Mohon tunggu...
Princess E Diary
Princess E Diary Mohon Tunggu... wiraswasta -

~ A Dreamer Princess ~

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

[Reinhart's Diary Part 1] Bayi dengan Kelainan Usus 12 Jari

19 Maret 2012   17:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:45 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

9 Maret 2012, Saat Pertama Kudengar Tangisanmu

Hujan semalam telah berlalu, matahari sudah mengintip perlahan, yang tersisa hanyalah remah-remah kristal sejuk bercampur embun dedaunan pagi.
Kilau cahaya-nya membiaskan cahaya pada kristal-kristal yang mulai mencair. Memantulkan segaris warna keperakan, hanya sesekali, tampak seperti sebaris jaring laba-laba, bersandar manja diantara dua kuntum mawar.
Kemilaunya tak menampakkan kalau rintik hujan sempat membelainya semalam.

Aku menatap keluar dari jendela kamar rumah sakit tempatku tidur semalam, waktunya sudah tiba!

Suster mulai masuk kamarku, mengetes detak jantung bayi dalam kandunganku. Tak terkecuali tekanan darahku pun diperiksa. Bajuku mulai diganti dengan baju operasi.

Saat aku mulai didorong menuju ke ruang operasi, gelombang perasaan takut dan bergairah bercampur menjadi satu. Takut membayangkan akan menjalani operasi besar, apakah semua akan berjalan baik, apakah team dokter operasi ini akan handal dalam melakukannya? Tapi dilain sisi bergairah juga membayangkan sebentar lagi akan bertemu dengan anak pertamaku yang selama ini aktif sekali menendang-nendang perut bundanya, seperti apakah wajahnya? Mirip siapakah dia, mirip ayahnya atau bundanya?

Dengan begitu banyaknya pertanyaan yang berkecamuk di otakku saat ini, aku mulai tersenyum kecil, ah nggak usah terlalu banyak berpikir, sebentar lagi aku akan menjadi seorang bunda, apa yang aku takutkan?

Perlahan-lahan aku mulai rileks, bahkan bisa bercanda dengan dokter anestesi. Team operasi sudah siap, operasi pun dimulai.

Detik-detik aku lewati dengan tenang, sampai akhirnya suara yang kunanti-nanti itu terdengar indah sekali di telingaku. Ya, suara tangisan Reinhart, anak pertamaku!

Dengan sabar aku menanti dia selesai dibersihkan, saat Reinhart didekatkan untuk aku melihat wajahnya, tanpa terasa airmataku turun, kukecup keningnya sambil bersorak dalam hati, ya Tuhan terima kasih atas anugerah-Mu ini, Kau telah menitipkan malaikat kecil dalam hidupku!

***

12 Maret 2012, Ada Apa Denganmu, Pangeran Hatiku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun