Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memento di Danau Toba

2 November 2021   22:19 Diperbarui: 6 November 2021   14:42 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setengah enam pagi. Di lobi Hotel Labersa. Resepsionis yang rapi sudah menyambutku. Syukurlah, penyewaan sepeda sudah bisa dilakukan. Tadinya Anjas bilang ingin ikut bersepeda pagi, tapi dia tidak jua muncul. Akhirnya kukayuh sepeda di jalan raya Kota Balige. Menuju Pantai Bulbul. Udara dingin yang menusuk tulang tak mampu menggodaku mengurungkan niat mengarungi keindahan pagi di Toba.

Cahaya matahari memerah di balik bukit menyertai kayuhan demi kayuhan. Kadang aku berhenti sejenak untuk menangkap momen itu.

Dalam benak, aku tergelak, ternyata penyebutan pantai tidak hanya milik daratan di tepi laut. Setelah sampai di Bulbul, baru aku paham, memang tepi danau toba juga berpasir putih seperti di pesisir. 

Kapal-kapal kecil terlihat, beristirahat dari rutinitas ke Samosir. Kucelupkan kaki. Rasanya ingin berenang. Tetapi kuingat pesan, tidak boleh berenang. Sebab, tepi pantai yang tampak tenang seringkali menjebak. Mendadak bisa ada palung yang kedalamannya tidak diketahui.

Berapa kedalaman Danau Toba itu sendiri? Di buku-buku lama tercantum sekitar 500 meter. Namun, Kak Fitri Manalu mengatakan, penelitian terbaru menunjukkan hasil kedalamannya lebih dari 1000 meter. Dalam sekali.

Sayangnya, sewa sepeda hanya 1 jam. Ditambah pukul delapan aku harus berangkat mengikuti perjalanan mengelilingi Danau Toba bersama teman-teman dari Kemenparekraf dan Kompasiana. 

Kaldera Toba sudah ditetapkan sebagai Geopark Global oleh UNESCO pada didang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Perancis, 2 Juli 2020 lalu. Hanya ada 5 Geopark Global di Indonesia. Selain Kaldera Toba, ada Batur, Gunung Sewu, Ciletuh, dan Rinjani. Aku sendiri sebelumnya baru pernah ke Ciletuh bersama Backpacker Jakarta.

Pengalaman di Ciletuh sangat mengesankan. Meski mengikuti trip hemat, pengalaman perjalanan di sana sangatlah luar biasa. Karena itu, aku mengharapkan pengalaman yang serupa saat mendapatkan kesempatan perjalanan ke Toba.

Bagiku, perjalanan selalu mengenai 2 hal: alam dan manusia. Dari jendela mobil yang melaju kencang, terlihat langit begitu biru menaungi kumpulan air di Kaldera Toba. Pertanda udara masih sangat bersih. Pemberhentian pertama kami adalah Taman Eden 100. Di sini kami berkenalan dengan andaliman, rempah khas Toba, yang selalu digunakan dalam berbagai kuliner di Toba. Mulai dari sambal hingga kreasi terbaru seperti Pizza Andaliman. 

Di dalam taman ini pun ada air terjun yang menyegarkan. Beberapa teman sampai merendam dirinya di air yang jernih itu. Setelah puas, kami disuguhi kopi dan camilan. Rasanya nikmat sekali. Meski, tidak bisa kumengerti kenapa yang dipakai sebagai campuran kopi adalah kental manis, bukan susu. Ya, kental manis sebenarnya bukan susu, melainkan gula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun