Mohon tunggu...
priyo setioko
priyo setioko Mohon Tunggu... Asn

Seorang blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perang Iran dan Israel akankah tercipta Perang Dunia III

22 Juni 2025   15:02 Diperbarui: 22 Juni 2025   15:02 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vecteezy.com/vector-art/6248398-background-of-war-in-situation-of-the-battle-with-silhouette-design

Sebetulnya, aku malas berbicara soal perang. Aku tak menyukai politik. Tapi yang membuatku terpaksa menulis ini adalah karena banyak umat Islam hari ini begitu mudah mengaitkan konflik global---terutama antara Israel dan Iran---dengan Perang Dunia III, Armageddon, Perang Nuklir, dan bahkan kedatangan Imam Mahdi serta kebangkitan Islam.

Aku pribadi melihat ini secara lebih rasional. Masih banyak tanda-tanda kiamat kecil yang belum nampak. Misalnya, belum munculnya gunung emas di Sungai Eufrat, sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis akhir zaman. Maka pertanyaannya: sudahkah kita belajar dari sejarah kelam yang belum lama berlalu?

Coba ingat lagi: ISIS, Osama Bin Laden, dan berbagai "jihadis" lainnya. Bukankah akhirnya terbukti mereka hanyalah alat kepentingan Global Elite? Dibentuk, didanai, lalu dijadikan alasan untuk perang dan intervensi militer di Timur Tengah.

                                                                                                                           ***

Aku akan sedikit membahas sebuah artikel dari BBC berjudul "US had extensive contact with Ayatollah Khomeini before Iran revolution". Artikel ini mengungkap bahwa Ali Khomeini, pemimpin Revolusi Iran tahun 1979, sebenarnya berhubungan erat secara diplomatik dengan Amerika Serikat, bahkan sebelum revolusi terjadi.

Beberapa poin penting dari artikel tersebut:

  • Saat itu, Presiden Jimmy Carter memimpin AS dan memilih bernegosiasi secara diam-diam dengan Khomeini, yang waktu itu masih berada dalam pengasingan di Prancis.
  • Khomeini menjanjikan tidak akan merugikan kepentingan Amerika, termasuk pasokan minyak.
  • Tujuannya adalah untuk memastikan pergantian kekuasaan berjalan damai, tanpa kudeta militer oleh loyalis Syah.
  • Jadi, AS sebenarnya berperan aktif memfasilitasi transisi kekuasaan di Iran, bukan menentangnya.

Ini bukti bahwa politik global sering kali bukan soal ideologi, tapi soal kalkulasi kepentingan---dan pihak-pihak yang terlihat bertentangan di media, kadang justru punya hubungan rahasia yang erat di belakang layar.

                                                                                                                           ***

Sebagai orang yang meyakini teori konspirasi, aku pribadi percaya bahwa konflik ini bukan murni "perang agama" atau "kiamat sudah dekat." Bisa jadi ini hanyalah manuver geopolitik untuk mengatur ulang ekonomi dunia, menaikkan harga minyak, atau bahkan bagian dari agenda seperti New Normal, One World Government, dan One Currency---mata uang global yang disiapkan oleh elite dunia.

Yang paling membuatku miris adalah mereka yang berharap perang segera terjadi. Maaf, tapi: kalian belum tahu apa itu perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun