Instalasi jaringan listrik adalah bagian penting dalam pembangunan gedung, perkantoran, maupun area industri. Pekerjaan ini tidak hanya berfungsi untuk menyalurkan daya listrik, tetapi juga memastikan bahwa seluruh sistem di dalam bangunan berjalan dengan aman, stabil, dan efisien untuk digunakan sehari-hari.
Meski merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kelancaran operasional, masih terdapat proyek yang mengalami masalah karena kesalahan dalam proses instalasi listrik. Kesalahan yang ditemukan juga merupakan hal kecil yang cenderung remeh, mulai dari hal kecil seperti sambungan longgar, hingga kesalahan besar yang menyebabkan korsleting atau kebakaran.
Untuk membantu Anda memahaminya, berikut penjelasan mengenai beberapa kesalahan umum dalam instalasi jaringan listrik yang perlu Anda kenali.
1. Penggunaan Kabel yang Tidak Sesuai Kapasitas
Banyak orang beranggapan bahwa semua kabel itu sama aja, terutama bagi kelompok-kelompok orang yang tidak memahami bidang listrik. Padahal, setiap jenis kabel memiliki batas kemampuan hantar arus (ampere rating) masing-masing. Apabila pemilihan ukuran kabel tidak sesuai dengan bebannya, hal pertama yang dapat terjadi adalah suhu kabel yang cepat panas, isolasi meleleh, bahkan menyebabkan korsleting. Jika Anda menemui hal semacam ini, segera hubungi teknisi profesional untuk menanganinya, atau cegah dengan menggunakan kabel yang sesuai dengan beban listrik dan berkualitas SNI (Standar Nasional Indonesia).
2. Sambungan Kabel yang Asal-Asalan
Dalam instalasi listrik, penyambungan kabel juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Sambungan kabel yang longgar, tidak dilindungi, atau hanya disambung menggunakan isolasi biasa adalah kesalahan remeh yang sebenarnya fatal. Risiko yang mungkin terjadi dari sambungan seperti ini adalah adanya loncatan arus, timbul suhu panas berlebih, hingga berpotensi menyebabkan kebakaran. Adapun tanda-tanda kecil yang terjadi tanpa kita sadarai, seperti lampu sering berkedip, stopkontak terasa hangat, atau terdengar suara "berdengung" dari sambungan listrik.
Sebagai upaya pencegahan, Anda dapat menggunakan konektor kabel atau terminal block yang sesuai dengan ukuran, melindungi sambungan dalam junction box, dan lakukan uji tahanan sebelum sistem dioperasikan.
3. Â Beban Listrik Berlebihan (Overload)
Beban berlebihan terjadi ketika daya listrik yang digunakan melebihi kapasitas sistem.
Biasanya disebabkan oleh penambahan alat listrik baru tanpa perhitungan ulang daya yang tersedia. Overload bisa menyebabkan MCB (Miniature Circuit Breakter) sering mati atau bahkan meledak. Anda dapat mencegah hal ini dengan memastikan penggunaan listrik sesuai dengan daya yang disanggupi. Anda juga dapat menggunakan proteksi arus berlebih yang tersedia, dan melakukan pemeriksaan kapasitas daya total secara berkala. Apabila ditemukan beban daya yang meningkat, segera tambah kapasitas kabel dan panel distribusi listrik Anda.
4. Mengabaikan Peran Kontraktor Profesional
Kesalahan umum yang sampai sekarang masih sering diabaikan adalah memperkerjakan tenaga non-profesional dalam penanganan proyek. Seringkali proyek kecil ataupun besar masih dikerjakan oleh tenaga non-profesional untuk menghemat biaya, atau hanya untuk menangani pekerjaan kecil. Padahal, pekerjaan listrik memiliki risiko kerusakan serius dan membahayakan keselamatan penghuni apabila instalasi yang dilakukan tidak dengan keahlian dan perhitungan baik.
Apabila Anda peduli terhadap kualitas dan keselamatan, mulailah untuk menggunakan jasa kontraktor mekanikal dan elektrikal yang andal dan bersertifikat. Pastikan Anda menghubungi jasa teknisi yang profesional untuk menangani proyek Anda.
Jika Anda memiliki rencana proyek yang sedang berjalan atau akan dilakukan dalam waktu dekat, PT Godrayns dapat menjadi salah satu pilihan jasa yang harus anda hubungi. Dengan menyediakan barang dan jasa yang berkualitas tinggi, proyek Anda akan ditangani dengan profesional, transparan, dan aman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI