aku selalu menunggu untuk hadir
di persidangan
seorang diri dan dihujani pertanyaan
bagaimana pandanganku tentang perekonomian
apakah cinta mengikuti hukum pareto
semua bisa kujawab dengan cekatan
seperti saat aku bernyanyi dengan teknik falsetto
namun bibirku akan selalu kelu
setiap pertanyaan tentang tuhan muncul
apakah cahaya dan keimanan menembus kalbuku
tak ada jawaban yang kuucapkan dengan betul
di dada ini ada kekosongan
yang hanya dapat diisi dengan tuhan
namun belum kutemukan tuhan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!