasi tersebut. Kesalahan yang kerap terjadi adalah

1. Kurang teliti hingga terjadi kesalahan pencatatan.

Dalam menyusun laporan keuangan dibutuhkan ketelitian tingkat tinggi agar tidak terjadi kesalahan input nominal ataupun data. Kesalahan ini sering terjadi karena terburu-buru atau lelah sehingga tidak mendeteksi kesalahan tersebut. Laporan keuangan harus dicocokkan untuk memastikan bahwa tidak terjadi kesalahan pencatatan. Laporan keuangan adalah bagian penting dari perusahaan atau organisasi karna merupakan tolak ukur kinerja perusahaan, selain itu juga, laporan keuangan digunakan untuk menghitung saldo perusahaan atau kepentingan perpajakan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan atau membuat strategi dalam mengembangkan bisnis perusahaan.

2. Tidak mengorganisir arsip data, catatan transaksi atau kuitansi dan nota dapat memperlambat pencatatan laporan keuangan.

Perusahaan atau organisasi biasanya membuat laporan keuangan per periode.  Ada yang periode perbulan, triwulan, dan juga pertahun. Untuk itu, arsip data seperti catatan transaksi atau kuitansi dan nota harus di organisir dengan meng-urutkan pertransaksi dan diurutkan per periode agar tidak memakan waktu lebih untuk mencatat laporan nya.

       Jika kesalahan tersebut terjadi, maka akan langsung berdampak pada perusahaan, seorang akuntan dituntut untuk perfeksionis dalam melakukan tugasnya karna keberlangsungan perusahaan ada ditangan seorang akuntan.

Resiko yang dipegang oleh akuntan adalah laporan keuangan yang tidak sesuai dan tepat akan memberikan efek negative bagi perusahaan maupun organisasi, seperti peringkat kredit menjadi buruk, pemberhentian pengiriman dari supplier, hingga perusahaan mengalami kerugian. Hal ini sangat berdampak terutama pada perusahaan besar karna para investor berpedoman pada laporan keuangan.

Penting bagi akuntan mempelajari standar Akuntansi. Para akuntan harus memahami kode etik profesi dan standar dari kegiatan pekerjaan akuntan. Kode etik profesi adalah kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan kepercayaan masyarakat dan juga perusahaan atau organisasi.   

kode etik akuntan indonesia memuat beberapa prinsip etika sebagai berikut :

1. tanggungjawab profesi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun