Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jika Setan Dibelenggu, Mengapa Masih Banyak Maksiat Selama Ramadan?

16 April 2021   18:38 Diperbarui: 16 April 2021   18:42 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa makna terbelenggunya setan, sedang masih ada saja gangguannya di bulan Ramadan? (ilustrasi: unsplash.com/Tech Nik)

Waktu kecil, saya termakan dogma bahwa selama bulan Ramadan setan-setan dibelenggu sehingga tidak bisa mengganggu manusia. Dogma itu datang dari hadis berikut:

"Kalau (bulan) Ramadan tiba, pintu-pintu surga terbuka dengan lebar, pintu-pintu neraka tertutup dengan rapat dan setan-setan terbelenggu (HR. Muslim).

"Kalau begitu selama bulan puasa gak ada pocong, kuntilanak, sundel bolong, tuyul atau genderuwo yang berkeliaran dong?" tanya saya polos pada guru agama waktu itu.

Ya, karena dogma itu pula saat bulan puasa saya jadi berani keluyuran di tempat-tempat gelap di. Bahkan kuburan yang selama ini saya anggap angker, saya berani melewatinya tanpa ada rasa takut akan penampakan setan-setan.

Namun seiring beranjaknya usia, saya jadi penasaran dengan hadis tersebut. Ada satu pertanyaan yang muncul terkait bunyi hadis itu, dan tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan.

Jika setan-setan dibelenggu, mengapa masih banyak maksiat selama Ramadan?

Perhatikan saja lingkungan sekitar kita. Baru dua hari Ramadan, sudah banyak warung-warung makan yang buka, lengkap dengan pembelinya yang makan seperti biasa. Tanpa rasa malu dan sungkan pada bulan suci Ramadan, pada orang lain yang sedang berpuasa, dan juga tak malu pada Tuhannya.

Bukankah yang seperti itu termasuk kategori maksiat dan kedurhakaan pada perintah agama?

Lihat pula di berita-berita, aksi kriminalitas tetap masih ada. Pelacuran online masih semarak. Para pelaku maksiat ini sepertinya tidak menganggap bulan suci Ramadan itu ada. Bagi pelaku maksiat, setiap hari adalah sama.

Lantas, setan apa yang dibelenggu selama Ramadan?

Mungkin bukan pada tempatnya mempertanyakan makna atau kandungan hadis tersebut. Bagaimana pun, sebagai umat Islam kita wajib memercayai setiap hadis Rasulullah Saw yang tergolong hadis sahih. Apalagi kandungan hadis itu berkaitan dengan hal-hal gaib yang tidak dapat terjangkau oleh nalar manusia: surga, neraka dan setan. 

Yang Terbelenggu adalah Setan-setan yang Amat Durhaka

Rasa penasaran akan setan yang dibelenggu selama Ramadan itu akhirnya terjawab berkat penjelasan dari Quraish Shihab. Menurut Quraish Shihab dalam artikelnya Ramadan yang Membakar, pertanyaan yang sama juga pernah diajukan Abdullah, putra Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali): Apa makna terbelenggunya setan sedang masih ada saja gangguannya di bulan Ramadan?

Jawaban pertanyaan itu ada pada hadis yang sama berdasarkan kepada riwayat Imam an-Nasa'i yang menyatakan bahwa: ....(Yang) dibelenggu ketika itu adalah setan-setan yang amat durhaka.

Jadi, setan-setan yang dibelenggu selama Ramadan itu adalah tokoh-tokoh utamanya yang amat durhaka. Sementara anak buahnya, setan-setan yang pangkatnya masih rendah bisa jadi berkeliaran dan melakukan godaan-godaan yang menyesatkan, khususnya terhadap mereka yang tidak memperhatikan tuntunan dan adab puasa.

Hawa Nafsu yang Tergoda Setan Masih Berkeliaran Selama Ramadan

Setan-setan yang masih berkeliaran itu adalah setan-setan yang menyelusup ke urat nadi manusia dalam bentuk hawa nafsu. Bagi setan, jika godaannya ditolak, ia akan datang lagi menggoda dengan rayuan lain yang bisa jadi lebih ringan dosanya daripada dosa yang ia tawarkan sebelumnya. Demikian seterusnya, menurun dan menurun sampai pada tingkat menghalangi manusia berbuat baik.

"Yang penting manusia rugi, gak boleh untung karena agamanya," kata setan.

Karena begitu halusnya setan menyelusup, kadang manusia tidak menyadari kalau ia tengah digoda setan. Allah menggambarkan pekerjaan setan-setan kecil ini dalam surah An-Naas.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia."

Jadi, kedurhakaan atau maksiat yang terjadi selama Ramadan dikarenakan ulah setan-setan kecil yang berhasil menyelusup dan bersembunyi di aliran darah manusia, membisiki manusia untuk menurutkan hawa nafsu yang tidak terkendali atau mendorong manusia mengikuti adat istiadat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Wa'Allohu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun