Sekarang, teknologi seperti Suno, Udio, Stable Audio, dan tools lainnya memungkinkan siapa saja---termasuk saya dan keluarga saya yang biasa main musik di rumah---untuk membuat lagu dari melodi sederhana, ide lirik, atau bahkan hanya vibe.
Dengan AI:
Kafe bisa punya musik unik yang benar-benar mencerminkan suasana mereka,
-
Tidak perlu khawatir ditagih Lembaga Manajemen Kolektif,
Bisa bikin branding sonik yang orisinal dan bebas lisensi.
Musik AI bukan pengganti musisi, tapi asisten kreatif bagi siapa pun yang ingin mengekspresikan diri secara sonik---tanpa biaya besar.
Saatnya Berubah: Dari Royalti ke Relasi
Musik bukan barang mewah. Musik adalah bahasa emosional yang mestinya semua orang bisa akses, pakai, dan kembangkan. Daripada menutup-nutupi karya dengan lisensi berat dan royalti abadi, kenapa tidak buka pintu kreasi kolaboratif?
Musisi yang hebat tetap akan punya panggung.
Tapi kafe, kreator, UMKM, dan pelaku usaha kecil juga berhak punya akses pada musik yang legal, murah, dan sesuai karakter mereka.
Ajakan
Saya tidak sedang menyerang musisi.
Saya sedang menyerang sistem royalti pasif yang menghambat inovasi dan membuat musik hanya bisa dinikmati oleh mereka yang sanggup bayar mahal.