Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Fakta dan Mitos di Balik Popularitas Aplikasi FaceApp

19 Juli 2019   10:00 Diperbarui: 19 Juli 2019   15:41 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Faceapp.com

Setiap kali kita berbagi data pribadi atau foto dengan suatu aplikasi, selalu ada pertanyaan tentang seberapa besar privasi yang harus kita korbankan. Setiap kali kita mengunduh, memasang dan menggunakan aplikasi, mereka selalu meminta ijin untuk mengakses data pribadi penggunanya. 

Setiap aplikasi selalu meminta penggunanya untuk berbagi informasi dengan pihak ketiga sebagai imbalan atas layanan atau fitur mereka yang menarik. Fakta ini tak hanya berlaku bagi FaceApp saja, tapi untuk semua aplikasi yang pernah kita gunakan.

Bahkan sebagian besar aplikasi mainstream secara rutin mengumpulkan data pengguna. Facebook, Instagram, Twitter, bahkan Google punya perpustakaan lengkap tentang data pribadi setiap pengguna. Mulai dari informasi yang paling sensitif hingga galeri foto pengguna.

Yang dipermasalahkan adalah, apakah aplikasi itu membagikan data kita pada pihak ketiga tanpa ijin? Apakah data pribadi pengguna itu terjamin keamanannya dan tidak akan disalahgunakan?

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Facebook sangat terpukul dengan skandal Cambridge Analytica. Google juga pernah kelimpungan karena data pengguna Google Plus bocor, hingga hal ini mereka jadikan salah satu kambing hitam untuk mengubur layanan media sosial ini.

Beberapa waktu lalu media sosial ramai dengan tren "10 Years Challenge". Jutaan pengguna media sosial menjawab tantangan ini dengan mengunggah foto pribadi mereka, dari 10 tahun yang lalu hingga yang terbaru.

Banyak yang mengatakan event 10 Years Challenge itu hanya strategi pihak tertentu untuk menambang data wajah pengguna. Foto yang diunggah pengguna media sosial itu konon bisa digunakan sebagai data teknologi pengenalan wajah (Face Recognition) yang saat ini banyak dikembangkan perusahaan raksasa teknologi.

Intinya, semua aplikasi bisa menambang data pribadi kita. Bahkan tanpa disadari, kita sendiri yang sering memberi ijin mereka untuk menambang data pribadi kita. Pengguna Facebook sendiri sering mengunggah hasil kuis kepribadian dan layanan serupa. 

Padahal, kuis-kuis semacam ini mengumpulkan informasi penggunanya sebagai ladang bisnis. Penambangan data pribadi ini tentu saja membuka peluang bagi orang lain untuk melanggar perjanjian keamanan data seperti yang dialami Facebook dalam skandal Cambridge Analytica.

Bagaimana dengan FaceApp? Benarkah aplikasi ini menambang data pengguna dengan menyimpan foto wajah dan memberikannya pada pihak ketiga?

Cara FaceApp "Menambang Data Foto" Penggunanya.

Tidak persis seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun