Dari Bubur Kertas Menjadi Pin Unik: Mahasiswa UM dan Siswa SMP Sriwedari Gelorakan Kreativitas Daur Ulang.
Malang, [2025] - Inovasi pembelajaran berbasis lingkungan terus digalakkan untuk membentuk generasi muda yang kreatif dan peduli terhadap lingkungan. Sebuah langkah nyata dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Calon Guru Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan SMP Sriwedari Malang, sukses menggelar kegiatan edukatif bertajuk "Pemanfaatan Limbah Menjadi Kreasi Pin Tas.”
Kegiatan ini, yang diikuti oleh 29 siswa kelas VII SMP Sriwedari Malang, bukan sekadar praktik daur ulang biasa. Ia menjadi wadah bagi siswa untuk mengolah limbah kertas bekas menjadi pin tas yang menarik, kreatif, dan penuh warna. Lebih dari sekadar menyalurkan kreativitas, program ini secara efektif menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan sekitar, membuktikan bahwa sampah memiliki potensi seni dan nilai guna.
"Kami ingin menanamkan pemahaman bahwa sampah bukan sekadar limbah, tapi bisa menjadi sumber daya yang sangat bermanfaat jika diolah dengan ide kreatif," ujar salah satu panitia kegiatan PPG, menjelaskan filosofi di balik workshop ini.
Proses pembuatan pin ini tergolong mudah, memanfaatkan limbah kertas sebagai bahan utama. Setelah kertas dikumpulkan, dihaluskan menjadi bubur, dicampur lem, dan dibentuk sesuai imajinasi siswa. Tahap terakhir adalah pengeringan dan sentuhan akhir berupa hiasan dan pewarnaan menggunakan cat akrilik dan spidol, menjadikan setiap pin memiliki karakteristik unik.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua hari, dengan rentang waktu satu minggu di antaranya. Hari pertama pada 25 April 2025, di Laboratorium IPA SMP Sriwedari Malang, diawali dengan pemaparan materi daur ulang, dilanjutkan praktik pembuatan bubur kertas hingga pembentukan pin. Antusiasme siswa terlihat jelas, terutama saat mereka bebas berkreasi membentuk pin.
Seminggu kemudian, pada 2 Mei 2025, siswa kembali untuk tahap finishing. Di sinilah kreativitas mereka benar-benar terpancar, mengubah pin yang sudah kering menjadi karya personal yang penuh warna, dilengkapi dengan peniti agar siap ditempel di tas atau pakaian.
Keyla, siswi kelas VII, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Saya senang sekali bisa buat pin sendiri dari kertas bekas. Ternyata bikin pin itu seru dan bisa dibuat lucu-lucu. Nanti mau saya tempel di tas sekolah," tuturnya sambil menunjukkan pin karyanya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa terbiasa berpikir kreatif dan bertanggung jawab terhadap sampah kertas yang mereka hasilkan. Ini juga menunjukkan bahwa sesuatu yang dianggap limbah bisa diubah menjadi barang bernilai guna dan estetika tinggi. Antusiasme siswa terlihat sepanjang proses, dari memilah limbah hingga menghias hasil akhir.
Bukan hanya kegiatan insidental, program ini memiliki visi jangka panjang untuk mengembangkan potensi siswa. Menurut panitia kegiatan, rencana tindak lanjut meliputi pelatihan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan desain dan finishing produk, serta pendampingan dalam pengemasan dan branding produk agar lebih menarik. Puncaknya, akan diselenggarakan pameran produk untuk menampilkan karya-karya inovatif siswa.
"Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini. Harapannya bisa terus berlanjut dalam bentuk program daur ulang yang berkelanjutan dan menjadi budaya di sekolah," tegas Rudiyanto, S.Pd., Kepala SMP Sriwedari Malang, menegaskan komitmen sekolah terhadap edukasi lingkungan.
Kegiatan ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga menjadi sarana edukasi lingkungan yang menyenangkan. Siswa mempelajari pentingnya daur ulang, pengurangan sampah, dan peran aktif mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ini selaras dengan pendidikan karakter dan keterampilan abad 21, melatih siswa berpikir kritis, bekerja sama, serta mencintai lingkungan melalui pola pikir yang kreatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI