Selain dengan ayah, anak juga bisa mendapatkan figur ayah dari keluarga inti lain seperti kakek dan paman. Saling menjalin silaturahmi, berkomunikasi secara rutin, dan menghabiskan waktu bersama saat acara atau momen-momen kumpul keluarga, dapat mempererat hubungan emosional. Dengan cara ini, anak akan tetap merasa dicintai oleh orang-orang terdekatnya meski jarang bertemu.Â
Meskipun kondisi LDM memang bukan kondisi yang ideal untuk dijalani, namun tidak berarti anak harus mengalami fatherless. Dengan kerja sama yang baik antara pasangan dan seluruh keluarga yang terlibat, tantangan dan dinamika LDM dapat dihadapi dengan lebih ringan.
Ada yang punya pengalaman serupa seperti saya? Share yuk di kolom komentar!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI