Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Indonesia Berstatus Darurat Sampah, Benarkah?

24 Januari 2017   15:20 Diperbarui: 25 Januari 2017   14:02 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia darurat sampah. Source: Indonesia Bebas Sampah 2020

Berada di posisi kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, tentunya ini bukan sebuah prestasi melainkan peringatan besar terhadap permasalahan sampah di Indonesia. Permasalahan sampah menjadi tidak terhindari melihat total penduduk sebanyak 237 juta. Bayangkan berapa banyak total sampah yang akan dihasilkan apabila masing-masing dari kita menghasilnya sampah sebanyak 130.000 ton/hari. 

Penting untuk kita menyadari bahwa sampah menjadi masalah kita semua, berikut beberapa fakta yang membuat Indonesia memiliki status darurat sampah:

1. Taman Nasional dan Pegunungan dipenuhi Sampah

Status darurat sampah ini juga bisa kita dilihat dari survey Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap 8 taman nasional dan gunung di indonesia. Dalam waktu 2 minggu di bulan April tahun 2015, ada sekitar 435 ton sampah pengunjung ditemukan. Peringkat pertama sampah terbanyak rupanya ada di Gunung Rinjani sebagai favorit destinasi pendaki. Melihat banyaknya sampah yang saat ini menyebar di area tersebut, kini para pendaki diharuskan untuk mendata logistik mereka sebelum naik. Apabila jumlah bungkus logistik para pendaki tidak sesuai sebelum dan sesudah pendakian. Maka pendaki diharuskan membayar denda atau bersih-bersih sekitar lereng gunung. 

2. Indonesia menjadi negara kedua dunia penghasil sampah plastik

dokpri
dokpri
Taukah kalian bahwa sampah plastik menjadi salah satu sumber pencemaran laut di indonesia. Kini diperkirakan 46 ribu sampah plastik mengapung disetiap mil persegi samudera. Status darurat ini juga bisa dilihat dari kedalaman sampah plastik di Samudera Pasifik yang sudah mencapai 100 meter dari permukaan laut. Padahal kita mengetahui plastik itu terbuat dari bahan yang sulit terurai, dibutuhkan sekitar 450-1000 tahun untuk terurai di lautan. Pastinya sampah-sampah plastik ini berdampak besar terhadap kelangsungan organisme laut, banyak ikan terjerat atau bahkan menelan sampah plastik ini. 

3.  Makanan jadi penyumbang sampah terbanyak di Jakarta

Seperti yang dijelaskan pada grafik diatas, sampah makanan menjadi masalah dunia. Apabila 1/4 sisa sampah makanan ini bisa diselamatkan, setidaknya bisa memberi makan 870 juta orang kelaparan di dunia. Sayangnya 0,5kg sampah makanan dari kita terbuang begitu saja. Menurut Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 7500 ton sampah perhari di angkut dengan truk pengangkut sampah. Pertahun total sampah mencapai 2,7 juta ton, 54% dari total tersebut adalah sampah makanan.

4. Bencana Ledakan TPA terbesar kedua pernah terjadi di Indonesia. 
Masih ingat dengan tragedi ledakan TPA Lewigajah, Bandung Indonesia pada 21 Februari 2005. Peristiwa ini rupanya menjadi peristiwa ledakan TPA terbesar kedua dengan menewaskan 143 jiwa dan 137 rumah tertimbun, ini sama saja dengan dua desa hilang. Ledakan ini terjadi karena sampah menumpuk dan gas metana terjebak dan mengumpul karena tidak memiliki ventilasi. Akibat dari timbunan gas metana ini menimbulkan ledakan yang disertai pijar api. Ledakan besar pertama terjadi di TPA Payats, Quezon City, Filipina pada 10 Juli 2000, 200 orang tewas dan ratusan orang masih hilang sampai saat ini. 

5. Sampah juga menjadi penyebab utama banjir di Indonesia 

Banya warga yang tinggal di bantaran membuang sampah langsung di aliran Sungai atau Kali. Tentunya kebiasaan ini adalah salah karena sampah-sampah yang mereka buang akan menumpuk dan menyumbat saluran. Semakin besar jumlah sampah yang bertumpuk akan membuat debit air meningkat terutama saat musim hujan dan meluap pada akhirnya menjadi banjir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun