Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

6 Cara Memberi Judul yang Klik Banget bagi Psikologi Pembaca

15 Maret 2019   14:22 Diperbarui: 17 Maret 2019   19:16 3751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: unsplash.com/@johnschno

8 dari 10 orang akan membaca judul artikel kita, tetapi hanya 2 dari 10 orang yang akan membaca sisa tulisannya - Copyblogger

Saya sering mendapati artikel yang dimuat di blog bersama (seperti Kompasiana) atau di berbagai situs lain hanya mendapat sedikit pembaca. Padahal isinya berkualitas dan sangat layak untuk dibaca.

Di satu sisi, banyak artikel yang isinya biasa saja, bahkan kalau boleh saya kategorikan termasuk artikel sampah/junk article (termasuk di antaranya fake news/hoaks), tapi memperoleh banyak kunjungan. Banyak yang me-like atau membagikannya.

Mengapa bisa begitu?

Jawabannya terletak pada judul yang diberikan.

Seperti apa seharusnya judul artikel yang baik itu? Bagaimana supaya 8 dari 10 orang setelah membaca judul juga tertarik membaca isi artikelnya?

Menurut Fairyblogmother, ada 7 kriteria penting dari sebuah judul artikel yang baik:

sumber infografis: dokumentasi Himam Miladi
sumber infografis: dokumentasi Himam Miladi

Fenomena judul"Clickbait".

Ketika internet tumbuh sebagai sumber berita, hal ini juga melahirkan dinamika baru dalam dunia media online, terutama dalam pemberian judul artikelnya. Lahirlah apa yang dinamakan Clickbait Media.

Menurut Merriam-Webster (Britannica Digital Learning Unabridge), "clickbait" didefinisikan sebagai:

"sesuatu (seperti judul) yang dirancang untuk membuat pembaca ingin mengklik hyperlink terutama ketika tautan mengarah ke konten yang meragukan nilai atau minat".

Virus clickbait dengan cepat menyebar dan bisa dikatakan menjadi pondasi dalam menggaet pembaca. Melalui judul yang clickbait, media online benar-benar mengerti bagaimana cara mempermainkan aspek psikologis para pembaca era digital ini. Yaitu ketika jari tangan bergerak lebih cepat daripada otak.

Ketika ada teman yang mengeposkan berita di halaman media sosialnya, orang sering tak perlu melihat siapa penerbitnya. Ketika melihat sebuah artikel tertentu yang memiliki ribuan "Like", seringkali orang menyimpulkan bahwa artikel itu layak dibaca.

Bagi kebanyakan konsumen berita/artikel online, viralitas dan kepercayaan serta kualitas isi artikel dapat dipertukarkan. Karena itu, judul artikel yang mengandung kata-kata seperti "Viral; Terciduk; Heboh;Terkuak; Begini; Ini Dia; dan lain sebagainya kian akrab terbaca dan membuat gatal mata serta telinga pembaca.

Tapi, tanpa harus menggunakan kata-kata yang membuat gatal mata dan telinga tersebut, kita sebenarnya bisa memberi judul pada artikel secara elegan. Judul yang tetap menarik perhatian pembaca, yang "click" banget tanpa harus menjadi "clickbait".

Harap dibedakan antara judul yang "click" dengan judul yang "clickbait". Judul yang "click" berarti judul tersebut menarik perhatian pembaca dan masih memiliki relevansi penuh dengan isi artikelnya.

Sementara judul yang "clickbait" hanya bertujuan untuk menarik perhatian pembaca saja. Namun, isinya meragukan atau tidak ada jaminan isi artikel sesuai/sama dengan judul yang ditawarkan. Ibaratnya, pembaca tertarik dengan kotak yang indah, tapi isi di dalam kotak ternyata berbeda, atau bisa saja malah zonk!

Bagaimana caranya membuat judul yang "click" banget itu?

Masih sama, dengan mempermainkan psikologi pembaca. Namun bukan psikologi jari yang bergerak lebih cepat daripada otak. Dengan 6 tips ini, kita masih bisa memberi judul pada artikel.

1. Judul yang memancing Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu adalah sifat dasar manusia. Dari sifat dasar ini, ada fenomena psikologis yang dapat kita gunakan untuk memberi judul tulisan yang secara efektif bisa menarik perhatian pembaca. Fenomena yang disebut celah keingintahuan, yaitu kesenjangan antara sesuatu yang (sudah) diketahui seseorang dan sesuatu yang ingin ia ketahui.

Keingintahuan seseorang mudah dipancing dengan memberikan sedikit informasi. Begitu seseorang tahu sedikit, mereka cenderung akan mencari tahu lebih banyak dan mengisi celah informasi yang hilang sehingga mereka bisa merasa lebih baik.

Berilah judul artikel yang memuat beberapa informasi menari, tapi tidak lengkap. Cukup memberi tahu pembaca untuk memicu rasa ingin tahu mereka, namun tidak sebanyak yang diberikan pada bagian inti artikelnya.

Judul yang memanfaatkan rasa celah keingintahuan ini bisa kita bagi lagi menjadi dua:

a. Judul dengan unsur kejutan

Unsur kejutan dalam sebuah tajuk berita bisa menarik perhatian pembaca karena otak manusia menyukai hal-hal baru. Dibandingkan sesuatu yang diharapkan, hal-hal yang tidak terduga dapat "menghidupkan" pusat rasa senang di otak kita. Kejutan terbukti jauh lebih merangsang dan menarik perhatian kita lebih cepat daripada hal-hal yang kita ketahui dengan baik (akan terjadi). Ibaratnya, seorang anak yang mendapat hadiah kejutan jauh lebih senang daripada dia sudah tahu sebelumnya bahwa dia akan mendapat hadiah.

Seperti  kalimat judul: 

"Tenang, BPJS Kesehatan Masih Gratis Kok!" 

Unsur kejutannya terletak pada jawaban yang kita sajikan dalam artikel untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca (Ternyata yang gratis itu BPJS Kesehatan untuk peserta PBI). Bandingkan apabila kita menulis judulnya seperti ini: 

"BPJS Kesehatan masih gratis untuk peserta PBI".

Dua artikel tersebut menyajikan informasi yang sama. Tapi, judul yang pertama memberi lebih sedikit informasi dan menyimpan kejutannya di bagian inti artikel. Sementara judul yang kedua sudah mengumbar informasi utama yang hendak disampaikan.

b. Judul dengan Pertanyaan

Memberi judul berupa pertanyaan adalah influencer otak yang kuat. Pembaca seolah merasa terwakili rasa ingin tahu mereka melalui pertanyaan yang kita sampaikan pada tajuk berita.

Dibandingkan judul yang sudah memberi tahu apa yang akan pembaca dapatkan selanjutnya dalam artikel, rasa ingin tahu mereka bisa jadi sudah berakhir sebelum dimulai. Pertanyaan terbaik adalah tentang sesuatu yang dapat dihubungkan atau ingin diketahui oleh pembaca.

Contoh kalimat judul:

"Mengapa Prabowo Memakai Sarung Tangan Saat menjabat tangan pendukungnya?"

Judul seperti ini cenderung lebih memikat perhatian pembaca dibandingkan judul misalnya: 

"Pakai Sarung Tangan saat menjabat pendukungnya, begini penjelasan BPN". 

Sama-sama mengandung informasi yang tersembunyi, tapi judul berupa pertanyaan lebih mewakili rasa ingin tahu pembaca.

Beberapa jenis prefiks pertanyaan lain yang sering digunakan diantaranya:

Benarkah.....?

Apa sebab....?

2. Judul dengan Angka

Judul dengan angka di depan selalu menjadi favorit banyak penulis artikel. Alasan pertama angka efektif untuk menarik perhatian pembaca adalah bahwa orang menyukai prediktabilitas dan tidak suka ketidakpastian. Selain itu, judul dengan angka juga menjanjikan substansi artikel adalah sesuatu yang pasti.

Contohnya kalimat judul: 

"7 Tips Memberi Judul Artikel yang "click" banget". 

Judul ini memberi kepastian bahwa memang ada 7 Tips Memberi Judul Artikel yang 'click' banget dengan satu atau dua tipsnya mungkin layak untuk diterapkan.

Bandingkan apabila artikelnya berjudul:

"Tips Memberi Judul Artikel yang 'click' banget". 

Tanpa angka di depan, pembaca mungkin saja akan ragu apakah memang ada tips di dalam isi artikelnya, atau cuma omong kosong kata-kata saja.

Angka juga dapat mempermudah dan mempercepat membaca. Orang cenderung lebih suka langsung pada tujuan, langsung mencari apa relevansi dan inti dari tulisan.

Menggunakan angka sebagai judul berarti kita harus mengorganisir artikel dalam struktur yang jelas. Otak kita tertarik pada angka karena mereka secara otomatis mengatur informasi ke dalam urutan logis. Membaca artikel dengan angka memungkinkan kita membaca baris pertama dari setiap entri bernomor untuk memeriksa relevansi judul dengan artikel tanpa harus membaca semuanya.

Catatan penting: Angka lebih baik daripada kata. Jadi, 7 lebih baik daripada Tujuh. Jumlah kecil lebih mudah dicerna daripada yang besar dan angka ganjil seringkali dipandang lebih otentik daripada angka genap.

3. Judul dengan unsur Negatif

Superlatif (bentuk kata sifat untuk membandingkan) positif seperti "terbaik," "terbesar," dan "terbesar" bisa efektif digunakan dalam tajuk berita untuk menarik perhatian. Tetapi kadang-kadang superlatif negatif seperti "terburuk" bisa lebih kuat. Mungkin, ini karena kata-kata yang negatif lebih tidak terduga dibandingkan dengan kata positif dan, karenanya, menyebabkan kejutan bagi pembaca.

Selain itu, kata-kata negatif juga sangat kuat menarik perhatian karena memanfaatkan rasa tidak aman orang. Menggunakan kata-kata seperti "jangan," "berhenti," dan "hindari" sering berhasil dengan baik karena semua orang ingin tahu apakah ada sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan.

Contoh kalimat judul:

Jangan lakukan ini jika hendak....

Hindari hal ini saat kamu....

Negara dengan kecepatan internet terburuk...

4. Judul yang memberi Petunjuk

Maksud dari judul berupa petunjuk ini diwakili oleh pertanyaan "Bagaimana caranya". Banyak praktisi penulis bidang periklanan yang mengatakan jika judul artikel dimulai dengan "bagaimana caranya," itu efektif untuk menarik perhatian pembaca.. Mungkin, ini terkait naluri semua orang untuk menjadi lebih pintar.

Semua orang seolah ingin menguasai dunia mereka. Itu sebabnya mereka mencari "rahasia, tips, aturan, resep, petunjuk, hukum, hingga sistem yang menjanjikan untuk memberikan ketertiban dan membuat hal-hal yang lebih masuk akal.

Contoh:

"Bagaimana caranya mendownload film di YouTube....

"Bagaimana Cara mengajukan klaim Jaminan Hari Tua..."

5. Judul yang Melibatkan Pembaca

Misalnya judul "5 Langkah Supaya Karirmu Cepat Melesat", atau "Akhirnya: Kamu sekarang bisa Traveling ke Raja Ampat dengan Biaya Murah".

Menggunakan sudut pandang pertama dengan memakai kata "Kamu" bisa membuat pembaca merasa dikenal dan akrab. Konstruksi judul seperti ini menarik perhatian karena otak kita cenderung fokus dan senang pada penyelesaian masalah. Mencari solusi untuk masalah secara aktif adalah bagian dari naluri bertahan hidup kita. Itu sebabnya ketika pembaca berada dalam target audiens yang tepat seperti judul di atas, mereka akan berpikir, "Tulisan ini untuk saya!"; "Sepertinya ini bermanfaat bagiku!"

6. Judul dengan informasi spesifik

Fakta konkret yang terukur biasanya cepat menarik perhatian. Maksudnya, sepotong informasi khusus aau spesifik yang diletakkan pada judul bisa menambah legitimasi penulis karena menunjukkan artikelnya ditulis sangat mendalam.

Contohnya kalimat judul: 

5 Rumor Google Foldable Smartphone: Dari Sensor Biometric hingga OS Android 9.

Judul seperti ini jauh lebih menarik dan atraktif dibandingkan dengan yang memakai kalimat biasa saja seperti:

"Menilik Rumor dari Google Foldable Smartphone". 

Informasi spesifik tersebut dinilai memberikan kejelasan dan jaminan kepada pembaca tentang apa yang akan mereka bahas jika mereka mengklik tautan artikelnya.

***

Seperti yang pernah saya ulas dalam artikel Membuat Esai yang Menarik untuk Dibaca, judul artikel termasuk dalam 3 elemen yang membuat sebuah tulisan bisa menarik perhatian pembaca dengan cepat. Satu elemen lainnya adalah Keterbacaan Artikel.

Perlu diingat, 8 Tips memberi judul di atas bukan berarti formula baku. Satu atau dua tips mungkin cocok untuk kamu gunakan. Karena menulis itu proses kreatif, maka buatlah judul sekreatif mungkin.

Jika kamu menulis di blog yang berorientasi SEO, mungkin tips ini terbentur pada aturan kata kunci, seperti kata kunci harus ada di judul atau di awal judul. 

Yang lebih bagus, menulislah di Kompasiana. Di platform blog bersama ini, kamu bisa bereksperimen pada artikelmu dengan memberi judul yang beraneka warna. Tak perlu khawatir dengan SEO, atau khawatir tidak ada yang membaca. Kompasiana sudah menyediakannya buatmu.

Selamat menulis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun