Mohon tunggu...
prisma susila
prisma susila Mohon Tunggu... Human Resources - Semoga menghibur

sekolah alam semesta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencintai Kematian Vs Mencintai Kehidupan di Saat Covid-19

23 April 2020   21:23 Diperbarui: 23 April 2020   21:28 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini kita dihadapkan dengan masalah bersama diseluruh dunia, yaitu sedang melawan covid-19. Tidak peduli negara dengan status sedang berkembang, maupan negara yang telah lama maju. Semua saat ini memiliki kekhawatiran bahwa virus ini akan menjangkit seluruh warga negaranya. 

Berbagai cara dilakukan untuk mencegah bagaimana virus ini berkembang secara cepat. Tindakan-tindakan cepat dilakukan untuk mencegah hal tersebut seperti, dilakukan himbauan untuk beraktifitas didalam rumah, mengunakan masker selama diluar rumah, mencuci tangan setelah memegang apapun, dan menjaga jarak satu sama lain.

Setelah adanya anjuran-anjuran tersebut digaungkan melalui media massa maupun media online. Banyak yang telah mentaatinya dengan baik, namun disisi lain juga banyak yang tidak dapat melakukan hal tersebut. 

Sebenarnya, jika didalami lebih lanjut kenapa hal itu terjadi kita dapat menggunakan teori salah satu tokoh psikologi yaitu Erich Formm. Beliau menyebutkan secara mendasar manusia itu memiliki kencenderungan untuk mencintai kematian (nekrofilia) dan mencintai kehidupan (biofilis).

Secara harfiah nekrofilia adalah mencintai kematian dan biofillis adalah mencintai kehidupan. Lantas bagaimana karakteristik orang-orang dengan kecenderungan salah satu darinya. Secara mendasar seseorang yang mencintai kematian akan lebih suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan kematian dan pembunuhan. 

Ketika seseorang sudah merasa tidak peduli dengan banyaknya korban dari covid-19, bisa saja mereka sedang memendam atau menyembunyikan kesukaannya terhadap banyaknya orang yang meninggal tersebut. Sebaliknya orang-orang yang mencintai kehidupan akan membenci berita-berita kematian covid-19 dan berita kesembuhan pasien-pasien covid-19.

Untuk melihat diri kita semua saat ini berada dalam kecenderungan yang mana, dapat kita lihat bagaimana diri kita memaknai beberapa hal ini :

  • Kekuatan 
  • Apakah kita memaknai kekuatan kita saat ini sebagai pemberi harapan kehidupan terhadap orang lain atau memberikan dampak kematian bagi orang lain. Sebagai contoh seseorang yang merasa dirinya sehat dan tidak mengalami apa-apa, tetapi setelah mendapat informasi bahwa seseorang yang sehat bisa saja menularkan virus tersebut keorang lain dan memungkinkan orang lain yang terjangkit bisa meninggal karena memiliki daya tahan berbeda. Selanjutnya kita memilih untuk melakukan anjuran-anjuran agar memungkinkan tidak tertular dan menularka, maka kita adalah biofillia. Tetapi ketika kita memilih untuk abai dengan anjuran-anjuran itu, bertingkah laku menunjukkan kekuatan bahwa hidup seperti biasa saja mengakibatkan tidak kenapa dengan adanya covid-19.
  • Pandangan Hidup
  • Apakah kita saat ini memiliki pandangan masa depan yang cerah atau kita tidak memiliki apapun gambaran akan masa depan. Seseorang biofillia memiliki pandangan masa depan yang baik, meskipun ketika menghadapi situasi saat ini. Bermodal pandangan itu, maka yang akan dilakukan saling berbagi makanan, saling menjaga satu sama lain, saling memberikan semangat satu sama lain. Tetapi sebaliknya, seseorang yang sangat mencintai kematian atau nekrofillia maka yang akan dilakukan adalah bagaimana dia dapat hidup saat ini tanpa peduli orang lain. Perilaku yang akan nampak seperti membeli bahan makan sebanyak mungkin hanya untuk dirinya, tanpa memperdulikan bahwa hal tersebut juga akan menyakitkan orang lainnya.
  • Aturan 
  • Apakah kita memaknai aturan yang dibuat demi kebaikan bersama atau aturan yang terbaik adalah aturan diri anda sendiri. ketika kita menilai aturan sebagai hal untuk kebaikan bersama dan memilih untuk metaatinya maka kita dapat dikategorikan sebagai orang yang mencintai kehidupan. Sebaliknya ketika kita memaknai aturan yang dapat kita taati dan aturan yang harus diaati orang lain adalah aturan yang kita buat sendiri, maka anda kita tergolong orang yang mencintai kematian.

Masalah yang saat ini kita hadapi bagaimana orang yang sebenarnya peduli dengan kehidupan bersama, tetapi yang harus dilakukan adalah tindakan-tindakan yang bersifat mencintai kematian. Sebagai contoh padagang sayur dipasar tradisional. Sebenarnya ingin tetap mencegah penyebaran  virus covid-19, tetapi hal-hal yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kehidupannya tidak memungkinkan untuk itu sehingga cenderung menunjukkan mencintai kematian. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk hal-hal seperti itu.

Menurut Erich Form sendiri, untuk menjadikan masyrakat semakin mencintai kehidupan dengan memberikan keamanan, keadilan dan kebebasan. Disaat ini maka, kita mari bersama-sama memberikan keamanan secara fisik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan satu sama lain. Memberikan keadilan akan hidupan dengan secara fisik, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan satu sama lain. 

Memberikan kebebasan akan beban dan tekanan dikehidupan satu sama lain. Untuk itu saat ini kita perlu memberikan semangat satu lain, membantu sama lain, dan saling memberikan harapan-harapan akan kehidupan satu sama lain. Tetapi juga perlu diingat, bahwa dikehidupan normal kita tetap membutuhkan rasa mencintai kehidupan dan mencintai kematian untuk menjaga keseimbangan mental. Karena kita juga tidak bisa hidup dengan salah satu dari rasa itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun