Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Terjadinya Bencana dalam Kacamata Takdir Tuhan

18 Januari 2021   20:23 Diperbarui: 18 Januari 2021   20:46 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Marinir membantu proses evakuasi dalam bencana banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Antara Foto melalui Bisnis.com)

Dari kisah tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa takdir Allah atas suatu peristiwa tidak hanya satu pilihan mutlak. Sebagai makhluk yang diciptakan lengkap dengan akal pikiran, Allah memberi kita pilihan atas takdir yang sudah ditetapkanNya.

Berjangkitnya wabah penyakit merupakan takdir Allah. Keputusan khalifah Umar yang memilih menghindar sehingga terbebas dari wabah penyakit tha'un juga merupakan takdir. Seandainya khalifah Umar meneruskan perjalanan ke Syam, hingga mengakibatkan mereka terjangkit penyakit yang sedang mewabah, itu juga takdir.

Jadi, ada takdir baik dan takdir buruk. Namun, penting untuk diingat Allah memberi akal pikiran bagi kita untuk memilih, mana takdir yang lebih baik bagi diri kita.

Sebagai umat Islam, kita percaya sepenuhnya kepada takdir. Hanya saja, untuk memahami bagaimana takdir Allah "bekerja", seringkali kita keliru dalam menafsirkan maknanya.

Secara harfiah, takdir menurut bahasa Al Quran berasar dari kata qadr, yang berarti "kadar" atau "ukuran" atau "batasan".

"Dia Yang menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan atasnya takdir (ketetapan) yang sesempurna-sempurnanya (QS. 25: 2).

"Dan tidak sesuatu pun kecuali ada di sisi Kami khazanah (sumber)-nya dan Kami tidak menurunkannya kecuali dengan kadar (ukuran) tertentu" (QS. 15:2).

Takdir Allah adalah Jalan dengan Persimpangan Tak Terbatas

Dua ayat di atas hanya sebagian dari banyak ayat lain dalam Al Quran yang mengulang-ulang hakikat takdir. Dari ayat-ayat tentang takdir, bisa kita simpulkan bahwa  segala sesuatu dari yang terbesar sampai yang terkecil memiliki takdir yang sudah ditetapkan Allah.  Takdir Allah bisa diibaratkan jalan dengan persimpangan tak terbatas.

Contoh sederhananya seperti ini: Seorang pengendara motor melaju kencang, menerobos lampu merah. Di persimpangan, dia ditabrak pengendara lain. Ini takdir.

Tapi, pengendara motor tersebut bisa menghindar dari takdir kecelakaan dan memilih takdir selamat. Yakni dengan cara hati-hati saat berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas.  

Kemungkinan pilihan takdir ini tidak terbatas. Bisa saja si pengendara motor tersebut mematuhi peraturan dengan berhenti di lampu lalu lintas. Namun karena terburu-buru, satu detik sebelum lampu hijau menyala, pengendara motor ini memacu motornya dengan kencang hingga akhirnya tertabrak/menabrak. Jeda waktu 1 detik ini adalah pilihan takdir.

Manusia Bisa Memilih Takdir Selamat Dari Bencana Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun