Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Selamat Ulang Tahun Steven Gerrard, Sang Raja Tanpa Mahkota

30 Mei 2017   23:29 Diperbarui: 31 Mei 2017   00:16 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : http://thetanjungpuratimes.com

Tanggal 30 Mei 37 tahun yang lalu di Inggris, lahir seorang anak laki-laki bernama Steven George Gerrard. Seorang anak yang kelak akan menjadi pemimpin di salah satu kesebelasan paling sukses di tanah Inggris. Di usia 9 tahun Gerrard bergabung dengan akademi Liverpool. Sebagai seorang scouser, jelas sudah tentu bermain di Anfield menjadi cita-cita terbesarnya.

Kesempatan itupun datang. Pada tanggal 29 November 1998 Gerrard memulai debut pertamanya sebagai pemain senior Liverpool. Ia masuk pada babak kedua menggantikan Vegard Heegem dalam pertandingan melawan Blackburn Rovers. Di musim itu, total ia tampil dalam 13 pertandingan. Semenjak musim itu, Gerrard pun mulai rutin mengisi starting line up Liverpool.

Awal kejayaan Gerrard dimulai pada tahun 2001. Dibawah asuhan Gerrard Houlier, Liverpool menjadi tim yang disegani. Bersama-sama dengan Carragher, Robie Fowler, serta Michael Owen, Gerrard ikut berperan penting dalam mengantarkan Liverpool meraih treble winner. Trofi Piala UEFA, Piala Liga dan Piala FA diboyong ke Anfield. Dengan gaya bermainnya yang spartan, pelan tapi pasti Gerrard menjadi tulang punggung di lini tengah the reds.

Puncaknya terjadi di musim 2004-2005. Ditunjuk sebagai kapten kesebelasan, Gerrard secara heroik berhasil memimpin rekan-rekannya untuk menjadi Juara Liga Champions dalam sebuah partai final yang tidak terlupakan di Istanbul. Ketika itu lawan yang mereka hadapi adalah Milan, klub yang sedang dalam masa jayanya dibawah Carlo Ancelotti. Milan yang sudah unggul 3-0 dibabak pertama, harus kehilangan trofi Liga Champions karena Gerrard berhasil memimpin Liverpool untuk comeback dibabak kedua, yang menyebabkan pertandingan berakhir imbang 3-3. Adu penalti pun dimenangkan oleh Liverpool dan menasbihkan klub tersebut sebagai klub Inggris tersukses di Eropa.

Kesuksesan tersebut membuat manajer Chelsea kala itu, Jose Mourinho tertarik untuk meminangnya. Tapi kecintaan Gerrard pada Liverpool membuat dirinya menolak tawaran tersebut. Bayangkan saja jika saat itu Gerrard menerima tawaran Mou, sudah berapa medali EPL yang sudah dia koleksi? Kalaupun itu terjadi, nama Gerrard tak akan seagung sekarang di Anfield.

Saking penasarannya Mou pada Gerrard, ketika menangani Madrid the special one menghubunginya lagi. Tentu sebuah tawaran menggiurkan untuk bergabung dengan Los Galacticos. Tapi sekali lagi Gerrard menolaknya. Ia tetap lebih memilih Liverpool daripada klub manapun. Bukan hanya itu saja,Munchen yang baru saja meraih treble winner pada tahun 2013 juga sempat menghubunginya. Tapi jawaban Gerrard tetap sama, ia memilih tetap berbaju merah.

Bisa dibilang Gerrard adalah raja tanpa mahkota. Hampir semua gelar telah diraih bersama Liverpool kecuali trofi EPL. Piala Liga (3), Piala FA (2), Community Shield (1), Piala UEFA (1), Liga Champions (1), dan Piala Super Eropa (1) pernah ia angkat. Hanya saja kegagalan membawa Liverpool menjuarai Liga Primer menjadi setitik noda dalam karirnya. Salah satu moment paling menyakitkan adalah pada musim 2013-2014. Ketika itu Liverpool sudah berada diambang gelar juara. Menyisakan 3 pertandingan lagi, Liverpool cukup mendapatkan hasil seri kontra Chelsea untuk memuluskan jalan menuju gelar juara.

Sayangnya Gerrard justru terpeleset saat menerima bola di wilayah pertahanan sendiri. Bola pun berhasil direbut Demba Mba da kemudian berhasil mencetak gol. Mental pemain Liverpool pun runtuh. Kita pun tahu kelanjutan kisah tersebut. Liverpool kalah, harus mengakhiri musim sebagai runner up dan Gerrard menjadi olok-olok di Inggris. Dalam bukunya Steven Gerrard; My Story , kapten Liverpool tersebut mengungkapkan :”Sudah lama saya ingin memenangkan trofi bersama Liverpool, dan ketika peluang itu sudah di depan mata dan sirna, saya tidak bisa mengendalikan emosi saya. Air mata saya berderai, dan menjadikan pemandangan kota begitu buram.”

Kini, Gerrard telah merintis jalan kembali ke Liverpool. Dilansir dari kompas.com (12/04/2017) Gerrad secara resmi telah ditunjuk sebagai pelatih U-18 Liverpool. Ini merupakan suatu lompatan karir yang cukup bagus dari dirinya. Bukan tidak mungkin suatu hari nanti kita akan melihat Gerrard menjadi manajer Liverpool dan membawa klub tersebut menjuarai Liga Primer Inggris, sesuatu yang tidak bisa dilakukannya ketika menjadi pemain.

“Stevie sangat mengerti dia harus belajar untuk menjadi pelatih dan manajer. Kadang, hanya menjadi pemain tidak cukup untuk langsung menjadi manajer.” Kata asisten manajer Liverpool Phil Thompson kepadaSky Sport.

Gerrard memang bukan Totti, yang seumur hidupnya hanya mengenal AS Roma sebagai klub yang dibelanya. Bukan pula sosok John Terry ataupun Xavi yang menjadi kapten dengan berbagai gelar ditangan. Tapi Gerrard tetaplah Gerrard, seorang Legenda yang pernah memikul beban satu tim bernama Liverpool di pundaknya seorang diri. Selamat ulang tahun Steven George Gerrard...sang raja tanpa mahkota.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun