Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Narkolepsi, Gangguan Saraf dengan Serangan Kantuk Tak Terhingga

23 November 2017   15:35 Diperbarui: 19 April 2022   01:07 5926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Apakah pembaca pernah mengalami kantuk yang berlebihan di saat beraktivitas sampai akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tertidur? Atau pernah mengalami kecelakaan lalu lintas karena kantuk yang menyerang begitu hebat dan akhirnya tertidur saat mengendarai kendaraan? Mungkin Anda mengalami narkolepsi.

Narkolepsi adalah gangguan saraf yang mempengaruhi kontrol tidur dan terjaga seseorang. Orang dengan narkolepsi mengalami kantuk di siang hari yang berlebihan dan episode terputus-putus dan tak terkendali tertidur di siang hari. Serangan tidur mendadak ini dapat terjadi pada berbagai aktivitas,  setiap saat sepanjang hari.

Jika kita melihat tidur secara fisiologis, dalam siklus tidur yang khas, awalnya kita memasuki tahap awal tidur diikuti dengan tahap tidur yang lebih dalam dan akhirnya (setelah sekitar 90 menit) kita memasuki fase Rapid Eye Movement(REM) . Bagi orang yang menderita narkolepsi, tidur REM terjadi hampir seketika dalam siklus tidur sehingga berkesan orang yang mengalami narkolepsi langsung tiba-tiba tertidur karena cepatnya fase REM itu dialami. Dalam tidur REM, kita bisa mengalami mimpi dan kelumpuhan otot yang menjelaskan beberapa gejala narkolepsi.

Narkolepsi biasanya dimulai antara usia 15 dan 25 tahun, namun bisa tampak jelas pada usia berapapun. Dalam banyak kasus, narkolepsi tidak terdiagnosis dan oleh karena itu tidak diobati.

Penyebab Narkolepsi dan Gejalanya

Penyebab narkolepsi tidak diketahui pasti. Namun demikian para ilmuwan telah membuat kemajuan dalam mengidentifikasi gen yang sangat terkait dengan kelainan ini. Gen ini mengendalikan produksi zat kimia di otak yang bisa menandakan siklus tidur dan terjaga. Beberapa ahli menganggap narkolepsi mungkin disebabkan oleh kekurangan produksi zat kimia yang disebut hypocretinoleh otak. 

Selain itu, peneliti telah menemukan kelainan pada berbagai bagian otak yang terlibat dalam mengatur tidur REM. Kelainan ini rupanya berkontribusi terhadap perkembangan gejala.Para ahli mengatakan bahwa kemungkinan narkolepsi melibatkan banyak faktor yang berinteraksi menyebabkan gangguan saraf dan gangguan tidur REM.

Gejala narkolepsi meliputi hal-hal di bawah ini :

Kantuk siang hari yang berlebihan: Secara umum, kantuk yang berlebihan di siang hari dapat mengganggu aktivitas normal setiap hari, terlepas dari seseorang dengan narkolepsi memiliki cukup tidur di malam hari atau tidak. Orang yang mengalami kantuk siang hari yang berlebihan melaporkan masalah emosional, kekurangan energi dan konsentrasi, adanya gangguan memori , suasana hati yang tertekan dan kelelahan yang ekstrem.

Katapleksi: Gejala ini terdiri dari kehilangan tiba-tiba otot yang mengarah pada perasaan lemas dan kehilangan kontrol otot tiba-tiba tanpa perintah. Hal ini dapat menyebabkan gejala mulai dari ucapan yang tidak jelas hingga lumpuh keseluruhan, tergantung pada otot yang terlibat, dan sering dipicu oleh emosi yang kuat seperti adanya  kejutan, tawa, atau kemarahan.

Halusinasi: Biasanya, pengalaman ini cukup jelas dan sering menakutkan. Halusinasi biasanya bersifat visual, namun indera lainnya seperti halusinasi pendengaran dapat dirasakan. Ini disebut halusinasi hypnagogic saat mengidap onset tidur dan halusinasi hypnopompic saat terjadi saat terbangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun