Tapi menakutkannya bukan karena sulit untuk dikerjakan. Menulis esai akademik itu menakutkan karena kamu harus siap mempertaruhkan keyakinanmu pada topik yang sudah kamu pilih.
Misalnya kamu memilih tema "Pengaruh proses penyangraian biji kopi terhadap kadar kafein pada kopi Robusta Lampung". Hipotesamu menyatakan proses penyangraian biji kopi itu memiliki pengaruh pada kadar kafein. Tapi kamu belum tahu seberapa besar pengaruh itu, atau apakah memang benar ada pengaruhnya.
Saat mengerjakan esai akademiknya, kamu mempertaruhkan keyakinanmu tersebut. Karena itu, kamu juga harus berani menanggung risiko mengetahui analisamu salah. Kamu berisiko dikoreksi besar-besaran. Kamu menanggung risiko harus mengganti tema. Dan yang mungkin paling menakutkan adalah, kamu berisiko....harus belajar lagi!
Tapi risiko-risiko itu layak kamu tanggung jika kamu melihat bagaimana hasil akhir yang bisa kamu peroleh. Esai akademik tuntas, dan terlebih lagi kamu paham betul seperti apa isi dari esai yang kamu kerjakan tersebut. Kamu sukses mencapai puncak gunung, dan puas pula menikmati setiap pemandangan indah yang terhampar di sepanjang jalur pendakian.
Segala macam panduan dan teknis penulisan esai akademik seakan menjadi tidak berarti jika kamu tidak memiliki dua sikap mental tersebut. Jadi, sebelum kamu menceburkan diri ke dunia ilmiah, pastikan bahwa kamu sudah berani dan siap untuk mengeksplorasi setiap pemandangan indahnya.