Mohon tunggu...
Fadhli Muhammad
Fadhli Muhammad Mohon Tunggu... -

asdasd

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Pekerja Kasar

25 April 2014   02:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tujuan Pembahasan

Karena di masyarakat umum beranggapan bahwa wanita pekerja kasar sangatlah melanggar norma sosial yang ada di masyarakat. Saya hanya ingin mengubah maindset pada masyarakat terutama masyarakat yang mempunya pemikiran “ortodoks” yang beranggapan bahwa seorang kaum Hawa tidak di perkenankan untuk melakukan pekerjaan laki-laki. Bila ada wanita tersebut, kita harus mengerunya, kurang lebih seperti itulah maindset msayarakat sekarang. Tapi sekarang sudah jaman emansipasi wanita dimana wanita ingin disamai derajat dengan pria. Tetepi tidak harus mengikuti apa yang norma masyarakat berlaku, terkadang walaupun hal benar akan terlihat salah di mata orang lain. Apabila seorang wanita beralasan terpaksa bekerja sebagai pekerja kasar demi memenuhi kebutuhan keluarganya, apakah kita harus melarangnya ? tentu tidak, kita harus memberi dukungan kepada wanita tersebut karena telah berusaha dengan keras. Sungguh mulia seorang wanita yang memiliki fisik lemah. Bagi mereka, pekerjaan kasar pun jadi asal mereka bisa tetap melanjutkan hidup. Terkadang kita tak memahami apa yang sedang terjadi pada kehidupan wanita pekerja kasar. Kita hanya mencemooh wanita yang bekerja dengan lebih banyak mengguanakan oto.

PENGERTIAN

Wanita pekerja kasar adalah wanita yang memilih bekerja sebagai layaknya pria yang dimana nengandalkan fisik. Bukan lah hal yang mudah bagi seorang wanita untuk menjalani profesi tersebut, dikarenakan fisik seorang wanita yang pada hakikatnya lemah dibandingan dengan kaum Adam.

Contoh Kasus

Seorang wanita bekerja sebagai tukang ketoprak untuk menggantikan tugas suami yang mencari nafkah di karenakan sang suami telah wafat karena kecelakan mobil, jadi si wanita tersebut menjadi orang tua tunggal bagi ke dua anaknya sekaligus mencari nafkah untuk kedua anaknya dan dirinya sendiri. Memang benar bagi kebanyakan masyarakat itu adalah sebuah pelanggaran norma sosial dimana sang ibu tak akan mempunyai waktu untuk kedua anakanya dikarenakan pekerjaan nya yang berat, tetapi wanita tersebut memberi pengertian kepada kedua anaknya sehingga kedua anaknya dapat mengerti kondisi ibunya. Sehingga anak yang paling besar harus bisa bertanggung jawab terhadap adikknya

Saya telah nelekukan 3 wawancara kepada narasumber yang berbeda dengan tema kasus diatas

Narasumber 1

Nama :Airini

Ibu rumah tangga

“ memang benar bila wanita tidak boleh menjadi seorang pekerja kasar, tetapi mau bagaimana lagi, itu adalah kebutuhan hidup. Dimana semua didunia ini membutuhkan uang. Wanita yang bekerja sebagai tukang ketoprak bukanlah sebuah penyimpangan negatif yang dimana masyarakat beranggapan bahwa wanita itu makhluk lemah. Kita harus mengubah pemikiran tersebut. Wanita itu bukan makhluk lemah. Bahkan seorang wanita pun bisa menandingi apa yang biasa laki-laki lakukan. Semua orang harus dapat membuka pandangan lebar mereka terhadap wanita. Alasan wanita yang anda sampaikan yang bekerja sebagai tukang ketoprak dikarenakan untuk menggantikan suaminya telah tiada dan menjadi orang tua tunggal bukanlah pelanggaran/ perilaku menyimpang, kita harus dapat memaklumii situasi keluarga si wanita tersebut”

Narasumber 2

Nama : Nadia Ilma Dewi

Status : Pelajar menengah atas

“Memang sih itu pasti berat bagi wanita tersebut. Bila saya ada diposisi tersebut, pasti sungguh lelah. Saya akan membutuhkan dukungan moril dari lingkungan sekitar. Bila saya sudah dapat diterima di lingkungan sekitar, bukan tidak mungkin saya akan menjadi nyaman karena telah diterimanya status saya sebagai wanita pekerja kasar”

Narasumber 3

Nama : Rizki Pahlevi

Status : Pegawai Swasta

“Saya pribadi tidak mempermasalahkan pekerjaan apa yang ingin dilakukan wanita, yang menjadi permasalahan saya adalah apakah wanita tersebut masih memiliki waktu untuk keluarganya ? tugas utama seorang wanita adalah mengurus keluarga mereka. Sang istri harus dapat persetujuan dulu kepada suami untuk bekerja diluar rumah, apalagi bila pekerjaan tersebut kasar.  Disini kita memiliki kasus yang berbeda dari biasanya. Seorang wanita yang menjadi tulang punggung keluarganya dikarenakan wafatnya sang suami pada kecelakan mobil. Bila itu kasusnya, apakah kita tidak merasa simpati kepada wanita tersebut ? apakah kita harus diam ? kita harus memberi dukungan kepada wanita tersebut agar si wanita kuat menjalani kehidupan nya yang keras dengan anak-anaknya.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun