Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Pintar dalam Pilkada DKI

10 Februari 2017   18:09 Diperbarui: 10 Februari 2017   18:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nama saya prita dan Ini adalah post pertama saya di kompasiana.

Dalam Pilkada DKI ini ada 3 calon yang saling berkompetisi untuk memenangkan posisi Gubenur dan Wakil gubernur DKI. Dari nomor urut satu ada Agus-Sylvia, dari nomor urut dua ada Ahok-Djarot, dari nomor urut 3 ada Anies-Sandiaga. Pemilihan akan diselenggarakan pada tanggal 15 februari 2017. Ini adalah pemilihan daerah ketiga yang dilakukan dengan sistem pencoblosan.

Saya bukan orang yang terlalu mengerti tentang politik, Menurut pendapat orang awam seperti saya ini, Pilkada sekarang ini , bukan cuman Jakarta saja yang terlibat walaupun pemilihan gubernurnya adalah gubernur Jakarta , tetapi kota-kota lain juga ikut memeriahkannya, terlihat dari media sosial banyak yang membahas tentang pilkada DKI, ya tentu saja karena jakarta adalah ibu kota pasti akan menjadi sorotan. Pilkada terutama pilkada DKI yang sangat menjadi sorotan ini sifatnya sensitif. Pilkada bisa jadi perekat, bisa juga jadi peregang. 

Mengapa jadi peregang? Dalam masa kampanye pilkada terutama di Jakarta, isu SARA sering digunakan untuk menjatuhkan lawan politik, lalu semua orang begitu mudah marah karena terprovokasi pemberitaan yang belum tentu kebenarannya. Banyak masyarakat yang menulis pendapat mereka tentang cagub dan cawagub tetapi dengan bahasa yang berlebihan, dan akhirnya bertengkar dengan temannya sendiri karena perbedaan pendapat. Seharusnya pilkada menuntut masyarakat untuk pintar dalam mengolah informasi, jangan sampai salah cerna berita, masyarakat harus berfikir cerdas mana berita yang benar dan berita hoax, jangan sampai terpancing emosi,  jangan menjadikan masalah SARA pemecah belah hubungan kita.

saya memang bukan orang DKI, tetapi Pilkada DKI ini ada pengaruhnya buat saya. Mengapa? karena saya setiap hari bolak balik Jakarta untuk kuliah. Karena faktor kedekatan geografis saya lebih sering memanfaatkan fasilitas umum atau sosial DKI. Naik transjabodetabek dari halte semanggi, naik pesawat dari Halim, main dan makan lebih sering ke mall di Jakarta. KTP saya KTP Jawa barat tetapi saya sangat sering ke Ibu kota tercinta jakarta ini. Jadi jakarta yang lebih baik akan sangat berpengaruh.

Harapan saya semoga masyarakat sadar jika memilih pemimpin harus bedasarkan kinerja, track record, cara manage suatu masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan umum, bukan hanya sekedar golongan dan agama tertetu saja. Sekarang banyak web yang memperlihatkan track record para calon-calon. Pilih pemimpin yang berintegritas jika dia sudah mempunyai itu pasti dia mempunyai keberpihakan dengan masyarakat yang kecil.

 Sebagai warga yang baik kita harus berpartisipasi dalam pemilu nanti, jangan golput, satu suara kalian bisa menentukan perubahan. Semoga pemimpin Jakarta yang baru ini akan membuat Jakarta lebih baik lagi dan semoga selalu diberi kedamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun