Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seks.. Seks.. Seks..

20 Mei 2012   14:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh : dr.Andri,SpKJ

Saya ingat perkenalan pertama saya dengan Kompas.com adalah ketika editor di sana suka meminta ijin untuk mengunduh tulisan seputar seks dan gangguan jiwa yang saya tulis di Kompasiana. Jadi kalau bisa dibilang Seks memang mendekatkan saya dengan Kompas.com dan editornya itu.

Lalu kalau saya perhatikan kolom artikel di KompasHealth.com maka artikel yang paling sering dibaca atau bahkan dikomentari adalah yang berurusan dengan seks. Coba saja kalau tidak percaya lihat artikel-artikel yang paling banyak dibaca, rata-rata adalah artikel yang berkonotasi seks atau mengandung kata seks. Selain paling banyak dibaca, artikel yang membicarakan tentang seks akan selalu menimba banyak komentar, baik yang sekedar iseng atau yang serius atau kadang memberikan nasehat-nasehat sesuai dengan topik yang dibahas.

Jadi sebenarnya bisa dibilang kalau penikmat berita dan artikel seks di Kompas.com memang terlihat nampak banyak yang dibuktikan dengan seringnya menjadi artikel yang paling sering dibaca. Berita kesehatan atau topik lain paling-paling hanya dibaca 1000-5000an pembaca sedangkan kalau urusan seks bisa menembus di atas 10ribuan pembaca. Memang ada juga artikel-artikel yang bisa menembus 10ribuan pembaca tanpa harus berkutat dengan masalah seks, tapi itu jumlahnya tidak sebanyak artikel seks.

Kalau memang demikian adanya maka tidak heran jika kita bisa mengatakan bahwa penikmat berita atau artikel seks memang banyak di koran online. Bukan hanya Kompas.com tapi juga di tempat lain. Apa sebenarnya yang membuat orang senang membaca artikel seks di koran online atau website ?

Seks Tabu, Kata Siapa?

Kata orang tua kita seks adalah hal tabu yang tidak bisa dibicarakan terbuka. Hal ini memang sampai sekarang terjadi. Saya sendiri tidak mendapatkan pendidikan seks yang menurut saya layak dari kedua orang tua saya. Saya tidak pernah menanyakan apa itu mimpi basah dan mengapa wanita bisa hamil kepada bapak dan ibu saya. Saya mengetahuinya sendiri dari membaca dan berbincang dengan teman-teman. Orang tua bagi saya bukanlah sumber pengetahuan seks yang bagus karena mereka sendiri merasa seks adalah hal yang tabu dibicarakan oleh orang yang belum menikah.

Lalu karena dianggap tabu itu, sebagai orang yang diliputi oleh rasa ingin tahu maka kita akan cenderung untuk mencari informasi di luar keluarga. Teman, buku, video, bahkan sekarang internet adalah sumber pengetahuan seks yang tak terbatas. Semua tersaji dengan sangat baik dan bahkan dibagi-bagi lagi menjadi bermacam kategori. Inilah mengapa internet belakangan ini menjadi sumber informasi yang sangat mumpuni tentang seks.

Internet menyediakan semua informasi yang kita minta. Tanpa adanya interaksi, tanpa adanya batasan dan tanpa diketahui identitas. Berbeda ketika kita bertanya kepada orang tua tentang seks, harus ada interaksi, ada batasan dan keraguan ketika berbicara dan pastinya kita diketahui identitasnya. Begitu juga ketika kita berbicara hal ini dengan pemuka agama, guru atau konselor. Masalahnya berbicara tentang seks bagi sebagian besar orang memang agak memalukan dan risih, sehingga interaksi dan identitas rasanya kalau bisa tidak ada dan tidak diketahui. Berita dan artikel seks di website menjawab kebutuhan ini. Tanpa perlu interaksi dan diketahui identitasnya, tanpa batas kita bisa mengetahui tentang seks. Kalau mau menuangkan pikiran, bisa berkomentar dan tentunya juga tidak perlu memakai nama asli (seperti banyak nama pengguna layanan berita online)

Bagaimana dengan anda? Apakah anda membaca artikel seks di koran online karena alasan itu?

Salam Sehat Jiwa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun