Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar "Caring Leadership" Lewat Buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier"

20 Oktober 2021   10:04 Diperbarui: 21 Oktober 2021   20:01 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prestasi yang sudah kita capai penting untuk disampaikan kepada atasan, karena atasan bukan cenayang (unsplash.com/Amy Hirschi)

Banyak karyawan merasa dirinya sudah berprestasi dan pantas mendapat promosi, namun enggan menjual prestasinya tersebut. Salah satu alasan utamanya adalah karena merasa tidak enak dengan rekan kerja yang lain dan takut menjadi bahan omongan mereka. 

Prestasimu penting untuk disampaikan kepada atasan. Seringnya hal ini luput dari atasan bukan karena dia tidak mau melihat, tapi banyaknya tanggung jawab lain sering membuat skala prioritas tiap orang menjadi berbeda. Tidak ada salahnya terus ingatkan dan jual kepada atasan apa yang sudah kita lakukan, karena atasan bukan cenayang. (Atasan Anda Bukan Cenayang, hal. 13).

Memang benar, bagaimana atasan kita tahu apa prestasi yang sudah kita raih di tempat kerja jika kita tidak pernah memajangnya di etalase, setidaknya agar dapat dilihat oleh atasan. Bagaimana kita bisa mendapat promosi dan peningkatan karir jika tidak pernah menjual prestasi? 

Prestasi yang sudah kita capai penting untuk disampaikan kepada atasan, karena atasan bukan cenayang (unsplash.com/Amy Hirschi)
Prestasi yang sudah kita capai penting untuk disampaikan kepada atasan, karena atasan bukan cenayang (unsplash.com/Amy Hirschi)

Cerita lain yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari para karyawan di kantor adalah Ketika Gaji Istri Lebih Besar dari Suami. Konon, masalah timpangnya gaji suami dan istri menjadi salah satu penyebab retaknya kehidupan rumah tangga.

Banyak suami merasa tidak nyaman dan tidak bisa menerima kenyataan ketika mendapati gaji istri lebih besar daripada gajinya. Suami sebagai kepala rumah tangga, menganggap gajinya harus lebih besar karena dialah yang bertanggung jawab memberi nafkah keluarganya.

Dalam cerita pengalaman yang disampaikan Elin Waty kali ini, ada satu kutipan yang saya suka:

"Hanya pria dengan jiwa besar yang bisa menerima istri dengan karier yang lebih baik, dan hanya pria luar biasa dengan jiwa besar yang akan bangga dan mendukung hal tersebut." (hal. 20-21).

Meskipun di dalam buku kutipan tersebut diungkapkan dengan nada kalimat bercanda, tapi saya menganggap kutipan ini sangat bagus dan serius.

Pria yang mengerti akan tanggung jawab dalam berumah tangga harus memiliki jiwa besar, salah satunya adalah dengan mendukung karir istri sekiranya karir istrinya tersebut bisa menopang kehidupan rumah tangga mereka.

Tak hanya kutipan yang sangat bagus, melalui cerita ini Elin Waty memberi saran yang saya anggap sangat tepat bagi perempuan yang memiliki karir dan gaji lebih bagus daripada pasangannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun