Hidup adalah rasa,
Adanya rasa membuat jiwa ini hidup. Ketika kita masih bisa merasakan udara melewati hidung, "Oh, ternyata aku masih hidup"
Hidup adalah rasa,
Adanya rasa bukti kita hidup. Ketika kita masih bisa merasakan hangatnya pelukan, "Ah, aku masih hidup ternyata"
Hidup adalah rasa,
Bukti dari rasa adalah cinta. Ketika cinta bersemayam dalam dada, "Duhai Tuhan, aku ingin hidup dengannya selamanya"
Lantas bagaimana untuk mereka yang hatinya mati ?
Hati yang tak lagi merasakan hangatnya cinta.
Cinta yang menjadi bukti adanya rasa,
Rasa yang menjadi bukti adanya kehidupan.
Lantas, apakah mereka masih bisa dikatakan hidup ??
Duhai pembolak balik hati, mengapa kau tempatkan rasa ini dalam sanubari yang tak mungkin selamanya ku singgahi.
Duhai sang pemberi cinta, tidak cukupkah petualangan ini dihentikan padanya ?
Bukannya aku tak ridho dengan kuasamu,
Aku tau, aku yakin.
Apa yang dikehendaki adalah jalan terbaik untuk dilalui
Tuhan, aku ridho akan takdir-Mu
Tuhan, aku jalani apa kuasa-Mu
Tuhan, aku berterima kasih telah mempertemukanku
Biarkan aku menyelami delusi melupakanmu
Hingga aku lupa aku berada dalam ilusi yang kuciptakan sendiri.
Do'aku untukmu adalah hidup dengan baik
Dia yang mampu menjadikanmu ratu
Mengabulkan segala asa yang kau inginkan dulu
Tulisan ini adalah pengiring rasa,Â
Tanda langkah kita sudah tak seirama.
Terima kasih telah mengijinkanku singgah,
Untuk rasa yang tak bisa aku sungguh.
Aku pamit.
Malang, 28 Februari 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI