Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

#ErickOut, Salah Erick Thohir atau Jokowi yang Selalu Benar?

6 Juli 2020   10:47 Diperbarui: 6 Juli 2020   10:55 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sangat naif bila menganggap setiap kebijakan yang dibuat Erick Thohir tidak diketahui presiden Jokowi (foto: Antara Foto/Wahyu Putro A)

"Namun Erick Thohir sangat tidak krideble yang pertama membawa masuk lagi unsur TNI aktif, misal, Marsekal Madya Andi Fahrul di Komisaris PT Bukit Asam dan Laksamana Madya Ahmad Jamludin di Pelindo 1. Padahal UU No 34/2004 tentang TNI melarang perwira aktif," tandas Andrianto.

Selain dua nama tersebut, Andrianto juga menyebut Komjen Bambang Sunarwibowo yang menduduki jabatan di PT. Aneka Tambang, Komjen Carlo Brix Tewu di PT. Bukit Asam dan Irjen Arman Depari jadi Komisaris Pelindo 1.

Andrianto juga menyoroti elit partai yang menduduki jabatan di BUMN. Misalnya, dia menyebut politisi PDI-Perjuangan Dwi Ria Latifa mendiduki jabatan Komisaris BRI, politisi Golkar Rizal Malarangeng menjabat komisaris PT Telkom dan politisi NasDem Irma Suryani Chaniago yang menduduki jabatan komisaris di Pelindo II.

"Lalu ada pula Keluarga Pejabat yakni Ahmad Mulia Tarigan jadi Komisaris Pelindo 1, tiada lain suami dari Sri Wahyuni yang adik kandung Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ada pula adik kandung Wamendes Budi Arie yakni Chandra Arie Setiawan di Komisaris PT Telkom," papar Andrianto.

Banyaknya nepotisme di BUMN sejak Erick Thohir menjadi menterinya seolah membuat BUMN hanya dijadikan sapi perah untuk menambah penghasilan pribadi.

"Akhirnya BUMN jadi bentuk Neo bancakan yang brutal dan lebih parah dari era Orba," tukas Andrianto.

Erick Out, Ahok In?

Selain menyoroti nepotisme di BUMN, netizen juga menganggap Erick Thohir sedang melakukan langkah kuda dengan membangun basis pendukung untuk kepentingannya mencalonkan diri sebagai presiden di ajang pilpres 2024 nanti. Dengan mengangkat mereka, Erick Thohir berharap hutang budi ini akan dibayar lunas saat perhelatan pilpres 2024 sudah di depan mata.

Kuatnya desakan netizen yang didominasi pendukung Jokowi agar presiden segera mengevaluasi dan mencopot Erick Thohir menyisakan satu pertanyaan: Apakah langkah Erick Thohir ini tidak diketahui dan disetujui presiden?

Pertanyaan yang wajar bukan? Karena seperti yang ditegaskan oleh presiden Jokowi sendiri jauh-jauh hari sebelumnya, tidak ada visi dan misi menteri, yang ada adalah visi dan misi presiden dan wakil presiden.

Berdasarkan penegasan presiden tersebut, alangkah naifnya bila presiden tidak tahu dan tidak merestui keputusan Erick Thohir mengangkat sejumlah perwira tinggi TNI yang masih aktif, serta kerabat dan politisi pendukung pemerintah di beberapa BUMN. Sangat naif pula apabila netizen khususnya pendukung Jokowi menutup mata terhadap fakta tersebut.

Lagipula, agak lucu juga kalau kita mengingat kembali betapa Erick Thohir pernah dipuji publik saat mengangkat Ahok sebagai komisaris di Pertamina. Waktu itu, tidak ada yang keberatan apalagi bersuara sumbang perihal nepotisme. Sekarang ketika dia mengangkat politisi dan kerabat pejabat pemerintah di pos-pos BUMN, suara yang mendesak Erick Thohir dicopot nyaring terdengar.

Maka, tidak salah apabila ada anggapan kuatnya desakan agar #ErickOut diiringi harapan supaya presiden Jokowi mengangkat Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok menggantikan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Erick Out, Ahok In.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun