"Don’t tell me where your priorities are. Show me where you spend your money and I’ll tell you what they are."
— James W. FrickKutipan ini menyentil. Karena pada akhirnya, cara kita mengelola uang mencerminkan cara kita memandang hidup. Sayangnya, banyak orang masih terjebak dalam pola pikir bahwa pengelolaan keuangan hanyalah soal bertahan hidup — bagaimana penghasilan yang terbatas bisa diatur agar cukup, meski harus diputar ke segala arah.
Selama ini, banyak orang menganggap pengelolaan keuangan identik dengan satu hal: mengatur pengeluaran agar cukup dengan penghasilan yang ada. Pendekatan ini sudah seperti rumus baku — pendapatan sekian, maka harus diputar ke sana-sini, ditarik kanan-kiri, dipangkas atas-bawah, demi bisa "bertahan hidup".
Namun, menurut saya, cara berpikir seperti ini menyimpan satu miskonsepsi besar: keuangan pribadi bukan sekadar soal bertahan, tapi soal bertumbuh.
Saya pribadi tidak pernah terlalu fokus pada bagaimana mengatur penghasilan yang pas-pasan. Sejak dulu, saya lebih fokus pada bagaimana menambah penghasilan, bukan hanya membaginya. Karena itulah, saya selalu punya side job. Kadang satu, kadang dua. Tujuannya sederhana: menambah kapasitas finansial, bukan sekadar menyesuaikan diri dengan keterbatasan.
Mindset yang Keliru: Fokus Penuh pada Penghematan
Jangan salah, menghemat itu penting. Tapi kalau seluruh energi kita tercurah untuk menyesuaikan diri dengan pendapatan yang stagnan, kita hanya akan terjebak dalam lingkaran "bertahan hidup". Padahal, waktu terus berjalan, kebutuhan meningkat, dan harga barang naik. Kalau kita hanya fokus pada pengaturan pengeluaran, kita sedang membangun strategi bertahan, bukan strategi bertumbuh. Pada saat harga-harga tumbuh tak terkendali, kita akan terjebak hutang.
Solusi: Tambah Penghasilan, Bukan Sekadar Potong Pengeluaran
Bayangkan jika energi yang kita habiskan untuk mengatur uang yang sedikit, dialihkan untuk mencari tambahan income — lewat: Side job, Freelance, Jualan online, Monetisasi hobi, Atau bahkan bangun usaha kecil-kecilan
Mungkin tidak instan, tapi efeknya sangat terasa dalam jangka panjang. Bukan hanya secara finansial, tapi juga mental: kita lebih percaya diri, punya kontrol lebih besar atas masa depan.