Mohon tunggu...
Prita HW
Prita HW Mohon Tunggu... -

Full wife yang jatuh cinta pada dunia freelance. Sehari-hari menulis, blogging, dan sharing lewat fun workshop bersama The Jannah Institute yang sedang dikembangkannya. Passionnya ada di aktivitas literasi, traveling, dan social business. Juga mengelola blog di www.pritahw.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuka Tabir Peranan Blog dan Blogger di Era Keterbukaan Informasi: Berkaca dari Pengalaman Pribadi

5 Februari 2017   05:53 Diperbarui: 5 Februari 2017   11:01 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuka tabir blog dan blogger di era ini seperti membuka pintu menuju dunia yang luas. Dok.Pixabay (CCO)

Blogging adalah hak semua orang, tanpa meninggalkan identitasnya. Dok.Pixabay (CCO)
Blogging adalah hak semua orang, tanpa meninggalkan identitasnya. Dok.Pixabay (CCO)
Blogger juga semestinya di era keterbukaan informasi saat ini tidak meninggalkan identitasnya, apapun profesinya. Blogbukan melulu dunia penulis yang akhirnya menjadikan orang ingin menjadi seseorang yang lain. Siapapun boleh berbagi. Selalu ada kisah-kisah seru dan berhikmah dibalik profesi seperti PNS, guru, dokter, pengacara, polisi, pekerja seni, wirausahawan, tenaga teknis seperti penjahit, koki, sopir, teknisi elektronik, pekerja bengkel, SPG/SPB, cleaning service, dan yang lainnya sampai mahasiswa dan bahkan siswa yang masih duduk di bangku sekolah.

Disadari atau tidak, sebenarnya blog sudah menyentuh hal-hal tak terbatas ruang dan waktu yang tak pernah kita prediksi. Termasuk blogdengan platformyang kental dengan ciri jurnalisme warga seperti Kompasiana. Kompasiana menyebutkan beyond blogging untuk menegaskan jati dirinya sebagai platform blog yang terus menantang masyarakat untuk memberikan konstribusi positif.

Dengan segala dinamikanya, peranan blogdi era keterbukaan informasi seperti saat ini, saya sarikan sebagai berikut :

  • Menjadi ajang beraktualisasi diri yang positif tanpa perlu menjadi orang lain.
  • Menjadi pemantik terbentuknya komunitas baru yang multi kultur sesuai minat dan passionnya, seperti travel blogger, food blogger, book blogger, beauty blogger, fashion blogger, parenting blogger, mom blogger,sampai yang gado-gado seperti lifestyle blogger.
  • Menjadi content marketing bagi perusahaan ataupun lembaga yang ingin menyampaikan pesannya secara soft sellingatau soft campign,caranya berinteraksi  langsung dengan masyarakat biasa seperti bloggeryang kemudian berbagi pengalamannya .
  • Menjadi media untuk menyampaikan opini dan sudut pandang pribadi mengenai permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Sehingga pendapat dan suaranya bisa didengar, dan tak jarang menjadi viral di beberapa peristiwa. Ini bisa kita lihat pada opini tentang nikah mudanya putra Ust. Arifin Ilham, aksi bela Islam, om tolelot om, riuh Pilkada serentak di beberapa daerah, dan masih banyak lagi. Semua orang bebas berekspresi. Hingga kemudian Pemerintah merevisi UU ITE. Sedemikian dahsyat :)
  • Mengusung budaya lokal di daerah-daerah tak terjamah dan orang-orang yang tak nampak ke permukaan. Seringkali pengalaman bersinggungan langsung dengan hal-hal ini kemudian menarik simpati banyak orang dan juga tak jarang memberikan input baru bagi wilayah atau orang yang ditampilkan.
  • Menjadi blueprint masyarakat dengan tingkat budaya literasi yang mulai meningkat. Tak melulu budaya lisan, tapi juga budaya membaca dan menulis secara digital. Meskipun, masih banyak yang memahaminya sebagai bahasa lisan yang dituliskan. Menurut saya, ini bagian dari proses sebuah upaya J

Akhirnya, peranan blog dan blogging saat ini tidak bisa lagi dianggap sebelah mata. Di era yang serba terbuka, dan overload informasi, sudah sepatutnya kita mengambil peranan untuk tidak membuat masyarakat bingung dengan membuat konten yang bermakna ambigu. Sebuah frase yang sering didengungkan di dunia blogging yaitu content is a king memang benar adanya. Semoga hanya yang positif yang menjadi tugas kita. Lebih jauh lagi semoga dapat menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun