Mohon tunggu...
priskalia nikenwidowati
priskalia nikenwidowati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di Sekolah Dasar

shaping the brain through knowledge

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneropong Teori Kognitivisme Jean Piaget dalam Dunia Pendidikan

24 September 2021   13:51 Diperbarui: 24 September 2021   13:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Makna perkembangan kognitif pada dunia pendidikan adalah pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu, dimana pada proses pembelajaran terjadi interaksi mental individu dan lingkungannya. Menurut teori Kognitivisme seorang anak akan berpikir lebih kompleks, melakukan penalaran dan pemecahan masalah melalui serangkaian tahapan. Jean Piaget adalah seorang tokoh aliran kognitivisme yang menghubungkan tahapan kematangan fisik dengan perkembangan kognitif.

Menurut pendapat Piaget anak-anak bukanlah "little adults" atau orang dewasa versi mini yang hanya memiliki sedikit pengetahuan. Pola pikir dan cara berbicara anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Pada tahapan tahapan usia tertentu kemampuan kognitif anak-anak berkembang melalui pengalaman, tindakan dan lingkungan di sekitarnya. Ia mempercayai bahwa anak-anak membangun pengetahuannya tentang dunia disekitarnya dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki anak-anak kemudian berkembang saat anak-anak mulai mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya.

Jean Piaget lahir di Swizerland  tanggal 9 Agustus 1986, Piaget adalah seorang Pisikolog Swiss dan ahli epistemologi genetik. Ia berpendapat bahwa anak-anak secara bertahap memperoleh, membangun dan mempergunakan pengetahuannya sesuai tahapan usianya.

Tahapan- tahapan tersebut adalah tahap sensorimotor (0 -- 2 tahun), tahap pra operasional (2 -- 7 tahun ), tahap operasional konkret  (7-11 tahun) dan tahap operasional formal (>12 tahun).

Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini balita mengenal dunianya melalui sensori, gerakan, dan tindakan dasar.

Tahap  Pra Operasional ( 2 -- 7 tahun)

Anak mulai menggambarkan dunia melalui gambar, kata dan coretan namun belum memahami logika

konkret. Anak berpikir secara simbolik, intuitif, egosentris dan animisme.

Tahap Operasional Konkret  (7-11 tahun) 

Anak -anak memiliki pemikiran yang lebih logis dan terorganisir, tetapi sangat konkret. Pada tahapan tersebut penalaran anak-anak mulai terbentuk dari informasi khusus ke prinsip umum. Egosentris mulai menurun sehinggga pada tahapan tersebut anak mampu memikirkan sesuatu seperti yang dilihat orang lain.

Tahap Operasional Formal (> 12 tahun)

Anak-anak beranjak remaja dan mulai berpikir abstrak dan teoritis seperti masalah moral, filosofis, etika, sosial, dan politik . Pada tahapan tersebut remaja penalaran berkembang dari prinsip umum ke prinsip khusus dan mampu melihat berbagai solusi potensial untuk memecahkan masalah.

Proses perkembangan konitif anak-anak dalam memahami dunia disekitarnya menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Sebagai contoh seorang balita yang pertama kali melihat seekor sapi  mulai membangun pengetahuannya mengenai hewan berkaki empat. 

Suatu ketika ketika ia berjalan- jalan ke kebun binatang dan melihat seekor rusa,  ia mulai menyebutnya sebagai seekor sapi. Ketika orangtua yang berada disampingnya memberi tahu bahwa hewan tersebut bukanlah sapi namun disebut rusa, ia mulai mengembangkan pengetahuan yang didapatkannya dan mengubah konsep yang dimilikinya tentang hewan berkaki empat. Ia mulai memodifikasi skema hewan berkaki empat, tidak semua hewan berkaki empat disebut sebagai sapi.

Keberhasilan suatu proses perkembangan cara berfikir anak-anak mengenai hal baru tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kematangan dan perkembangan individu, pengalaman aktif, ekuilibrasi dan interaksi sosial.

Bertolak dari Teori Kognitivisme yang telah dikemukakan oleh Jean Piaget dalam kaitannya pada dunia pendidikan saat ini, proses belajar anak-anak dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Proses belajar mengajar di dalam kelas dapat dikemas melalui pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. 

Penggunaan metode pembelajaran Problem Based learning (PBL) juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik dapat membangun pengetahuannya dengan mengaitkan pengalaman atau infomasi baru yang di dadapatkannya untuk memecahkan suatu masalah.

Teori Kognitivisme dapat juga diaplikasikan dalam pembelajaran daring. Anak-anak dapat membangun pengetahunnnya melalui lingkungan disekitar tempat tinggalnya serta membangun interaksi sosial melalui diskusi online atau interaksi sosial dengan orang lain melalui media sosial yang memberikan pengalaman baru dengan jaringan yang tidak terbatas atau dapat di lakukan dengan siapaun dan dimanapun berada.

Penemuan Jean Piaget mengenai Teori Kognitivisme berdampak besar bagi dunia pendidikan, Ia mengubah cara pandang orang tua dan pendidik memandang perkembangan intelektual anak-anak. Melalui gagasan yang dikemukakan Piaget orangtua atau pendidik dapat menyesuaikan metode belajar sesuai tahapan perkembangan anak. 

Namun seperti halnya peribahasa yang berbunyi tak ada gading yang tak retak,pada Teori Kognitivisme  ditemukan kekurangan yaitu tori tersebut tidak dapat diaplikasikan ke semua tingkatan pendidikan. Dengan adanya perkembangan teknologi yang masive juga turut mengubah perkembangan intelektual anak-anak tidak sesuai dengan tahapan yang telah dikemukakan oleh Piaget. Maka sebagai orang tua dan pendidik kita kita dapat memilah hal-hal yang baik dari Teori Kognitivisme yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun