Mohon tunggu...
Priyasa Hevi Etikawan
Priyasa Hevi Etikawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SD || Pecinta Anime Naruto dan One Piece

Penulis buku Asyiknya Menjadi Penulis Pemula (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zona Merah Berbahasa Jawa, Salah Siapa?

5 Februari 2023   17:17 Diperbarui: 5 Februari 2023   17:23 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Masyarakat Jawa Bercerita | Sumber : insuriponorogo.ac.id

Beberapa waktu yang lalu di kampungku belum lama diadakan pelatihan bahasa jawa selama dua hari. Pelatihan yang diadakan untuk para guru SD ini konon dilatarbelakangi oleh adanya temuan dan laporan bahwa daerah Provinsi Jawa Tengah termasuk dalam zona merah berbahasa jawa. Entah dari mana data dan kesimpulan itu didapat yang jelas banyak orang meyakini dan gusar bahwa anak-anak dan para remaja dewasa ini gagap dalam berbahasa jawa khususnya bahasa jawa krama. Anak-anak jaman sekarang lebih suka menggunakan bahasa indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari ketimbang menggunakan bahasa jawa.

Bahasa jawa adalah salah satu jenis bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat suku jawa. Masyarakat suku jawa tersebar diantaranya di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahasa ini merupakan bahasa pergaulan yang digunakan untuk berinteraksi antar individu dan memungkinkan terjadinya komunikasi dan perpindahan informasi sehingga tidak ada individu yang keringgalan zaman (Ahira : 2010). Sejalan dengan itu menurut Hermadi (2010) bahasa jawa merupakan bahasa yang digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari di daerah Jawa khususnya di Jawa Tengah. Hal ini tidak mengherankan karena kejayaan kehidupan kerajaan di masa lampau banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dibandingkan dengan daerah jawa yang lain. Dengan demikian bahasa jawa merupakan bahasa asli masyarakat Jawa di Indonesia.

Zona merah berbahasa jawa membuat banyak pihak kebakaran jenggot. Mereka yang perduli terhadap eksistensi dan kelestarian bahasa jawa menjadi khawatir dan was-was. Banyak anak-anak dan remaja jaman sekarang yang gagap berbahasa jawa krama. Kemudian diadakanlah pelatihan-pelatihan semacam itu sebagai bentuk upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Tapi sejatinya berbahasa adalah keterampilan teknis yang dipengaruhi oleh sebuah kebiasaan. Jika ingin anak-anak dan remaja kita cakap dalam berbahasa jawa maka hendaknya kegiatan berbahasa jawa harus menjadi sebuah kebiasaan yang kontinu dan konsisten dilaksanakan di lingkungan sekitarnya. Tidak hanya cukup dengan pelatihan-pelatihan semacam tadi. Pembiasaan penggunaan bahasa jawa krama harus dimulai dari unit yang terkecil yaitu keluarga dan dibiasakan sedini mungkin. Baru meluas ke dalam lingkungan pergaulan yang besar. Bagaimana mungkin seorang anak akan cakap berbahasa jawa krama kalau orang tua sedari kecil hingga dewasa dalam membesarkan anak-anaknya tidak menggunakan bahasa jawa krama. Orang tua jaman sekarang lebih suka menggunakan bahasa indonesia dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya. Sedari kecil anak-anak itu sudah lebih terbiasa dengan bahasa indonesia terus bagaimana mereka akan tahu mengenal apalagi fasih dalam berbahasa jawa krama? Demikian pula di masyarakat jawa sekarang pun enggan untuk menggunakan bahasa jawa krama. Agaknya ada semacam stigma jika menggunakan bahasa jawa itu rumit karena ada tata aturan tertentu dalam penggunaannya dan terkesan ndeso alias kurang kekinian.

Salah satu upaya lain yang bisa dicermati dalam pelestarian bahasa jawa adalah adanya mata pelajaran bahasa jawa yang terintegrasi dalam kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini sebagai salah satu muatan lokal. Dari jenjang SD sampai dengan SMA sederajad di wilayah Jawa Tengah terdapat mata pelajaran bahasa jawa. Tapi toh banyak juga keluhan dari guru-guru yang mengampu mata pelajaran bahasa jawa karena menurut mereka anak-anak jaman sekarang susah diajak komunikasi dengan menggunakan bahasa jawa. Jadi saat mengajar mata pelajaran bahasa jawa banyak rekan-rekan guru yang terpaksa menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantarnya meskipun yang sedang diajarkan adalah mata pelajaran bahasa jawa. Ini sesuatu yang kontradiktif. Bagaimana anak akan bisa berbahasa jawa kalau orangtuanya sendiri sedari kecil tidak membiasakan berbahasa jawa? Dan bagaimana para siswa akan luwes berbahasa jawa lha wong guru bahasa jawa dan guru kelasnya saja kalau mengajar mata pelajaran bahasa jawa malah menggunakan bahasa indonesia  sebagai bahasa pengantarnya?

Jadi saya pikir adanya anak-anak jaman sekarang gagap berbahasa jawa krama dan konon katanya daerah jawa tengah sendiri disebut daerah zona merah berbahasa jawa tidak lain tidak bukan karena kita sendiri. Suatu saat nanti tidak menutup kemungkinan bahasa jawa krama akan punah dan hilang dari peredaran karena sudah semakin sedikit dan langka penuturnya. Sebuah bahasa akan lestari jika diwariskan secara turun temurun dari orang tua ke anak. Jangan-jangan bukan hanya anak atau siswanya yang gagap berbahasa jawa, tetapi lebih dari itu orangtuanya sendiri dan gurunya juga sama gagapnya dalam menggunakan bahasa jawa. Solusinya mulailah membiasakan diri menggunakan bahasa jawa kepada anak sedini mungkin. Agar anak tahu dan mengenal tentang bahasa jawa. Kemudian guru saat mengajar mata pelajaran bahasa jawa juga gunakan bahasa jawa sebagai bahasa pengantar. Bolehlah diselingi bahasa indonesia untuk lebih memperjelas dan mempertegas makna tetapi jangan kemudian sepenuhnya menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Sekolah juga bisa berperan serta dengan menetapkan hari tertentu sebagai hari berbahasa jawa. Misalnya setiap hari Jumat anak-anak diwajibkan menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi dengan teman, guru dan warga sekolah yang lainnya. Upaya ini akan lebih mengena disamping pelatihan-pelatihan tadi yang terkesan seperti pemadam kebaran. Jadi geger-geger zona merah berbahasa jawa menjadi renungan kita bersama : Sudahkah kita membiasakan diri kita sendiri untuk dapat berbahasa jawa dengan baik? Jangan merisaukan sesuatu karena bisa jadi justru kitalah sendiri yang menjadi penyebab masalahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun