Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Amalan Wirid Kiai Hamid Pasuruan yang Bisa Dilakukan Saat Ramadan

6 April 2022   16:36 Diperbarui: 6 April 2022   17:29 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan tiba. Pada bulan inilah kita melakukan banyak amalan sebab segala ibadah di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Pada bulan ini pula, doa menjadi istimewa sebab salah satu doa yang paling diijabah oleh Allah adalah doanya orang-orang yang berpuasa.

"Tiga orang yang do'anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do'a orang yang dizalimi." (HR. Ahmad 2: 305)

Salah satu amalan yang dianjurkan diperbanyak saat Ramadan adalah wirid. Sederhananya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirid adalah kutipan-kutipan Al-Qur'an yang ditetapkan untuk dibaca umat Islam. Wirid dalam bahasa Melayu berarti mengulang. Pada dasarnya, wirid digunakan untuk menjelaskan tata cara pembacaan kalimat thayyibah yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu dan tujuan tertentu. Keutamaan membaca wirid adalah mirip dengan keutamaan berzikir, menyempurnakan ibadah salat. 

Di bulan Ramadan, setiap ibadah termasuk berzikir mendapatkan pahala yang dilipatgandakan Allah SWT. Zikir di bulan Ramadan dapat di baca kapan saja. Mulai dari berzikir saat sahur, berzikir setelah salat, berzikir di siang hari, berzikir saat menunggu buka puasa, saat berbuka puasa hingga di malam hari.

Sederhananya kita bisabanyak-banyak beristghfar, bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, dan juga memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain wirid yang umum seperti disebutkan di atas, dalam laku tasawuf, ada wirid-wirid yang diijazahkan oleh para guru. Salah satunya adalah amalan Kiai Hamid Pasuruan.

Buat yang belum tahu,  Kiai Haji Abdul Hamid atau Mbah Hamid juga kondang dipanggil KH Hamid Pasuruan (lahir di Lasem, 22 November 1914 M/4 Muharram 1333 H) merupakan seorang ulama, pendakwah, dan pengasuh pondok pesantren yang banyak mengabdikan diri dalam pengembangan agama Islam di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Beliau banyak memberi ijazah wirid kepada siapa saja. Biasanya ijazah diberikan secara langsung tapi juga pernah memberi ijazah melalui orang lain. 

Dokumen ijazah langka dari Kyai Hamid Pasuruaan. Sumber: Suarapantura.
Dokumen ijazah langka dari Kyai Hamid Pasuruaan. Sumber: Suarapantura.

Lalu bagaimanakah amalan wirid Kiai Hamis Pasuruan Itu?

Pertama, bacaan Alfatihah. Bacalah surat Al-Fatihah 100 kali tiap hari. Menurut beliau, orang yang membaca ini bakal mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga. Bacaan ini bisa dicicil setelah sholat Shubuh 30 kali, selepas shalat Dhuhur 25 kali, setelah Ashar 20 kali, setelah Maghrib 15 kali, dan setelah Isya 10 kali. Khusus jika ada kebutuhan yg sangat penting dan mendesak dibaca 100x setiap selesai shalat. 

Kedua, membaca Hasbunallah wa Nikmal Wakil sebanyak 450 kali sehari semalam ditutup dengan Ni'mal Maula Wani'mannashir.  

Ketiga, membaca shalawat 1000 kali.  Untuk poin ketiga ini, jenis sholawat yang dibaca adalah bebas. Meskipun yang dibaca adalah shalawat pendek sekalipun. Fadhilah atau keutamaannya adalah dibimbing hidupnya oleh Nabi Muhammad SAW.

Shalawat Nariyah. Sumber: NU
Shalawat Nariyah. Sumber: NU

Keempat, yang sering diamalkan Kiai Hamid adalah shalawat Nariyah. Shalawat ini dibaca 11 kali setiap selesai shalat fardhu. Fadhilah atau keutamaannya adalah kehidupannya akan selalu mendapatkan pertolongan, rahmat, ampunan, barokah, ketenangan, keselamatan, dan jauh dari fitnah dan bala' dhohir bathin.

Kelima, membaca Kitab Dalailul Khoirot. Kitab ini dibaca KH Abdul Hamid sehari satu hizb (bagian). Fadhilah atau keutamaannya adalah ruh orang yang membaca akan tersambung ke hadirat Nabi, mendapatkan bagian dari akhlaq, ilmu dan sirr Nabi Muhammad SAW. 

Dan terakhir, Wirid rutin al-Wirdul Lathif dan Ratib Al-Haddad. Dua wirid yang diajarkan oleh Kiai Hamid dan diwariskan hingga sekarang kepada para santri dan keluarganya.  Bacaan-bacaan dzikir pada al-Wirdul Lathif berisi ayat-ayat Al-Qur'an pilihan serta dzikir-dzikir yang dikutip dari hadits Nabi atau biasa dikenal dengan dzikir ma'tsur. Seluruh bacaan dzikir dalam wirid ini memiliki faedah-faedah tersendiri yang umumnya langsung tercantum dalam hadits tentang keutamaannya. 

Misalnya seperti dzikir berikut:   

.   

"Barangsiapa di pagi hari melafalkan: "Allhumma m ashbaha b min ni'matin fa minka wahdaka l syarka laka, fa lakal hamdu wa lakas syukru" (Ya Allah, kenikmatan yang kami dapatkan di waktu pagi, maka kenikmatan tersebut hanya dari-Mu, tak ada yang menyekutukan-Mu. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala rasa syukur) maka dia telah melaksanakan wujud syukur di hari itu. Dan barang siapa yang melafalkan kalimat tersebut di sore hari, maka ia telah melaksanakan wujud syukur di malam itu" (HR. Abu Daud).

Demikianlah amalan Kiai Hamid Pasuruan yang biasa diijazahkan secara umum kepada para murid-muridnya dan para santri. Silakan ketik "Qobiltu" di kolom komentar jika ingin mengamalkan amalan Kiai Hamid ini. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun