Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguak Mitos dan Fakta Munculnya Lintang Kemukus

12 Oktober 2020   21:57 Diperbarui: 12 Oktober 2020   22:01 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanda terakhir inilah yang kemudian dihubungkan masyarakat dengan penampakan cahaya merah di langit Tuban dan Tulungagung yang dianggap sebagai kemunculan lintang kemukus.

Penampakan Komet dan Musibah yang "menyertainya"

Dalam sejarahnya, ada beberapa penampakan komet yang kemudian dihubungkan masyarakat Jawa dengan peristiwa bencana atau peperangan yang terjadi di Indonesia. Misalnya saat komet Halley melintas dan dapat dilihat oleh hampir seluruh penduduk dunia pada 1910. Oleh masyarakat Jawa, munculnya komet Halley ini kemudian dihubungkan dengan wabah pes yang merenggut ratusan ribu jiwa pada tahun yang sama.

Ada pula penampakan komet Ikeya-Seki yang besarnya menyerupai bulan dengan ekor sangat panjang. Komet yang pertama kali diidentifikasi pada pertengahan September 1965 dan pecahannya terlihat oleh mata telanjang pada akhir Oktober 1965 ini kemudian dihubungkan dengan terjadinya kerusuhan pasca gagalnya pemberontakan G30S/PKI.

Terbaru, masyarakat Yogyakarta dihebohkan dengan kemunculan lintang kemukus di langit tepat di atas Kali Code pada 20 April 2020. Banyak yang bertanya-tanya bencana apa yang akan datang di Indonesia, hingga kemudian tak sedikit yang mengaitkannya dengan pandemi Covid-19 di negeri ini.

Munculnya Lintang Kemukus Juga Dimaknai Datangnya Zaman Keemasan

Munculnya lintang kemukus tidak selamanya dikaitkan dengan pertanda datangnya musibah. Dalam ramalan Jangka Jaya Baya, lintang kemukus menjadi sinyal hadirnya zaman emas. Zaman yang membuat orang-orang bahagia.

Bunyi Jangka Jaya Baya itu adalah: "Sadurunge ana tetenger lintang kemukus, saka arah kidul wetan, lawase pitung wengi, parak esuk bener ilange, bethara Surya jumedhul bebarengan zaman sengsara am-mungkur prihatine, iku tandhane Bathara Indra tumurun mbebantu titah".


Artinya, sebelumnya ada tanda-tanda gaib berupa lintang kemukus dari arah tenggara, selama tujuh malam, hilang pagi hari ketika sang surya datang, maka kesengsaraan manusia akan berakhir pada waktu Batara Indra datang membantu.

Begitu pula dengan yang terdapat di buku Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu. Jika lintang kemukus muncul di barat tandanya ada penobatan raja. Para pembesar dan orang desa senang. Beras dan padi pun murah. Apa yang ditanam berbuah subur dan cepat menghasilkan. Hujan akan turun deras dan lama. Apapun barang yang dijual-belikan murah harganya, karena memperoleh berkah Tuhan.

Kelemahan Mitos Lintang Kemukus dan Fakta yang Sebenarnya 

Masalah utama dari kepercayaan masyarakat terhadap mitos lintang kemukus adalah interpretasi masyarakat itu sendiri terhadap penampakan benda langit. Planet yang bersinar terang seperti Venus atau Mars, juga beberapa bintang besar seperti Bintang Sirius sering dianggap sebagai lintang kemukus. Bahkan tak jarang benda langit buatan manusia seperti satelit yang sedang mengorbit juga disalahartikan sebagai lintang kemukus.

Padahal, gambaran lintang kemukus dari orang-orang terdahulu seperti Aristoteles atau Prabu Jaya Baya adalah gambaran dari wujud nyata bintang berekor yang bisa dilihat mata telanjang, bukan benda langit teleskopis atau benda-benda buatan manusia yang disengaja atau tidak sedang melintas di langit. Artinya, lintang kemukus yang dimaksud adalah penampakan komet yang benar-benar terpampang nyata oleh mata.

Ketika jaman sudah bertambah modern, benda-benda yang melintas di langit malam dan dilihat mata telanjang bisa bermacam-macam wujud aslinya. Alih-alih lintang kemukus, bisa jadi cahaya merah yang melintas tegak lurus itu roket peluncur satelit Space X misalnya, atau jangan-jangan malah kembang api besar. Apalagi bila arah lintasannya vertikal dan ujung ekornya terlihat datang dari permukaan bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun