Mohon tunggu...
Prima Yustitia
Prima Yustitia Mohon Tunggu... Dosen - Community Development

Junior researcher and community developement officer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dilema Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia

17 November 2021   17:31 Diperbarui: 18 November 2021   10:12 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah, membuang sampah, memilah dan pengeloaan sampah (Sumber: Shutterstock via megapolitan.kompas.com)

Bicara mengenai persoalan sampah di Indonesia seperti membicarakan gajah di pelupuk mata tapi tidak pernah terlihat jelas, cenderung abstrak, blur, bahkan buram serta runyam. 

Sampah hari ini mungkin bukan persoalan penting sebab hari ini kita masih memiliki lahan yang luas untuk tempat pembuangan sampah akhir, tanah yang subur untuk pertanian, air yang bersih untuk kehidupan.

Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika sampah yang kita hasilkan setiap harinya menumpuk semakin tinggi menggunung di tempat pembuangan akhir seperti Bantargebang. Bahkan dengan luasan mencapai 110 hektar saja jumlah tampungan sebanyak 49 juta ton sudah terisi hingga 39 juta ton. 

Lalu ke mana lagi kita akan membuang sampah? Jika diperkirakan dalam 2 tahun ke depan di TPA Bantargebang sudah mencapai titik maksimal penampungan sampah warga ibu kota.

Keberadaan sampah seharusnya kita sadari bahwa muncul sebagai dampak dari modernisasi kehidupan manusia itu sendiri. 

Manusia yang hidup selalu menghasilkan sampah dalam berbagai bentuk, mulai dari sampah organik yang dapat terurai secara alami hingga sampai anorganik yang tidak dapat terurai bahkan hingga puluhan tahun lamanya. 

Persoalan ini disadari hampir seluruh negara di dunia bahwa sampah merupakan tanggung jawab individu masing-masing, namun pemerintah memiliki peran dalam mengatur regulasi terkait pengelolaan sampah tersebut. 

Sedangkan kesadaran bahwa sampah menjadi tanggung jawab individu belum menjadi penting saat ini sebab tidak ada aturan tegas tentang bagaimana mengelola sampah kita sejak dari rumah tangga.

Selama berpuluh tahun kebiasaan pengelolaan sampah yang kita lakukan adalah mengumpulkan sampah, diangkut oleh petugas kebersihan setempat dan kemudian dibuang dalam tempat pembuangan sampah akhir. 

Sebelum adanya aturan tentang tempat pembuangan sampah akhir, masyarakat terbiasa untuk membakar sampah yang sudah dikumpulkan dalam satu tempat tertentu. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pada akhirnya manusia semakin bergantung pada berbagai jenis bahan yang menghasilkan sampah dan tidak dapat terurai dengan cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun