Mohon tunggu...
Priyo Wiharto
Priyo Wiharto Mohon Tunggu... Diplomat - Guru

Penggemar Sheila On 7, Suka AS Roma dan Sesekali naik Gunung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jupe dan Koran

10 Mei 2023   02:59 Diperbarui: 10 Mei 2023   03:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Minggu 11 Juni 2017 wajah koran halaman depan di beberapa media nasional menampilkan berita kematian Yulia Rachmawati atau Julia Perez.  Jupe, demikian media mengingatnya ditampilkan beragam di media. Jawa Pos memberikan ruang khusus untuk berita meninggalnya Jupe. Foto Jupe berkerudung merah disertai foto sahabat-sahabat artis menangis berada di halaman depan sisi pojok kiri. Koran tersebut mengabarkan perjuangan Jupe selama menjadi artis hingga perjuangan melawan sakit kanker serviksnya.

Berbeda dengan Tribun Jateng. Koran ini memberi judul kematian Jupe dengan "Gaston Menangis di Thailand. Meski berisi kabar meninggalnya Jupe, Koran ini juga mengingatkan beberapa artis yang meninggal karena sakit yang sama. Tribun juga sedikit mengulas  tentang kanker serviks dan bagaimana perjuangan jupe melawan sakit yang dideritanya. Berbeda lagi dengan Kompas dan Suara Merdeka.

Kompas tak menampilkan kabar kematian Jupe di halaman depan. Kompas mengabarkan kematian Jupe di halaman 15. Isinya cukup ringkas. Berapa lama sakit yang diderita, kapan kematian dan pemakaman Jupe. Suara Merdeka pun memilih mengabarkan kematian Jupe di halaman 2. Koran ini memberikan judul "Billy Syahputra Turun ke Liang Lahat". Jupe begitu istimewa di masyarakat. Meski terkadang kontroversi saat menjadi tontonan televisi, koran tetap mengabarkan beberapa sisi positif dalam kematian Jupe.

Media dalam hal ini koran bekerja keras untuk memberikan ulasan terbaik agar pembaca betah membaca paragraph demi paragraph hingga tuntas. Koran bersaing sengit dengan media-media online. Media-media online begitu cepat memberitakan kabar kematian Jupe. Koran baru mengabarkan esok harinya. Tentu kita maklum, sensasi atau momentum kabar sudah menjadi berkurang karena koran menjadi kalah bersaing dengan media online perihal kecepatan.

Namun koran tetaplah dibutuhkan untuk mengiringi pembangunan manusia secara berkelanjutan. Koran harus menampilkan tulisan-tulisan yang berisi. Ulasan-ulasan yang ditampilkan wajib berbeda dengan ulasan yang dibuat media online. Ulasan dari koran semestinya lebih lengkap. Informasi yang tak tersampaikan di media online, koran mampu melakukannya.

Koran semestinya bisa mengambil sisi positif tentang kematian Jupe. Momentum untuk perbaikan fasilitas kesehatan tentang orang-orang yang terkena sakit seperti kanker, tumor dan sejenisnya di negara ini tak mendapatkan fasilitas pengobatan memadai. Koran semestinya mengingatkan pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas rumah sakit di dalam negeri. Sehingga tak sampai berobat ke luar negeri.

Tak hanya itu, Koran juga semestinya mengabarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Kanker serviks adalah jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit ini bahkan tak mengenal tingkatan masyarakat. Masyarakat dengan ekonomi rendah bisa saja terdampak. Koran sebagai media yang bisa sampai ke daerah semestinya memberikan informasi tentang jenis penyakit tersebut. Sehingga masyarakat bisa melakukan pencegahan sejak dini.

Kematian Jupe tentu adalah kabar kehilangan. Bagaimanapun juga Jupe mendapat tempat di penikmat televisi ini. Koran semestinya tak selalu melakukan eksploitasi berlebihan tentang berita kematian ini. Meski sarat dengan kontroverrsi, berita kematian Jupe juga harus memenuhi kaidah penulisan berita yaitu cover both side. Jangan sampai berita ini menambah kesedihan bagi keluarga Jupe. Koran harus ingat bahwa media memiliki tujuan mulia yaitu salah satu instrument mencerdaskan bangsa.

Tak ada lagi berita-berita yang ditampilkan dengan cara heboh dan latah. Masyarakat saat ini sudah dipenuhi dengan cepat kabar tidak benar atau hoax dari media online. Watak masyarakat kita mudah sekali menerima berita yang diperoleh tanpa melakukan kroscek tentang kebenaran tersebut. Koran memiliki tanggung jawab tentang mengabarkan berita kebenaran bukan sensasi dari seseorang artis.

Jika Koran menjalankan tugas semestinya tentu koran tak bernasib sama dengan majalah-majalah cetak seperti Majalah Hai, Tabloid Bola dan lainya yang beralih ke media online karena alasan ekonomis. Koran cetak harus menjadi koran dengan isi-isi berita yang berbobot dan bermanfaat. Jika hal itu sanggup dipenuhi koran akan bernasib lebih lama dari usia pendirinya. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun