Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Undangan Melihat Kamp Muslim Uighur

18 Desember 2019   08:53 Diperbarui: 18 Desember 2019   11:20 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa mau mengunjungi Tiongkok? Tawaran dari Dubes Tiongkok untuk Indonesia ini mungkin bisa dipertimbangkan. Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian, mempersilakan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim Uighur, di Xinjiang, China. Xiao Qian juga menyatakan  kondisi wilayah Xinjiang aman untuk dikunjungi.

Namun, warganet ternyata tidak kurang akal. Mereka menemukan kenyataan lain. Ada undangan untuk influencers sosial media Indonesia untuk mengunjungi Tiongkok, namun di luar Xinjiang. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membatasi sentimen anti-China di Indonesia dan menunjukkan kehidupan muslim di China sebenarnya baik-baik saja.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Yang lebih asik adalah para influencer peserta tur tersebut dibayar USD500 per hari, dan boleh mengepos apa saja selama perjalanan. Wilayah yang menjadi konstrasi kamp muslim Uighur sendiri sebenarnya ada di Xianjiang yang tidak dikunjungi.

Terkait Uighur, pada tengah tahun lalu, 22 delegasi dari Uni Eropa, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Kanada, meneken surat yang memprotes kamp penahanan Cina di Xinjiang, di mana satu juta orang mayoritas Uighur dilaporkan telah ditahan.

Mulanya, Tiongkok menyangkal keberadaan kamp, meski akhirnya mengakui ada kamp namun menyebutnya sebagai pusat pendidikan kejuruan di Xinjiang. 

Bagaimana kondisi asli yang terjadi, kita tidak tahu pasti, dan hanya menyandarkan kepercayaan pada pemberitaan yang kita percayai valid. Namun, seorang teman yang pernah berkuliah di Jepang pernah bertanya pada profesornya di kelas yang membahas geopolitik dunia tahun 2017 lalu. Muslim Uyghur di negara dengan populasi terbanyak sedunia itu.

Profesor yang juga penasihat militer itu mengatakan kondisi muslim di sana (saat ini-2017) baik-baik saja, diperhatikan dengan baik, diberi fasilitas seperti warga etnis lainnya. Masjid banyak dan terbuka di mana-mana. Muslim, bisa beribadah dengan baik.  Namun, kota dan etnis itu, sebetulnya menghalangi jalur impian yag sedang mereka bangun. Kota dan etnis itu, serta Asia Tengah yang mayoritas muslim menjadi penghalang sehingga pembangunan di jalut darat menjadi terputus untuk sementara.

Sekarang, mereka memang baik-baik saja, tapi saya tidak tahu bagaimana nanti. 

Kenyataannya? Mungkin kita perlu memenuhi undangan Dubes China itu. Tapi eits, memangnya followersmu berapa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun