Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik dan Open Source: Saatnya Tinggalkan Royalti, Sambut Era Kreatif Bebas

8 Agustus 2025   08:13 Diperbarui: 8 Agustus 2025   18:45 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayo buat musik AI - Bing.com

"Kalau software open source yang jauh lebih rumit dari musik lagu bisa bebas dibagikan tanpa minta duit terus-menerus, kenapa musik harus sebaliknya? Jujur saya capek dengar kata royalti. Bayangkan saja, kakek moyangya menciptakan lagu "Happy Birthday, sampai sekarang entah cicit down level ke berapa masih menikmati royalti. Menurut saya itu konyol!!!!"

Selama 30 tahun saya berkarya di dunia open source, saya telah mencurahkan jutaan jam untuk menciptakan software yang bisa dipakai siapa saja---gratis. Bahkan penguna bisa mengkritisi dan meminta atau menambah fitur software. Filosofinya sederhana: berbagi itu memperluas dampak, bukan mengecilkan nilai. Hari ini, saya melihat potensi besar untuk membawa semangat itu ke dunia musik, khususnya melalui musik AI.

Royalti Musik: Pajak Abadi untuk Karya yang Sudah Jadi?

Model royalti dalam musik konvensional membuat bisnis---seperti kafe, barbershop, coworking space---harus membayar terus-menerus hanya karena memutar lagu. Lagu itu mungkin sudah dibuat 10 tahun lalu, tapi tagihannya tetap datang. Ini seperti pajak abadi atas kenangan.

Padahal, lagu yang diputar di ruang publik itu sejatinya adalah promosi gratis bagi musisi. Saat seseorang mendengar lagu enak di kafe, dia akan:

  • Shazam atau cari tahu judul lagunya,

  • Follow di Spotify atau Instagram,

  • Mungkin beli tiket konser atau beli merch.

Jadi, kenapa harus dibebani royalti pasif, ketika justru itu adalah exposure aktif?

Open Source: Filosofi Berbagi Tanpa Batas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun