Mohon tunggu...
Publikasi GMNI UNP
Publikasi GMNI UNP Mohon Tunggu... Kami adalah organisasi kepemudaan berideologi nasionalis dan berada di Sumatera Barat

Kami akan menurunkan artikel terkait kegiatan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Sumatera Barat, khususnya di komisariat selingkung Universitas Negeri Padang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Solusi Gizi Tepat Sasaran untuk Balita Desa Sapen

25 September 2025   16:24 Diperbarui: 25 September 2025   16:30 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Universitas Sebelas Maret, Selasa 23/09. Doc/F.istimewa.

Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan program intervensi gizi di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Selasa 23/09. 

Program Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh dosen lintas fakultas UNS, yakni Dr. Sri Anggarini Parwatiningsih, S.SIT., M.Kes., dari Program Studi D3 Kebidanan dan Nughthoh Arfawi Kurdhi, S.Si., M.Sc., Ph.D., dari Program Studi S-1 Matematika FMIPA UNS.

Program ini dibuat untuk menangani masalah penting dalam kesehatan anak, seperti stunting. Stunting sangat penting untuk dicegah lantaran kondisi tersebut akan menyebabkan gagal tumbuh pada anak lantaran kekurangan gizi kronis.

Program bertajuk "Efektivitas Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif dalam Pengentasan Stunting pada Balita di Desa Sapen," ini didanai oleh hibah kompetisi yang prestisius oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Pada pelaksanaannya di lapangan, tim menyadari bahwa pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah jendela penting untuk menghentikan stunting dan jenis malnutrisi lainnya.

Selain itu, pada program pengabdian ini diadakan sesi edukasi dan penyuluhan tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Sesuai dengan rekomendasi WHO dan Unicef, para ibu dan kader kesehatan di Desa Sapen diberi pengetahuan yang mendalam tentang praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.

Dokumentasi kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Universitas Sebelas Maret, Selasa 23/09. Doc/F.istimewa.
Dokumentasi kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Universitas Sebelas Maret, Selasa 23/09. Doc/F.istimewa.

Adapun penyuluh yang ditunjuk adalah konselor menyusui Dini Rosa S. S.Si, seorang narasumber ahli. Beberapa topik utama yang ditekankan dalam sesi edukasi tersebut adalah : Pertama waktu yang tepat, hindari risiko pemberian MPASI terlalu dini, seperti kemungkinan kekurangan gizi, diare, atau alergi. Selain itu, mencegah dampak buruk dari menunda MPASI, seperti penurunan pertumbuhan dan risiko anemia.

Kedua, kualitas MPASI, makanan pendamping yang baik harus menggunakan bahan makanan
lokal yang murah, memiliki gizi lengkap, diolah secara bersih dan aman, dan memiliki rasa yang disukai anak.


Ketiga, tahapan praktis MPASI, sesuai dengan rekomendasi WHO, peserta diberikan panduan praktis tentang frekuensi, jumlah, tekstur, dan variasi makanan yang disesuaikan dengan usia anak, mulai dari enam bulan hingga dua puluh empat bulan.

Dalam penyampaiannya, Yogi Pasca Pratama, S.E, M.E, Ph.D, selaku ketua tim pengabdian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS mengatakan program ini bukan sekadar penyuluhan biasa, "Kami membuatnya sebagai solusi berbasis bukti yang menggabungkan elemen kesehatan dan sosial-ekonomi," ujar Yogi.


Diharapkan bahwa pelaksanaan program ini akan memiliki dampak yang signifikan, terutama peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam membuat MPASI yang aman dan bergizi,
perbaikan prosedur pemberian makan bayi dan balita di Desa Sapen, menggalakkan penggunaan
pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, menciptakan model untuk intervensi penanganan stunting yang dapat diterapkan di tempat lain.

Kegiatan ini menjadi bukti kontribusi nyata UNS dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan penurunan stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak
dini.

Terakhir Yogi berharap bahwa pengetahuan yang diberikan dapat segera diterapkan untuk secara bertahap memperbaiki status gizi balita di Desa Sapen dan memecahkan rantai stunting.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun