Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Keistimewaan Ramadan dalam Angka

12 April 2021   09:22 Diperbarui: 12 April 2021   09:32 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Ramadan menghadirkan suasana spiritual khusus yang dialami banyak orang, yang tidak didapatkan di bulan-bulan lain (ilustrasi diolah pribadi)

4 Minggu Penuh Belas Kasih Allah Swt

Ramadan adalah bulan kebajikan dan bulan pelipatgandaan ganjaran. Setiap umat Islam hendaknya menyambut Ramadan dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif, hingga diibaratkan kegiatan itu dapat  menjadikan pintu-pintu surga terbuka lebar karena amal kebajikan apa pun, kendati sedikit, dapat mengantar ke surga.

Rasulullah Saw bersabda,

"Kalau (bulan) Ramadan tiba, pintu-pintu surga terbuka dengan lebar, pintu-pintu neraka tertutup dengan rapat dan setan-setan terbelenggu" (HR. Muslim).

30 Hari Penghambaan diri kepada Allah Swt

Ayat paling populer yang sering disampaikan selama bulan Ramadan adalah surah Al-Baqarah ayat 183:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat ini berisi perintah untuk menunaikan ibadah puasa selama Ramadan, dengan tujuan agar kita bertakwa. Dalam konsep keagamaan, para ulama mendefinisikan takwa sebagai "melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya".

Jadi, seorang mukmin yang sempurna imannya adalah seseorang yang mengabdikan seluruh hidupnya melayani Allah. Sebagaimana firman Allah Swt,

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS Az-Zariyat: 56).

720 Jam Pengalaman Spiritual Bersama Allah Swt

Bulan Ramadan juga menjadi bulan yang bisa mendekatkan orang-orang beriman kepada Allah. Di sela-sela rangkaian ayat tentang puasa (QS Al-Baqarah ayat 183-187), Allah berfirman,

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka it memenuhi (perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran" (QS Al-Baqarah: 186).

Ayat ini memberi isyarat bahwa puasa adalah cara mendekatkan diri kepada Allah.

Bulan Ramadan juga menghadirkan suasana kerohanian khusus yang dialami banyak orang, suasana khas yang tidak didapatkan di bulan-bulan lainnya. Selama Ramadan, setiap muslim akan merasakan pengalaman spiritual khusus bersama Allah Swt. Pengalaman spiritual ini bisa dalam bentuk pemujaan kepada Allah melalui pelaksanaan ritual ibadah seperti salat, puasa, tadarus Al-Quran, zikir, zakat, sedekah dan berbagai amal kebaikan lainnya.

Keistimewaan Ramadan dalam angka (ilustrasi diolah pribadi)
Keistimewaan Ramadan dalam angka (ilustrasi diolah pribadi)

43.200 Menit Pengampunan dari Allah Swt

Menurut etimologi (akar kata) bahasa Arab, Ramadan berarti "membakar". Ia dinamai demikian karena karena ketika terjadi perubahan nama-nama bulan, yang kemudian dikenal dengan nama Hijriah, penduduk Mekkah menamai bulan-bulan sesuai dengan suasana iklim yang mereka alami ketika itu atau tradisi yang mereka lakukan. Penduduk Makkah menamakan Ramadan karena pada bulan ini suhu udara demikian panas dan membara hingga diibaratkan mampu membakar apa saja.

Ketika Allah mewajibkan umat Islam berpuasa di bulan Ramadan, hakikatnya pada bulan ini dosa-dosa manusia habis terbakar, buah dari keimanan, ketakwaan dan amal salehnya.

"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan karena keimanannya dan karena mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya diampuni" (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

2.592.000 Detik Kebahagiaan

Jiwa setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk menuruti syahwat (hawa nafsu). Dengan beragam cara jiwa kita mengarahkan kita agar berbuat seperti halnya binatang buas yang tak pernah puas. Itu sebabnya Rasulullah Saw bersabda, jihad atau peperangan terbesar bagi setiap muslim adalah memerangi hawa nafsu.

Kata shaum yang diterjemahkan menjadi puasa memiliki makna menahan diri (dari hawa nafsu). Hakikatnya, puasa adalah menahan diri dari segala hawa nafsu seperti makan, minum, berhubungan intim dan hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya imemiliki kepuasan jiwa atau kebahagiaan manakala dirinya mampu menyerahkan diri hanya kepada Allah, tidak kepada hawa nafsu yang rendah.

"Setiap orang berpuasa selalu mendapat dua kebahagiaan, yaitu tatkala berbuka puasa dan saat bertemu dengan Tuhannya" (HR Bukhari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun