Pada Mei 1953, Comet mengalami insiden fatal keduanya di India, menewaskan 43 penumpang. Hasil penyelidikan menyatakan, Comet mengalami turbulensi ekstrem selama badai petir dan respon pilot yang terlalu berlebihan dalam memberikan tekanan di dalam kabin.
Musibah yang dialami Comet belum berhenti. Pada Januari 1954, pesawat Comet meledak di udara dan jatuh di Laut Mediterania, dekat Italia. Semua 35 penumpang dan awak pesawat tewas.Â
Hanya beberapa bulan kemudian, pada April 1954, Comet lain yang dioperasikan South African Airways juga jatuh di Mediterania setelah kehilangan kontak saat berada di ketinggian jelajah. Semua 21 penumpang dan awak di dalamnya tewas.
Rentetan musibah yang dialami Comet membuat pemerintah Inggris membekukan ijin operasional British Overseas Airway dan mengandangkan semua armada Comet. Tak hanya itu, Inggris juga membentuk Komisi Cohen yang bertugas menyelidiki penyebab rentetan kecelakaan pesawat Comet.Â
Metal Fatigue, Penyebab Utama Kecelakaan Pesawat Berjendela Bujur Sangkar
Beberapa puing Comet yang ditemukan dari kecelakaan pertama di Laut Mediterania pertama mengindikasikan masalah bisa terjadi karena kelelahan logam (metal fatigue).Â
Mereka mulai menguji teori ini dengan melakukan tes bertekanan pada badan pesawat Comet yang ada. Dengan menggunakan tangki air dengan badan pesawat terendam di dalamnya, peneliti dapat meningkatkan tekanan di dalam kabin dengan memompa lebih banyak air ke dalam untuk mensimulasikan kondisi penerbangan di ketinggian di kabin.
Setelah ribuan simulasi penerbangan bertekanan, para penyelidik menemukan area masalahnya. Kelelahan logam itu terjadi di sudut jendela palka pintu keluar yang berbentuk bujur sangkar.Â
Tekanan di sudut-sudut jendela persegi Comet sangat terlokalisasi dan terkonsentrasi. Hingga 70% dari stres saat di bawah tekanan terjadi di sudut-sudut lancip.
Para ilmuwan kemudian mencoba mengubah bentuk jendela menjadi bundar dengan sudut yang melengkung. Hasilnya, tingkat tekanan menurun drastis. Area tekanan tidak menumpuk dan malah mengalir di sekitar area lengkung jendela.
Sejak saat itu, setiap pesawat jet komersial dibuat dengan jendela berbentuk bundar untuk menghindari risiko kecelakaan yang fatal.Â
Referensi: BBC, Smithsonian, FAA